Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertunjukkan spektakuler akan ditampilkan saat pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat.
Sabtu (18/8/2018) malam ini, ada 3.600 penari akan menggoyang SUGBK.
Diantara ribuan penari, Shinta Geovani Lauren (19) dan Aulianda Rizkalilah (20) yang terpilih.
Saat ditemui TribunJakarta (Tribunnews.com Network), keduanya mengaku bangga bisa terpilih diantara ribuan penari yang akan menampilkan tarian pembuka di SUGBK.
Apalagi, kata Aulianda Rizkalilah yang akrab disapa Rizka seleksi pemilihan penari pembuka dilalui dengan tak mudah.
Baca: 18 Penyanyi dan 3.600 Penari Ramaikan Pembukaan Asian Games 2018 Malam In
"Awalnya kenapa bisa terpilih karena mengikuti seleksi sejak Maret. Saya terpilih di bagian fire-nya. Menjadi penari pengiring yang berbusana seperti kobaran api," terangnya kepada TribunJakarta.com, Sabtu (18/8/2018).
Bahkan, dia dan Shinta dipilih oleh penari sekaligus koreografer terkenal Indonesia, Eko Supriyanto.
"Kita berdua terpilih di bawah asuhan Eko Supriyanto. Eko Supriyanto membawa 1.600 penari ke Stadion. Total di Stadion nanti ada sekitar 4.000 penari," ungkapnya.
Rizka dan ribuan penari pembuka Asian Games 2018 telah berlatih sejak beberapa bulan silam.
"Dari bulan April kita latihannya. Seleksinya Maret. Kita sudah berlatih awalnya di bilangan Kuningan kemudian beralih ke Lapangan ABC Senayan," tutur mahasiswi Universitas Terbuka, Bogor ini.
Kemudian, rekan seperjuangan Rizka, Shinta mempersiapkan dirinya menjelang acara pembukaan tersebut.
"Persiapannya mental dan fisik itu semuanya harus dalam keadaan sehat. Ya kalau dilihatkan kita dari Jakarta Timur dan rumah kita jauh juga. Latihan juga siang hari panas panasan,"ungkap Shinta.
Rizka menambahkan bahwa dirinya terbilang gugup meski telah melalui proses berbulan bulan kala berlatih demi menjadi penari pembuka di ajang pesta olahraga besar itu.
"Sebenarnya gugup banget. Walaupun udah latihan tapi deg-degan karena ini banyak kamera dimana mana. Tapi seneng masih ada umur untuk melihat Asian Games yang belum tentu terulang lagi di Indonesia," tandasnya.