Menteri Nadiem: Karier Apa Pun Butuh Kemampuan Komunikasi, tak Bisa Dites dengan Multiple Choice
Nadiem Makarim menyebut kemampuan siswa untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam sebuah tim menjadi kompetensi yang wajib dimiliki
Penulis: Dodi Esvandi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim menyebut kemampuan siswa untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam sebuah tim menjadi kompetensi yang wajib dimiliki sebagai bekal untuk masa depan.
“Di karier apa pun di masa sekarang dan masa depan, semuanya butuh kompetensi kerja kelompok, menggunakan logika dalam permasalahan, kemampuan komunikasi, dan integritas. Itu hal-hal yang tidak bisa dites dengan persoalan multiple choice. Itulah kenapa asesmen nasional kita ubah menjadi hal yang lebih mendasar,” kata Nadiem Makarim.
Kolaborasi dan kerja sama dalam sebuah tim itu, kata Nadiem, yang menjadi konsep Merdeka Belajar.
Hal itu dikatakan Nadiem Makarim saat berdialog dengan Guru Penggerak, Kepala Sekolah Penggerak, dan Organisasi Penggerak, di SMP Lokon St. Nikolaus, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Jumat (6/1/2023).
Baca juga: Mendikbud Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Bukan Lagi Kebijakan, Tapi Sudah Jadi Gerakan
Nadiem kemudian menjelaskan, dalam semangat Merdeka Belajar, proses pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
Salah satu metode pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berbasis projek (project based learning).
Pembelajaran berbasis projek ini sebagian besar membutuhkan kerja sama dan kerja tim antarsiswa.
Di sisi lain kata Nadiem, dalam implementasi Kurikulum Merdeka, guru ditantang menciptakan projek-projek bagi peserta didik.
Ia menyebut ada sekolah-sekolah yang menganggap konsep projek tersebut aneh sehingga merasa sulit menerapkannya.
Kurikulum Merdeka, kata dia, memberikan kemerdekaan kepada guru dan kepala sekolah untuk menjadi kreator dalam proses pembelajaran.
“Mereka ditantang menciptakan projek-projek berdasarkan tema-tema. Lalu menentukan apa tujuan dan hasil yang diharapkan dari projek, kemudian mengumpulkan peserta didik untuk mencapai tujuan projek. Projek ini paling mengasah kemampuan kolaborasi dan gotong royong,” tuturnya.
Baca juga: Menteri Nadiem Makarim: Platform Teknologi Pendidikan Fokus pada Kebutuhan Guru
Nadiem menyebut kebijakan Merdeka Belajar kini tak lagi hanya sebagai kebijakan atau program dari pemerintah pusat, tapi sudah berubah menjadi sebuah gerakan.
“Banyak Guru Penggerak dan Kepala Sekolah Penggerak bertanya, bagaimana kelanjutan Merdeka Belajar jika nanti saya sudah tidak menjadi menteri? Merdeka Belajar akan lanjut atau tidak, itu ada di tangan Bapak/Ibu. Itu kuncinya," kata Nadiem.
"Kalau Merdeka Belajar sudah jadi gerakan dan dirasakan manfaatnya, bagaimana pun kebijakan kementerian, akan sulit membendung semangat Merdeka Belajar,” ujarnya.