Krisis APD, Pertamina Berdayakan Warga Binaan Lapas Dumai Produksi Face Shield dan Masker
Menyikapi kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis akibat lonjakan kasus Covid-19 yang terus meningkat dari waktu ke waktu, PT Pertamina
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, DUMAI - Menyikapi kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis akibat lonjakan kasus Covid-19 yang terus meningkat dari waktu ke waktu, PT Pertamina (Persero) menginisiasi kerjasama dengan Rumah Tahanan Kelas IIB Dumai untuk memberdayakan warga binaan memproduksi face shield (pelindung wajah) dan masker kain non medis.
Unit Manager Communication, Relations, & CSR RU II, Brasto Galih Nugroho mengungkapkan setidaknya sebanyak 1.000 buah face shield dan 1.000 buah masker kain non medis yang diproduksi oleh warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Dumai.
“APD dan masker tersebut nantinya akan diberikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan dalam menanggulangi Covid-19, baik itu kepada pemerintah, rumah sakit, puskesmas, tenaga medis, maupun kepada masyarakat umum,” kata Brasto.
Ia menjelaskan, kondisi yang saat ini sedang dihadapi membutuhkan perhatian khusus dan sumbangsih nyata dari semua elemen masyarakat, tanpa terkecuali yang berada di dalam Lapas sekali pun.
“Apabila masyarakat yang berada di dalam Lapas bisa memberikan kontribusi untuk penanggulangan Covid-19, maka masyarakat yang berada di luar harusnya bisa memberikan kontribusi lebih meskipun hanya sebatas berdiam di rumah,” terang Brasto.
Menurutnya setiap individu harus bergerak bersama untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19 agar segera selesai, khususnya di Kota Dumai.
Kepala Rumah Tahanan Kelas IIB Dumai Yusup Gunawan, menyambut baik inisiasi dari Pertamina dalam memberdayakan warga binaan di tempatnya untuk membantu penanggulangan Covid yang sedang menjadi masalah bersama.
“Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih sekali kepada Pertamina yang telah memberikan kepedulian kepada binaan kami dengan mengajak kerjasama sehingga warga kami merasa didukung dan diperhatikan,” tutur Yusup.
Ia menerangkan setidaknya 50 orang terlibat dalam kegiatan produksi APD dan masker non medis ini yang dijalankan selama kurun waktu 5 hari.
“Semuanya terlihat antusias dan senang mengerjakan kegiatan ini. Mereka pun merasa bangga karena meskipun di dalam lapas, mereka tetap bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas khususnya dalam penanggulangan Covid-19 yang sedang terjadi,” tutup Kalapas.