Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ciri-ciri Umum Cerita Fantasi: Ada Keajaiban, Menggunakan Berbagai Latar, hingga Bersifat Fiksi

Cerita fantasi merupakan salah satu genre cerita sebagai bagian dari teks narasi yang sangat penting untuk melatih kreativitas, berikut ciri-cirinya.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Sri Juliati
zoom-in Ciri-ciri Umum Cerita Fantasi: Ada Keajaiban, Menggunakan Berbagai Latar, hingga Bersifat Fiksi
Pixabay/Tumisu
Ilustrasi Cerita Fantasi - Inilah penjelasan materi sekolah terkait ciri-ciri umum Cerita Fantasi. Cerita fantasi merupakan salah satu genre cerita sebagai bagian dari teks narasi yang sangat penting untuk melatih kreativitas. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut materi sekolah terkait ciri-ciri umum Cerita Fantasi.

Cerita fantasi merupakan salah satu genre cerita sebagai bagian dari teks narasi yang sangat penting untuk melatih kreativitas.

Di Indonesia terdapat penulis hebat yang menulis berbagai cerita fantasi, di antaranya adalah Ugi Agustono dan Joko Lelono.

Ugi Agustono menulis cerita fantasi berdasarkan pengamatan terhadap komodo dan suasana di pulau Komodo.

Sementara, Joko Lelono juga menulis cerita fantasi dengan nuansa lokal.

Baca juga: Struktur Cerita Fantasi, Mulai dari Orientasi, Komplikasi hingga Resolusi

Ciri-ciri Umum Cerita Fantasi

Sebagai salah satu jenis teks narasi, cerita fantasi memiliki beberapa ciri-ciri umum yakni:

BERITA REKOMENDASI

1. Ada keajaiban/keanehan/kemisteriusan

Cerita fantasi mengungkapkan hal-hal supranatural/kemisteriusan, keghaiban yang tidak ditemui dalam dunia nyata.

Cerita fantasi adalah cerita fiksi bergenre fantasi (dunia imajinatif yang diciptakan penulis).

Pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin terjadi akan menjadi hal yang biasa saja terjadi.

Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata.

Sementara tema fantasi adalah majic, supernatural atau futuristik.

2. Ide cerita

Ide cerita terbuka terhadap daya hayal penulis, tidak dibatasi oleh realitas atau kehidupan nyata.

Ide juga berupa irisan dunia nyata dan dunia khayali yang diciptakan oleh pengarang.

Ide cerita terkadang bersifat sederhana tetapi mampu menitipkan pesan yang menarik.

Contohnya cerita fantasi pertempuran komodo dengan siluman serigala untuk mempertahankan tanah leluhurnya, petualangan di balik pohon kenari yang melemparkan tokoh ke zaman Belanda dan zaman Jepang, kegelapan karena tumbukan meteor.

Baca juga: Informasi Tentang Jenis-jenis Cerita Fiksi: Jenaka, Mite, hingga Novel, Tema 8 Kelas 4 Halaman 17

3. Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu)

Peristiwa yang dialami tokoh terjadi pada dua latar yaitu latar yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak ada pada kehidupan sehari-hari.

Alur dan latar cerita fantasi memiliki kekhasannya sendiri.

Rangkaian peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi ruang dan waktu.

Misalnya, tokoh Nono bisa mengalami kejadian pada beberapa latar (latar waktu liburan di Wligi, latar zaman Belanda, dan sebagainya).

Jalinan peristiwa pada cerita fantasi berpindah-pindah dari berbagai latar yang melintasi ruang dan waktu.

4. Tokoh unik (memiliki kesaktian)

Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan sehari-hari.

Tokoh memiliki kesaktian-kesaktian tertentu.

Tokoh juga bisa mengalami peristiwa misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Tokoh mengalami kejadian dalam berbagai latar waktu.

Tokok dapat ada pada seting waktu dan tempat yang berbeda zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang akan datang/futuristik).

5. Bersifat fiksi

Cerita fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian nyata).

Cerita fantasi bisa diilhami oleh latar nyata atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fantasi.

Misalnya, latar cerita dan objek cerita Ugi Agustono diilhami hasil observasi penulis terhadap komodo dan Pulau Komodo.

Tokoh dan latar difantasikan dari hasil observasi objek dan tempat nyata.

Demikian juga Djoko Lelono memberi fantasi pada fakta Kota Wlingi (Blitar), zaman Belanda, Gunung Kelud.

6. Bahasa

Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol.

Bahasa yang digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan (bukan bahasa formal).

Ciri kebahasaan pada cerita fantasi, sebagai berikut:

a) Menggunakan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan (aku, dia, mereka, Rina, Dani).

b) Menggunakan kata yang mencerap panca indra untuk deskripsi latar (tempat, waktu, suasana).

c) Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus.

d) Menggunakan kata sambung/konjungsi penanda urutan waktu.

e) Menggunakan kata/ungkapan keterkejutan(tiba-tiba, tanpa diduga).

f) Menggunakan dialog/kalimat langsung dalam cerita.

Sumber:

Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2017 oleh Titik Harsiati dkk.

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas VII Menulis Cerita Fantasi oleh Yuyun Yunia.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas