Rektor UMHT Daeng Faqih: Pembangunan Karakter Jadi Bekal Penting Masuki Persaingan Global
Rektor UMHT, Daeng Mohammad Faqih, mengatakan kampusnya memastikan setiap lulusan punya kompetensi sesuai standardisasi internasional.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Febri Prasetyo
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan Indonesia Emas.
Harus dipastikan ada ketersediaan sumber daya manusia (SDM) unggul yang memiliki kompetensi dan integritas serta mampu bersaing tak hanya di skala nasional, tetapi juga regional dan internasional.
Oleh karena itu, Rektor Universitas M.H. Thamrin (UMHT), Daeng Mohammad Faqih, mengatakan kampusnya memastikan setiap lulusan punya kompetensi sesuai standardisasi internasional.
Dia menyadari bahwa pembangunan karakter mahasiswa menjadi bagian penting untuk memasuki persaingan global.
"Di tengah persaingan saat ini, di mana perkembangan teknologi berkembang pesat, UMHT menyadari bahwa bukan saja fasilitas penunjang saja, tapi pembangunan karakter menjadi bekal penting bagi lulusan UMHT untuk memasuki persaingan global," kata Daeng Faqih dalam keterangannya, Senin (20/11/2023).
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) periode 2018-2021 ini menyebut UMHT juga membangun kerjasama dengan berbagai institusi terbaik di bidangnya, baik dalam maupun luar negeri.
Salah satunya ialah menyediakan Galeri Investasi sebagai sarana mengenalkan pasar modal pada akademisi khususnya untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Galeri ini berdiri berkat kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia, Pilar Mas, dan Panitia Standar Profesi Pasar Modal.
Baca juga: Peringati Hari Guru, FKIP Universitas Terbuka Gelar Seminar ICTL dan Temu Ilmiah Nasional Guru
UMHT pun tengah menyiapkan pembukaan Fakultas Hukum dan menanti terbitnya perizinan untuk Fakultas Kedokteran.
Daeng Faqih berharap UMHT ke depannya bisa ikut andil dalam menyokong ketahanan dan kemandirian kesehatan tingkat nasional.
Apalagi, kampusnya memilik elektromedik yang mampu menyediakan tenaga monitoring alat kesehatan, seperti perawatan dan kalibrasi.
Dia pun berharap pemerintah dapat menyediakan pendidikan S-3 elektromedik, lantaran di Indonesia belum ada institusi yang mampu menghasilkan tenaga untuk desain dan memproduksi alat.
"Di Indonesia belum ada institusi yang mampu menghasilkan tenaga yang mendesain dan memproduksi alat. Harus ada dorongan dari pemerintah untuk mulai menyediakan pendidikan S-3 elektromedik, jadi bukan hanya tenaga yang memodifikasi alat yang ada," katanya.
Teranyar, UMHT meresmikan lab Objective Structured Clinical Examination (OSCE) Center sebagai penunjang mahasiswa Fakultas Kesehatan dan Magister Manajemen untuk mendampingi prodi Kesehatan Masyarakat (S-2) yang telah lebih dulu berdiri.
Baca juga: Hadapi Tranformasi Digital di Dunia Pendidikan, Universitas Terbuka Gelar ICTL ke-1 dan TING XV
(Tribunnews.com)