Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Pesta Asia 2018

Asian Games 2018

Curhatan Greysia Polii: Saya Pernah Merasakan Kekalahan Ini Beberapa Kali

zoom-in Curhatan Greysia Polii: Saya Pernah Merasakan Kekalahan Ini Beberapa Kali
Tribunnews/JEPRIMA
Ganda putri Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu kalah dari pasangan Jepang, Yuki Fukushima dan Sayaka Hirota dalam duel perempat final Blibli Indonesia Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (6/7/2018). Greysia dan Apriyani kalah dengan skor 14-20 dan 20-22. Dengan demikian, Indonesia tak memiliki wakil lagi pada sektor ganda putri. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Pebulu tangkis ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu tampak kecewa dengan kekalahan yang diterimanya di babak semifinal setelah takluk ata pasangan Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi dengan skor, 15-21 17-21.

Seusai laga, Greysia/Apriyani pun menyempatkan diri untuk diwawancarai para awak media. Dalam momen itu, terlihat jelas rasa kekecwaan yang teramat mendalam.

Baca: Raih Medali Perak Asian Games 2018, Emilia Nova Sempat Khawatir Cederanya Kambuh

Namun, setelah itu, dengan menahan emosionalnya, Greysia Polii langsung mengeluarkan curahan hatinya yang lebih banyak ditunjukkan untuk menyemangati rekannya, Apriyani.

“Masih banyak hal yang kita harus syukuri. Untuk kali ini terutama lebih ke emotional feeling kita saja, lebih kepada proses untuk bagaimana jadi seorang juara yang seutuhnya, saya tidak menyesal saya tidak kecewa karena saya pernah merasakan hal ini beberapa kali, bersyukur sebelumnya saya diberi juara asian games sama Krishinda (Nitya Krishinda Maheswar),” papar Greysia Polii.

Greysia mengatakan, kehadirannya dalam kompetisi kali ini untuk membantu memotivasi adik-adiknya para atlet bulutangkis untuk semakin baik dan bermental juara dalam setiap kompetisi.

Baca: Update Jadwal MotoGP Inggris, Race Pukul 22.00 WIB, Mengacu Ramalan Cuaca

"Jadi saya selalu bilang sama dia (Apriyani) semakin cepat semakin bagus. Saya selalu push dia untuk terus naik, saya push dia dalam latihan dan keseharian, selalu ngajarin dia untuk punya mental juara, dan di satu sisi saya juga belajar jadi orang yang dewasa. Jadi tidak ada egois satu sama lain, saya sebagai senior saya harus merendah, itu lah legacy yang saya kasih, makanya saya bantu dia di dalam dan di luar lapangan,” tuturnya.

“Sebenarnya itu warisan yang paling berharga karena tidak akan ada yang terbaik selain itu, jadi itu hanya bagian dari non teknis karena masalah teknis dia punya kemampuan luar biasa, dia bisa mengimbangi pemain level satu dunia. Menurut saya dia sudah jauh lebih dari apa yang bisa lakukan. Tapi balik lagi, proses,” katanya menambahkan.

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas