Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cara Penanggulangan Pencemaran Air: Pembuatan Kolam Stabilisasi, IPAL, dan Pengelolaan Excreta

Berikut beberapa cara penanggulangan pencemaran air pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SMP/MTs Kelas 7.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Cara Penanggulangan Pencemaran Air: Pembuatan Kolam Stabilisasi, IPAL, dan Pengelolaan Excreta
Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 2 (2017)
Ilustrasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) - Materi tentang cara penanggulangan pencemaran air pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SMP/MTs Kelas 7. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut inilah materi sekolah tentang Pencemaran Air pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas 7 SMP/MTs.

Artikel ini hanya membahas terkait cara penanggulangan Pencemaran Air.

Materi dalam artikel ini, dapat menjadi referensi atau panduan siswa dalam belajar.

Diketahui, penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan dengan cara pengolahan limbah.

Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organik biodegradable (yakni bahan organik yang dapat terurai oleh aktivitas makhluk hidup), meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.

Baca juga: Perubahan Iklim di Indonesia: Fakta Nyata, Langkah Mitigasi, hingga Penanggulangan dari BMKG

Berikut beberapa cara penanggulangan pencemaran air yang dirangkum Tribunnews.com berdasarkan Buku Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SMP/MTs Kelas 7:

Cara Penanggulangan Pencemaran Air

BERITA TERKAIT

1. Pembuatan Kolam Stabilisasi

Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen). Kolam stabilisasi ini dapat digunakan oleh semua kalangan karena mudah memilikinya dan murah harganya.

Salah satu tangki untuk pengolahan air limbah yang ada di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Salah satu tangki untuk pengolahan air limbah yang ada di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). (Dok. Pemprov DKI Jakarta)

2. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Pengolahan air limbah ini menggunakan alat-alat khusus. Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan).

Primary treatment merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan ilter (saringan) dan bak sedimentasi. Secondary treatment merupakan pengolahan kedua yang bertujuan untuk mengoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik dalam limbah. Tertiary treatmentmerupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.

3. Pengelolaan Excreta

Excreta banyak terkandung dalam air limbah rumah tangga. Excreta banyak mengandung bakteri patogen penyebab penyakit. Jika tidak dikelola dengan baik, excreta dapat menimbulkan berbagai penyakit. Pengelolaan excreta dapat dilakukan dengan menampung dan mengolahnya pada jamban atau septictank yang ada di sekitar tempat tinggal, dialirkan ke tempat pengelolaan, atau dilakukan secara kolektif.

Baca juga: Dampak Pencemaran Udara: Kesehatan, Tumbuhan, Efek Rumah Kaca dan Rusaknya Lapisan Ozon

Untuk mencegah meresapnya air limbah excreta ke sumur atau resapan air, jamban yang dibuat harus sehat. Syaratnya, tidak mengotori permukaan tanah, permukaan air dan air tanah di sekitarnya, tidak menimbulkan bau, sederhana, jauh dari jangkauan serangga (lalat, nyamuk, atau kecoa), murah, dan diterima oleh pemakainya. Pengelolaan excreta dan dalam dapat diolah secara anaerobik menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gas untuk rumah tangga. Selain itu, pengelolaan excreta dengan tepat akan menjauhkan kita dari penyakit bawaan air.

Dalam meminimalisasi sampah hasil limbah rumah tangga khususnya, dapat dilakukan upaya pengurangan sampah. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Kistinnah (2009) bahwa cara menangani limbah cair dan padat diharapkan tidak menyebabkan polusi dengan prinsip ekologi yang dikenal dengan istilah 4R, yaitu recycle, reuse, reduce, dan repair.

a) Recycle (Pendaurulangan)

Proses recycle misalnya untuk sampah yang dapat terurai dijadikan kompos. Kompos ini dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, sehingga dapat diperoleh hasil yang baik. Cacing tanah dapat menyuburkan tanah dan kompos digunakan untuk pupuk.

b) Reuse (Penggunaan Ulang)

Proses reuse dilakukan untuk sampah yang tidak dapat terurai dan dapat dimanfaatkan ulang. Misalnya botol bekas sirop dapat digunakan lagi untuk menyimpan air minum.

c) Reduce

Reduce adalah melakukan pengurangan bahan/penghematan. Contohnya jika akan berbelanja ke pasar atau supermarket, sebaiknya dari rumah membawa tas. Janganlah meminta tas plastik dari toko atau supermarket kalau akhirnya hanya dibuang saja

d) Repair

Repair artinya melakukan pemeliharaan. Contohnya membuang sampah tidak sembarangan, terutama tidak membuang sampah di perairan

Sumber: Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 2 (2017).

*) Disclaimer: Materi soal di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak dan materi hanya digunakan untuk referensi belajar anak.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas