TRIBUNNEWS.COM - Kiper timnas U-23 Indonesia, Andritany Ardhiyasa, mengatakan bahwa wasit Shaun Evans telah merampok peluang timnya memenangi laga babak 16 besar melawan Uni Emirat Arab (UEA).
Bermain di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, Jumat (24/8/2018), timnas U-23 Indonesia kalah dari UEA melalui babak adu penalti dengan skor 3-4.
Sebelumnya kedua tim bermain imbang 2-2 di 120 menit.
Dalam laga tersebut, dua gol UEA tercipta melalui tendangan penalti di masing-masing babak.
Dua gol UEA pada waktu normal dicetak melalui eksekusi penalti Zayed Alameri pada menit ke-20 dan ke-65.
Padahal menurut Andritany, penalti kedua UEA itu tidak jelas. Penalti kedua terjadi setelah Hansamu Yama dianggap melanggar di kotak terlarang.
Namun wasit asal Australia, Shaun Evans, menilai itu pelanggaran.
Hal itu yang membuat Andritany kesal dan menilai timnya dicurangi oleh wasit yang sempat memimpin laga-laga di Liga 1 2017.
“Malam hari ini kami dirampok wasit. Kami bermain luar biasa tetapi penalti kedua UEA itu tidak seharusnya terjadi karena itu fifty-fifty,” kata Andritany.
Kiper asal klub Persija Jakarta itu pun sangat kecewa dengan kekalahan malam hari ini.
“Mungkin malam ini kami kecewa karena harus gugur,” kata Andritany.
Mantan kiper Sriwijaya FC itu juga menegaskan bahwa kekalahan hari ini jangan terlalu disedihkan.
Sebab, masih ada beberapa turnamen ke depan untuk tim Merah Putih, salah satunya Piala AFF 2018.
“Kekalahan malam ini bukan akhir segalanya karena masih banyak pertandingan ke depan dan kami harus yakin Garuda akan terbang tinggi di angkasa,” kata Andritany.