Prinsip Kerja Kereta Maglev, Kereta Terbang Super Cepat
Maglev merupakan kependekan dari magnetically levitated atau kereta terbang. Begini prinsip kerja kereta maglev.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Magnet banyak digunakan dalam berbagai produk teknologi, salah satunya yang paling populer adalah dalam teknologi transportasi, seperti kereta maglev.
Maglev merupakan kependekan dari magnetically levitated atau kereta terbang.
Kereta maglev diterbangkan kurang lebih 10 mm di atas relnya, dikutip dari Buku IPA Kelas 9 SMP Semester 2.
Meskipun rel dan kereta tidak menempel, kereta maglev yang super cepat mampu melaju hingga 650 km/jam, tidak akan terjatuh dan tergelincir.
Hal ini disebabkan kereta maglev menerapkan prinsip gaya tolak menolak magnet serta didorong menggunakan motor induksi.
Kereta maglev telah menjadi alat transportasi massal di beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika, China, dan beberapa negara di Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Inggris.
Di Jepang, kereta yang menggunakan prinsip ini, yaitu kereta Shinkansen yang menghubungkan kota Tokyo, Nagoya, dan Osaka.
Prinsip Kerja Kereta Maglev
Prinsip kerja kereta maglev ini menjadi sebuah soal di mata pelajaran IPA kelas 9 SMP semester 2.
"Jelaskan bagaimana prinsip kerja kereta maglev!"
Berikut adalah penjelasannya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kereta maglev menggunakan prinsip gaya tolak menolak magnet.
Magnet yang digunakan adalah superkonduktor, yang berarti bahwa ketika didinginkan hingga kurang dari 450 derajat Fahrenheit di bawah nol, magnet tersebut dapat menghasilkan medan magnet hingga 10 kali lebih kuat daripada elektromagnet biasa, cukup untuk menahan dan mendorong kereta, dikutip dari energy.gov.
Medan magnet ini berinteraksi dengan lingkaran logam sederhana yang dipasang di dinding beton jalur pemandu Maglev.
Loop terbuat dari bahan konduktif, seperti aluminium, dan ketika medan magnet bergerak melewatinya, itu menciptakan arus listrik yang menghasilkan medan magnet lain.
Tiga jenis loop (putaran) diatur ke dalam jalur pemandu pada interval tertentu untuk menjalankan tiga tugas, yakni:
- Membuat bidang yang membuat kereta melayang sekitar 5 inci di atas jalur pemandu; satu detik membuat kereta stabil secara horizontal.
- Loop menggunakan tolakan magnet untuk menjaga gerbong kereta di tempat yang optimal; semakin jauh dari pusat jalur pemandu atau semakin dekat ke dasar, semakin banyak hambatan magnetis yang mendorongnya kembali ke jalurnya.
- Loop ketiga adalah sistem propulsi yang dijalankan menggunakan daya arus bolak-balik.
Di sini, tarikan magnet dan tolakan digunakan untuk menggerakkan gerbong kereta di sepanjang jalur pemandu.
Desain magnet mengambang ini menciptakan perjalanan yang mulus.
Meskipun kereta dapat menempuh jarak hingga 375 mil per jam, pengendara mengalami lebih sedikit turbulensi daripada kereta roda baja tradisional karena satu-satunya sumber gesekan adalah udara.
(Tribunnews.com, Widya)