Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nasib seseorang akan berubah dengan usaha keras dan doa, hal itu lah yang kini sedang dialami atlet sepak takraw Indonesia, Lena dan Leni.
Dua bersaudara berwajah identik itu ternyata punya masa lalu yang terbilang sangat sulit.
Bayangkan saja, untuk menyambung hidup, Lena dan Leni kala itu harus bekerja keras, bahkan pernah menjadi tukang buruh cuci.
“Kehidupan sebelum jadi atlet kita bantu-bantu orangtua ke sawah, kadang bantu tetangga juga, cuci piring, cuci baju,” kata Leni seperti dikutip dari video yang unggah oleh Kemenpora.
Namun, kehidupan Lena dan Leni mulai berubah saat mereka mempunyai motivasi tinggi untuk terus melanjutkan sekolah.
Rasa malu pun mereka singkirkan misalnya sepatu yang digunakannya berasal dari barang bekas yang mereka perbaiki lagi.
“Tetangga juga ada kan bos barang rongsokan, jadi kalau tidak ada yang laku dijual terus dibuang, nah paginya kita ke tanggul sungai, kita cari di situ kalau ada sepasang (sepatu) kita pakai buat sekolah sama buat latihan juga,” ujarnya.
Di sekolah itu, Lena dan Leni akhirnya menemukan sesuatu yang kini bisa mengubah takdirnya. Ya, olahraga sepak takraw menjadi pilihannya.
Namun, mereka mengaku alasan utama bermain sepak takraw yakni agar mereka tetap sekolah.
“Waktu sekolah SMA ikut sepak takraw soalnya di sekolah itu yang ikut takraw sekolahnya gratis semua, jadinya kita ikuti. Kebetulan pelatih juga lihat kita ada bakat, Alhamdulillah sampai sekarang. Awalnya itu ikut kejuaraan pelajar, Kejurda, Porda,” kata Lena.
Kini Lena dan Leni akan turun di Asian Games 2018. Di ajang itu, anak kembar yang berhasil memberangkatkan haji orang tuanya itu pun mengaku sudah tidak sabar dan siap tampil maksimal.
“Sudah siap tempur, siap main, sudah dibekali semua teknik, skill, mental, kita sudah siap, pengennya cepat-cepat saja,” pungkasnya.