Setelah Menutup Sumur YYA-1, Pertamina Fokus Pemulihan Wilayah Terdampak
Pemulihan dampak lingkungan dan sosial masyarakat dilakukan melalui berbagai program CSR dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama
Editor: Content Writer
Setelah berhasil melakukan penutupan sumur YYA-1 pada kedalaman 2.730 meter yang merupakan safe point, Pertamina kini lebih fokus kepada pemulihan dampak lingkungan dan sosial bagi masyarakat terdampak.
Vice President Relations Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya menyatakan, pemulihan dampak lingkungan dan sosial masyarakat dilakukan melalui berbagai program CSR dengan melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Program CSR yang dijalankan mencakup 4 aspek utama yakni lingkungan, kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.
“PHE ONWJ bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk perguran tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, serta penggiat lingkungan hidup, bergandengan tangan, untuk memulihkan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik,” ujar Ifki Sukarya.
Di bidang lingkungan hidup, lanjut Ifki, PHE ONWJ akan melakukan penanaman dan pemeliharaan 83.000 mangrove di tiga wilayah yakni Karawang, Bekasi dan Kepulauan Seribu. Pemulihan mangrove melibatkan kelompok masyarakat terdampak dan LSM serta stakeholder sebagai pelaku utama dalam pembibitan mangrove.
“Ke depan, PHE ONWJ akan menjadikan kawasan mangrove sebagai pusat wisata, karena itu masyarakat juga akan diberikan pelatihan usaha magrove serta dibentuk kelompok-kelompok wisata,” imbuh Ifki.
Selain mangrove, PHE ONWJ juga akan melakukan konservasi terumbu karang untuk menjaga ekosistem bioata laut. Saat ini, PHE ONWJ bekerjasama dengan perguruan tinggi dan LSM telah menyiapkan sekitar 804 modul Honai untuk konservasi terumbu karang.
“Untuk konservasi terumbu karawang, akan dibangun Central Pelatihan Terumbu Karang yang ditujukan untuk para nelayan, pembudidaya serta masyarakat pesisir dan penggiat lingkungan hidup,” papar Ifki.
Di bidang kesehatan, PHE ONWJ bekerjasama dengan Pertamedika terus memberikan layanan kesehatan di wilayah terdampak dengan menerjunkan 10 dokter, 69 paramedik dan 5 ambulance yang tersebar di 10 Posko Kesehatan. Secara kumulatif sejak dibuka layanan kesehatan, total masyarakat yang telah melayani mencapai 26.800 pemeriksaan warga.
Untuk membantu kesehatan ibu hamil dan balita, PHE ONWJ bekerjasama dengan bidan desa, puskesmas dan posyandu telah memberikan 80 paket makanan tambahan bergizi serta pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan balita.Program penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan pemberian makanan tambahan melalui posyandu akan dijalankan di desa terdampak lainnya.
“PHE ONWJ juga telah membangun berbagai sarana air minum untuk membantu wilayah terpencil yang masih kesulitan akses terhadap air bersih,” terang Ifki.
Selain itu, PHE ONWJ juga akan terus membantu meningkatkan berbagai sarana dan prasarana pendidikan serta infrastruktur lainnya yang dibutuhkan warga.
PHE ONWJ juga telah melakukan relokasi sementara terhadap 27 KK yang tinggal di tiga dusun di Desa Cemara Jaya. Relokasi ini dilakukan terhadap rumah warga yang terkena banjir rob ketika musim angin darat tiba seperti saat ini.
Untuk mendukung pemulihan ekonomi, sebagai tahap awal, telah memulai proses pencairan dana kompensasi. Sebanyak 10.271 warga yang telah terverifikasi untuk menerima dana kompensasi awal.
Perhitungan besaran dana kompensasi final diharapkan selesai pada Oktober mendatang, sehingga diharapkan pada bulan November atau awal Desember, sudah bisa mulai diberikan kompensasi penuh sesuai perhitungan tim yang saat ini sedang bekerja.
“PHE ONWJ juga akan terus meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir di wilayah terdampak dengan berbagai program kemitraan agar kehidupan ekonomi masyarakat menjadi lebih sejahtera,” pungkas Ifki.(*)