Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keberagaman Budaya di Indonesia, Mulai dari Lagu Daerah, Tarian hingga Tradisi

Inilah keberagaman budaya di Indonesia. Terdapat keberagaman lagu daerah, tarian, hingga tradisi dan upacara adat.

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Keberagaman Budaya di Indonesia, Mulai dari Lagu Daerah, Tarian hingga Tradisi
Buku tematik kelas 5 tema 7
Keberagaman budaya di Indonesia mulai dari lagu daerah, tarian hingga upacara adat. Termuat dalam materi pada buku Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) kelas 7. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejumlah keberagaman budaya yang ada di Indonesia.

Di Indonesia terdapat sekurang-kurangnya 300 suku bangsa.

Dengan banyaknya suku bangsa tersebut menyebabkan adanya keberagaman budaya di Indonesia.

Budaya yang dimiliki Indonesia sangat beragam mulai dari kesenian daerah, tradisi atau upacara, rumah adat hingga adat istiadat masyarakat.

Keberagaman budaya tersebut menjadikan suatu kekhasan pada suatu daerah dengan daerah lainnya.

Lebih lengkapnya, simak keberagaman budaya di Indonesia yang dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) kelas 7.

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 211 Kurikulum Merdeka: Keberagaman Budaya

Keberagaman Budaya di Indonesia

Berita Rekomendasi

Berikut keberagaman budaya pada masing-masing daerah di Indonesia:

1. Lagu Daerah

Satu bentuk kesenian daerah yang mudah ditandai adalah seni suara serta musik.

Setiap daerah memiliki lagu daerahnya masing-masing.

Beberapa lagu daerah bahkan terkenal secara nasional.

Beberapa lagu daerah dari Sumatera yang sangat terkenal yakni Bungong Jeumpa dari Aceh, Sinanggar Tulo dari Tapanuli, Kampung Nan Jauh di Mato dari Minang hingga Lancang Kuning dari Melayu.

Lagu-lagu daerah dari Pulau Jawa antara lain adalah lagu Kicir-Kicir dari Betawi, Bubuy Bulan dari Sunda, Lir Ilir dari Jawa, hingga Tanduk Majeng dari Madura.

Dari Kalimantan dikenal lagu Ampar-Ampar Pisang, dari Bali lagu Janger, dari Nusa Tenggara antara lain lagu Bolelebo.

Sementara itu lagu daerah dari Sulawesi seperti lagu Angin Mamiri dari daerah Bugis dan lagu O Ina Ni Keke dari Minahasa juga sangat terkenal.

Masyarakat Indonesia umumnya juga mengenal lagu Ambon Manise dari Ambon, serta Yamko Rambe Yamko dari Papua.

Beriringan dengan lagu daerah, di Indonesia terdapat alat-alat musik tradisional.

Ada alat musik gordang dan serunai di Sumatra, angklung di Jawa Barat, gamelan di Jawa dan Bali, sape’ di Kalimantan, kolintang di Sulawesi, sasando di Nusa Tenggara, hingga tifa di Papua dan Maluku.

Baca juga: Fungsi dan Peran Keberagaman Budaya dalam Pembangunan Nasional: Sebagai Daya Tarik Bangsa Asing

2. Tarian Daerah

Kesenian daerah yang juga banyak ragamnya di Indonesia adalah tarian.

Satu tarian daerah di Indonesia yang paling terkenal di dunia adalah tari Saman dari Aceh.

Tari Saman sempat dipilih untuk acara pembukaan pesta olahraga Asian Games 2018.

Tari itu dilakukan oleh 1.600 siswa SMA di Jakarta, dan disiarkan secara langsung ke seluruh negara Asia.

Tak hanya itu, masih terdapat ratusan tari daerah lainnya di Indonesia.

Tarian lain yang juga terkenal di antaranya Tor-tor dari Batak, Serampang Dua Belas dari Melayu, Tari Piring dari Minang, Jaipong dari Sunda, Serimpi dari Jawa, Pendet dari Bali, Ajat Temui Datai dari Kalimantan, Pakarena dari Sulawesi, Cakalele dari Maluku, hingga Tari Cendrawasih dari Papua.

Selain itu, juga terdapat tarian yang terkenal untuk dipakai senam pagi yakni lagu dan tari Maumere dari Nusa Tenggara.

3. Tradisi dan Upacara

Sangat banyak tradisi dan upacara di Indonesia, mulai dari Papua hingga Aceh.

Satu upacara yang terkenal di Papua adalah upacara bakar batu.

Seluruh warga berkumpul untuk bersyukur atau mengikat perdamaian dengan berpesta bersama.

Makanan saat upacaera tersebut dimasak menggunakan batu yang dibakar.

Di daerah lain upacara kematian juga mengundang perhatian masyarakat.

Suku Dayak mengenal upacara Tiwah, masyarakat Bali melakukan upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Sedangkan Suku Toraja di Sulawesi melakukan upacara Rambu Solo untuk mengantarkan jenazah.

Baca juga: Keberagaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia

Jenazah bukan dikubur tapi disimpan dalam gua di dinding tebing yang tinggi.

Sementara di Madura ada tradisi balapan sapi yang disebut Karapan, dan masyarakat di Sumatera mengenal budaya balap perahu di sungai dalam tradisi Pacu Jalur.

Di Pulau Nias ada tradisi berabad-abad berupa lompat batu.

Sedangkan di Kalimantan, tepatnya di Banjarmasin terdapat pasar terapung.

Seluruh pedagang berjualan di sungai menggunakan perahu masing-masing.

Banyak pula tradisi yang juga menarik seperti tradisi Bambu Gila di Maluku, mencari cacing laut dalam tradisi Bau Nyale di Lombok, upacara Pasola di Sumba, Kesodo di masyarakat Tengger Jawa Timur, Sekaten di Solo dan Yogya, hingga upacara Tabuik di Minang.

Semua itu menunjukkan kekayaan budaya Indonesia yang tiada taranya.

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 9 Halaman 109: Faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial Budaya di Indonesia

4. Rumah dan Kampung Adat

Keragaman rumah serta kampung adat juga menunjukkan kebinekaan Indonesia.

Rumah adat di tiga pulau besar yakni Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi umumnya merupakan rumah panggung.

Lantainya tidak di tanah, melainkan berupa panggung dari kayu untuk berjaga-jaga dari ancaman banjir dan kemungkinan serangan binatang buas.

Di Sumatra rumah adat Krong Bade, Rumah Bolon, Rumah Gadang, dan Rumah Limas semuanya berupa rumah panggung dengan tiang tinggi.

Begitu pula Rumah Panjang, Rumah Betang, Rumah Lamin dan Rumah Banjar di Kalimantan.

Di Sulawesi, rumah Balla dan Rumah Walewangko juga merupakan rumah panggung.

Di beberapa daerah, terdapat rumah adat dengan tiang pendek seperti di Maluku, Sunda, hingga Nusa Tenggara.

Sedangkan rumah adat berlantai di tanah terdapat di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Di antaranya adalah rumah Joglo di Jawa, rumah Bali, Bale Tani di Lombok hingga rumah Sasadu di Maluku.

Rumah adat berlantai di tanah di Papua berwujud rumah Honai serta Ebeai di kawasan pegunungan. Rumah tanpa jendela tersebut beratap bulat dari jerami atau rumbia buat menahan hawa dingin.

Bahan atap semacam itu juga dipakai untuk rumah adat di Nusa Tenggara seperti Rumah Musalaki serta Mbaru Niang.

Rumah adat Mbaru Niang beratap kerucut meninggi, antara lain terdapat di kampung adat Wae Rebo Flores.

Kampung adat lain yang terkenal adalah Kampung Naga Jawa Barat, Desa Sade Lombok, Bawomataluo Nias, Ragi Hotang Pulau Samosir, hingga Kete Kesu di Toraja.

Di Kete Kesu terdapat rumah adat yang menarik perhatian banyak wisatawan, yaitu Rumah Tongkonan.

Atap rumah Tongkonan meniru bentuk tanduk kerbau.

Atap rumah adat yang juga meniru bentuk tanduk kerbau lainnya adalah Rumah Gadang Minang.

Sedangkan tanduk-tanduk kerbau sebenarnya dipakai buat penghias rumah-rumah adat Sumba.

(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas