Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Pembentukan BPUPKI dalam Mempersiapkan Kemerdekaan dan Perumusan Dasar Negara Pancasila

Berikut sejarah pembentukan Badan Penyelidik UsahaUsaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dalam mempersiapkan Kemederkaan Indonesia.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Sejarah Pembentukan BPUPKI dalam Mempersiapkan Kemerdekaan dan Perumusan Dasar Negara Pancasila
IPPHOS, Arsip Nasional Republik Indonesia/ Buku Sejarah Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Sukarno menyampaikan pendapat pada sidang BPUPK 1 Juni 1945 - Berikut sejarah pembentukan Badan Penyelidik UsahaUsaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dalam mempersiapkan Kemederkaan Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejarah pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

BPUPKI lahir berkat janji kemerdekaan dari Perdana Menteri (PM) Jepang, Kunaiki Koiso pada 7 September 1944.

Janji kemerdekaan tersebut diberikan dalam rangka menghimpun kekuatan dari rakyat Indonesia untuk melawan sekutu.

Dari dibentuknya BPUPKI inilah kemudian lahir Pancasila menjadi ideologi dan dasar negera Indonesia.

Melalui sidang BPUPKI, Ir Soekarno mengemukakan rumusan dasar negara pada 1 Juni 1945 yang hingga saat ini kita kenal sebagai Pancasila.

Berikut sejarah pembentukan dalam mempersiapkan Kemederkaan Indonesia, mengutip dari Buku Sejarah kelas 11 Kurikulum Merdeka.

Baca juga: Sejarah Hari Lahir Pancasila 2023, Berawal dari Usulan Soekarno dalam Sidang BPUPKI 1 Juni 1945

Sejarah Pembentukan BPUPKI

Berita Rekomendasi

Setelah PM Jepang, Kunaiki Koiso pada 7 September 1944 mengeluarkan janji kemerdekaan.

Dalam perkembangannya, Jepang semakin terdesak dalam Perang Asia Timur Raya.

Di tengah-tengah situasi semacam itu, pihak Jepang semakin memerlukan dukungan dari bangsa Indonesia.

Dalam rangka mempertegas janji kemerdekaan, maka pada 29 April 1945, Jepang menerbitkan maklumat Gunseikan.

Gunseikan atau Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura.

Dalam maklumat tersebut termuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Tugas dari BPUPKI yaitu menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.

Meskipun berkedudukan di Jawa, anggota BPUPKI terdiri atas 70 orang dari berbagai golongan dan berasal dari berbagai daerah.

Di antara mereka ada yang berasal dari golongan nasionalis, golongan agama, peranakan Arab, peranakan Tionghoa, Indo, aristokrat, jurnalis, dan sebagainya.

Selain itu, ada dua orang tokoh perempuan yang menjadi anggota BPUPKI yaitu Siti Sukaptinah yang merupakah tokoh Fujinkai.

Serta Maria Ullfah yang merupakan tokoh pergerakan perempuan sejak masa kolonial.

Selain itu ada enam orang dari bangsa Jepang yang bertindak sebagai anggota pasif dari BPUPKI.

Keberadaan BPUPKI ini sangat besar artinya bagi perkembangan sejarah Indonesia nantinya.

Peran utama BPUPKI adalah merumuskan dasar negara dan konstitusi Indonesia.

Sidang pertama BPUPKI pada 29 Mei – 1 Juni 1945 membahas mengenai dasar negara.

Dalam berjalannya sidang BPUPKI pertama, diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat

Radjiman Wedyodiningrat, sosok dokter dan pahlawan nasional di balik lahirnya Hari Lanjut Usia Nasional. Ia merupakan pemimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang melahirkan rancangan dasar negara Indonesia.(DOK. IPPHOS/ANRI)
Radjiman Wedyodiningrat, sosok dokter dan pahlawan nasional di balik lahirnya Hari Lanjut Usia Nasional. Ia merupakan pemimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang melahirkan rancangan dasar negara Indonesia.(DOK. IPPHOS/ANRI) (DOK. IPPHOS/ANRI)/Kompas.com)

Baca juga: Proses Pelaksanaan Kemerdekaan Indonesia, Pembentukan BPUPKI, PPKI, dan Peristiwa Rengasdengklok

Dalam sidang tersebut, ada empat orang tokoh yang menyampaikan usulan tentang dasar negara,

Yaitu Muh. Yamin, Ki Bagus Hadikusumo, Supomo, dan Sukarno.

Pada hari terakhir dari sidang itulah Sukarno menyampaikan gagasannya tentang dasar negara yang ia namakan Pancasila.

Oleh karenanya, setiap tanggal 1 Juni kita memperingati hari lahirnya Pancasila.

Rapat pertama yang diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta ini, bertujuan untuk merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia.

Lokasi sidang pertama BPUPKI tersebut kini dikenal dengan Gedung Pancasila, yang dulunya merupakan gedung Volksraad di jaman Belanda.

Rumusan awal Pancasila pertama kali dikemukakan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945.

Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul.

Kemudian baru mendapat sebutan Lahirnya Pancasila oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat.

Sebab dalam pidato Soekarno 1 Juni 1945, ia mengemukakan dan mengusulkan lima prinsip atau asas yang sebaik-baiknya dijadikan dasar negara Indonesia Merdeka dengan nama Pancasila.

Sebuah nama yang menurut Soekarno diperoleh dari seorang teman yang ahli bahasa tanpa menyebut siapakah nama temannya tersebut.

Lima konsep dasar negara itu kemudian dirangkung dalam nama Panca Sila, atas petunjuk seorang ahli bahasa.

Kata Pancasila diambil dari bahasa sansekerta, di mana Panca berarti lima dan Sila yang berarti dasar atau asas.

Namun, Pancasila yang diusulkan oleh Soekarno saat itu adalah cukup berbeda dengan Pancasila yang kita kenal saat ini.

Perbedaan itu terutama dalam hal susunan redaksi, sistematika, atau urutan sila-silanya.

Baca juga: Isi Bacaan Pembukaan UUD 1945 Beserta Sejarah Singkatnya, Perumusan Sejak BPUPKI hingga PPKI

Berikut usulan sila-sila Pancasila dari Ir Soekarno saat itu:

1. Kebangsaan Indonesia;
2. Internasionalisasi atau peri kemanusiaan;
3. Mufakat atau demokrasi;
4. Kesejahteraan;
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut.

Maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan.

Anggotanya berisi Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.

Hingga lahirlah naskah pancasila resmi yang kita kenal pada saat ini, yaitu:

1. Ketuhanan yang maha esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Naskah resmi Pancasila ini baru disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

Pengesahan Pancasila sebagai dasar negara dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Soekarno dilantik secara resmi pada 12 Agustus 1945 sebagai ketua PPKI saat Jepang sudah di ambang kekalahannya.

Saat itu Jepang pasca pengeboman Nagasaki dan Hiroshima oleh Amerika.

Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPKI kemudian dibubarkan pada 7 Agustus 1945, hanya beberapa saat sebelum Jepang menyerah.

Materi Sekolah Lainnya

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas