Picu Kesadaran Lingkungan, FT UI Gelar Wisata Edukasi soal Pengelolaan Sampah Sejak Dini
Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Indonesia mengadakan wisata edukasi energi ramah lingkungan di MI Taufiqurrahman II Beji Depok.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Endra Kurniawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penumpukan sampah dan kerusakan lingkungan masih jadi masalah besar di Indonesia. Masyarakat masih belum memiliki pengetahuan luas soal pengelolaan sampah. Padahal pengelolaan sampah yang buruk menjadi pendorong potensi perubahan iklim.
Sistem kumpul-angkut-buang masih mendominasi pengelolaan sampah di Indonesia. Padahal sistem pengelolaan tersebut melepaskan gas metana ke atmosfer dari hasil penumpukan sampah, serta meningkatkan perubahan iklim.
Kontribusi pengelolaan sampah yang tak optimal terhadap gas rumah kaca mencapai 14 persen secara global.
Dalam upaya mengatasi permasalahan sampah dan kerusakan lingkungan, tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Indonesia (Pengmas FTUI) mengadakan wisata edukasi energi ramah lingkungan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Taufiqurrahman II Beji Depok, Jawa Barat.
"Kami merasa perlu adanya edukasi sejak dini untuk memicu perubahan perilaku. MI Taufiqurrahman kami jadikan sasaran pengmas kali ini karena merupakan sekolah percontohan di Depok yang telah mengintegrasikan muatan pendidikan karakter melalui pembelajaran pengelolaan sampah," kata Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) FTUI, Cindy Rianti Priadi dalam keterangannya, Kamis (25/5/2023).
Baca juga: Libatkan UNDP dan Tokoh Agama, Danone Lanjutkan Pengelolaan Sampah Berbasis Rumah Ibadah
Cindy mengatakan, wisata edukasi ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pentingnya mitigasi perubahan iklim lewat pengelolaan sampah menjadi energi.
Kegiatan diawali dengan pengenalan materi jenis sampah dan teknologi pengolahan jenis-jenis sampah, seperti pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan teknologi anaerobik digester.
"Anaerobik digester merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk pengolahan sampah rumah tangga, seperti sampah sisa makanan. Namun, teknologi ini belum banyak dikenal kalangan masyarakat umum," katanya.
Dekan FTUI Heri Hermansyah mengatakan, pengenalan teknologi PLTS kepada para siswa lantaran saat ini FTUI tengah mengembangkan PLTS berbasis teknologi bifacial yang diklaim pertama di Indonesia.
"Teknologi tersebut membuat kedua sisi panel surya mampu menyerap sinar matahari. Sisi pertama menyerap sinar matahari secara langsung, sedangkan sisi yang lain menyerap sinar yang dipantulkan oleh air," ungkap Heri.