Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ikhlas: Pengertian, Tingkatan, dan Manfaat

Inilah pengertian, tingkatan, dan manfaat ikhlas, berikut cara agar dapat memiliki sifat ikhlas.

Penulis: Nurkhasanah
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Ikhlas: Pengertian, Tingkatan, dan Manfaat
freepik/jcomp
Ilustrasi berdoa - Inilah pengertian, tingkatan, dan manfaat ikhlas, berikut cara agar dapat memiliki sifat ikhlas. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak pengertian, tingkatan, dan manfaat ikhlas dalam artikel ini

Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas XI, kata ikhlas berasal dari Bahasa Arab.

Secara bahasa kata ikhlas memiliki arti murni, tidak bercampur, bersih, jernih, mengosongkan dan membersihkan sesuatu.

Selain itu, ikhlas juga berarti suci dalam berniat, bersihnya batin dalam beramal, tidak ada pura-pura, lurusnya hati dalam bertindak, jauh dari penyakit riya’ serta mengharap ridha Allah semata.

Dalam kaitannya dengan ibadah, secara bahasa ikhlas berarti tidak memperlihatkan amal kepada orang lain.

Sedangkan secara istilah, menurut al-Jurjani dalam kitabnya al-Ta’rifat, ikhlas adalah membersihkan amal perbuatan dari hal-hal yang mengotorinya seperti mengharap pujian dari makhluk atau tujuan-tujuan lain selain dari Allah.

Baca juga: Muruah: Pengertian, Macam, dan Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam hal tersebut termasuk juga tidak mengharap amalnya disaksikan oleh selain Allah.

BERITA REKOMENDASI

Dengan kata lain, ikhlas adalah sikap yang dilakukan seseorang dalam melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan tidak mengharap sesuatu apapun kecuali ridha Allah SWT.

Oleh karena itu, ikhlas ialah sesuatu hal yang sifatnya batin dan merupakan perasaan halus yang tidak dapat diketahui oleh siapapun kecuali pelakunya dan Allah SWT.

Salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang mengajarkan untuk ikhlas adalah Q.S. Az-Zumar/39:2 berikut ini:

اِنَّآ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَۗ

Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan hak. Maka, sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya."

Baca juga: Bacaan Surat Pendek Al-Ikhlas, Tulisan Latin dan Artinya

Tingkatan Ikhlas

Ali Abdul Halim dalam bukunya yang berjudul Rukun Ikhlas (2010) mengatakan bahwa ikhlas dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu sebagai berikut:

1. Orang awam (umum)

Pada tingkatan ini, seseorang beribadah kepada Allah SWT dengan tujuan untuk mencari dan menghitung keuntungan dunia dan akhirat.

Contohnya tingkatan ikhlas orang awam yakni seseorang melakukan ibadah shalat atau memberi shadaqah kepada anak yatim dengan tujuan ingin agar badannya sehat, hartanya banyak, mendapat bidadari dan nanti di akhirat masuk surga.

2. Orang khawash (khusus)

Pada tingkatan ini, seseorang beribadah hanya untuk mencari keuntungan akhirat sehingga bukan lagi berorientasi pada keuntungan dunia.

Seseorang pada tingkatan ini beribadah sambil hatinya berharap untuk memperoleh pahala, surga, dan semua hal yang berorientasi pada akhirat.

3. Orang khawashul khawas (luar biasa)

Seseorang dikategorikan masuk dalam tingkatan ini apabila ia beribadah tidak ada motivasi apa pun, kecuali mengharap ridha dari Allah SWT.

Orang khawashul khawas beribadah setiap hari bukan sebagai kewajiban, tetapi menjadi kebutuhan sebagai seorang hamba.

Dengan kata lain, orang tersebut beribadah tidak lagi didasari keinginan dunia maupun akhirat, melainkan didasari oleh rasa mahabbah (cinta) dan rindu kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, seseorang pada tingkatan ini dikatakan telah mencapai kenikmatan dalam setiap ibadah yang dikerjakan.

Baca juga: Bacaan Surat Pendek Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas, Al Quraisy, Al Kautsar, dan Al Maun

Lantas, bagaimana cara agar dapat memiliki sifat ikhlas?

Masih dikutip dari sumber yang sama, Imam Dzun Nun menjelaskan cara agar dapat memiliki sifat ikhlas yaitu harus bersungguh-sungguh, sabar serta terus menerus atau istiqamah dalam beramal sehingga akan terbiasa dengan perbuatan baik.

Menurut Imam Dzun Nun, terdapat tiga ciri seseorang yang ikhlas dalam beramal yaitu meliputi:

1. Tidak lagi mengharap atau menghiraukan pujian dan hinaan orang lain

2. Tidak lagi melihat kepada manfaat dan bahaya perbuatan, tetapi pada hakikat perbuatan, misalnya bahwa amal yang kita lakukan adalah perintah Allah.

3. Tidak mengingat pahala dari perbuatan yang dilakukan

Manfaat Ikhlas

Manfaat mempunyai sifat ikhlas di antaranya terhindar dari tipu daya setan atau iblis.

Dengan begitu, seseorang yang memiliki sifat ikhlas dapat selamat dari berbagai macam godaan dan tipu daya yang menyebabkan jauh dari petunjuk agama.

Manfaat lain dari ikhlas yakni akan selamat dari siksa dan mendapatkan derajat yang tinggi kelak di akhirat.

(Tribunnews.com/Nurkhasanah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas