Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Urutan 11 Tembang Macapat, Bermakna Perjalanan Hidup Manusia: Maskumambang hingga Pucung

Urutan 11 tembang Macapat yang memiliki makna perjalanan hidup seorang manusia. Macapat pertama adalah Maskumambang, dan yang terakhir adalah Pucung.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Urutan 11 Tembang Macapat, Bermakna Perjalanan Hidup Manusia: Maskumambang hingga Pucung
Grafis Tribunnews.com
Urutan 11 tembang Macapat yang memiliki makna perjalanan hidup seorang manusia. Dari Maskumambang hingga Pucung. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut urutan 11 tembang Macapat yang memiliki makna perjalanan hidup seorang manusia.

Dikutip dari buku Macapat: Tembang Jawa, Indah, dan Kaya Makna yang ditulis Zahra Haidar (2018), tembang Macapat adalah karya sastra Jawa yang berbentuk puisi tradisional yang merupakan karya leluhur warisan budaya bangsa Indonesia.

Selain di Jawa, tembang sejenis Macapat juga ditemukan di daerah lain di Indonesia seperti di Bali dan di Sunda.

Tembang Macapat Maskumbang menceritakan tahap pertama dalam perjalanan hidup manusia, sementara tembang Pucung adalah yang terakhir.

Urutan 11 Tembang Macapat, urutan perjalanan hidup seseorang :

1. Maskumambang
2. Mijil
3. Sinom
4. Kinanti
5. Asmarandana
6. Gambuh
7. Dhandhanggula
8. Durma
9. Pangkur
10. Megatruh
11. Pucung

Baca juga: 11 Jenis Tembang Macapat Lengkap dengan Guru Gatra, Guru Lagu, dan Guru Wilangan

Penjelasan Makna Perjalanan Hidup di 11 Tembang Macapat

Berita Rekomendasi

1, Maskumambang

Masih dari buku Macapat: Tembang Jawa, Indah, dan Kaya Makna, dalam bahasa Indonesia, Maskumambang bermakna emas terapung.

Maskumambang melambangkan anak yang masih dalam kandungan.

Saat ruh ditiupkan dalam rahim seorang ibu. Hal itu menunjukkan bahwa manusia sebenarnya tidak berdaya sehingga harus senantiasa berserah diri pada Tuhan Sang Maha Pencipta.

2. Mijil

Mijil berasal dari kata bahasa Jawa wijil, yang bermakna ‘keluar’.

Tembang mijil memiliki makna saat anak manusia terlahir ke dunia dari rahim ibunya.

Pada saat itu anak tidak berdaya dan membutuhkan pelindungan serta kasih sayang dari orangtua.

Itulah sebabnya manusia harus bertakwa kepada Tuhan dan berbakti kepada orangtua

3. Sinom

Sinom berarti daun yang muda.

Sinom juga berarti isih enom (masih muda).

Tembang macapat Sinom melukiskan masa muda, masa yang indah, serta masa penuh dengan harapan dan angan-angan.

4. Kinanti

Kinanti berasal dari kata kanthi atau tuntun ‘bimbing’ yang berarti bahwa kita membutuhkan tuntunan atau bimbingan.

Tembang Kinanti mengisahkan kehidupan seorang anak yang membutuhkan tuntunan untuk menuju jalan yang benar.

Tuntunan itu dapat berupa norma agama, adat istiadat, serta bimbingan dari guru dan orangtua agar dapat meraih kebahagiaan dan keselamatan dalam kehidupannya.

5. Asmarandana

Tembang asmarandana berasal dari kata asmara ‘asmara’ dan dahana ‘api’ yang berarti ‘api asmara’ atau ‘cinta kasih’.

Tembang ini mengisahkan perjalanan hidup manusia yang berada pada tahap memadu cinta kasih dengan pasangan hidupnya.

Selain itu, juga dikisahkan cinta pada alam semesta dan cinta kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

6. Gambuh

Gambuh memiliki arti cocok atau jodoh.

Karena kecocokan itulah dua insan akan mengarungi hidup seiring sejalan.

Tembang Gambuh ini menceritakan seseorang yang telah bertemu pasangan hidupnya, menjalin ikatan pernikahan.

Tembang gambuh menggambarkan keselarasan dan sikap bijaksana.

7. Dhandhanggula

Kata dhandhanggula berasal dari kata ‘dhangdhang' yang berarti berharap atau mengharapkan.

Ada pula yang mengatakan berasal dari kata gegadhangan yang berarti cita-cita, angan-angan, atau harapan.

Kata gula menggambarkan rasa manis, indah, atau bahagia.

Dengan demikian, tembang macapat dhandhanggula memiliki makna ‘berharap sesuatu yang manis’ atau ‘mengharapkan yang indah’.

Angan-angan yang indah biasanya dapat dicapai setelah melalui perjuangan dan pengorbanan.

8. Durma

Tembang macapat Durma biasanya digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat amarah, berontak, dan nafsu untuk berperang.

Tembang ini menunjukkan watak manusia yang sombong, angkuh, serakah, suka mengumbar hawa nafsu, mudah emosi, dan berbuat semena-mena terhadap sesamanya.

Dalam kondisi seperti itu orang tidak lagi memiliki etika atau tata krama.

Dalam istilah Jawa keadaan semacam itu disebut dengan munduring tata karma (durma), berkurangnya atau hilangnya tata krama.

9. Pangkur

Pangkur bisa disamakan dengan kata mungkur yang artinya undur diri.

Tembang Pangkur menggambarkan manusia yang sudah tua dan sudah mulai banyak kemunduran dalam fisiknya.

Badannya mulai lemah dan tidak sekuat pada saat usia muda.

Biasanya pada masa ini orang akan lebih mendekatkan diri kepada Yang Mahakuasa.

10. Megatruh

Kata Megatruh berasal dari kata megat yang artinya pisah, dan ruh ialah nyawa, sehingga megatruh dapat diartikan berpisahnya ruh dari tubuh manusia.

Makna yang terkandung dalam tembang megatruh adalah saat manusia mengalami kematian.

Tembang megatruh berisi nasehat agar setiap orang mempersiapkan diri menuju alam baka yang kekal dan abadi.

11. Pucung

Tembang macapat pucung diibaratkan tahapan terakhir dalam kehidupan manusia, yaitu berada di alam baka.

Kata pucung atau pocong ditafsirkan sebagai orang meninggal yang sudah berada di alam kubur.

Pada saat itu manusia kembali pada Sang Pencipta untuk mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya saat berada di dunia.

Ada pula yang berpendapat pucung berasal dari kudhuping gegodhongan yang artinya kuncupnya dedaunan yang biasanya tampak segar.

Sumber :
Haidar, Zahra. 2018. Macapat: Tembang Jawa Indah dan Kaya Makna. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas