Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Pesta Asia 2018

Asian Games 2018

Sejarah Emas Sepak Takraw Lahir di Jakabaring: Tim Quadrant Putra Sumbang Emas ke-31

zoom-in Sejarah Emas Sepak Takraw Lahir di Jakabaring: Tim Quadrant Putra Sumbang Emas ke-31
Sriwijaya Post/Yuliani
Tim sepak takraw quadrant putra Indonesia (kostum putih merah) saat melawan tim Jepang pada ajang Asian Games 2018 di Ranau Hall, Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (1/9/2018) siang. 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Laga final Sepaktakraw Quadrant putra yang berlangsung di Ranau Hall Jakabaring Sport City (JSC), Sabtu (1/9) kembali menambah pundi medali bagi Indonesia.

Pertarungan sengit antara Indonesia dan Jepang kali ini berhasil menghantarkan Indonesia menaiki podium tertinggi untuk medali emas ke-31 di Asian Games 2018.

Tampil maksimal di babak final melawan tim dari negeri Matahari Terbit ini, rupanya timnas yang diperkuat M Hardinsyah Muliang, Nofrizal, Saiful Rijal, Husni Uba, Rizky Abdul Rahan Pago, dan Abdul Halim Radjiu ini pantas unggul dari Jepang di pertandingan 3 set.

Medali emas ini sekaligus menjadi sejarah baru bagi tim Sepak Takraw Indonesia mengingat sebelumnya pencapaian terbaik Indonesia hanyalah mampu meraih perunggu.

Sebelumnya sejak Asian Games 2006 Doha, 2010 Guangzhou dan 2014 Incheon, prestasi terbaik Indonesia hanyalah medali perunggu.

Bahkan Asian Games ini sendiri hanya menargetkan perak dan siapa sangka bisa menyabet emas.

Laga yang dimulai pukul 12.30 WIB ini akhirnya menghasilkan Indonesia yang menang dua set. Beberapa kali libasan Saiful Rijal dengan nomor punggung 7 ini sempat mengecohkan tim Jepang.

Sayangnya di set pertama kalah dengan skor 15-21. Lalu pada set kedua berlangsung cukup panas dimana kejar-kejaran angka terus terjadi dan akhirnya Indonesia bisa memimpin dengan skor 21-14.

Di set ketiga yang merupakan penentuan pertandingan berlangsung dramatis. Rijal Dkk bisa memblok lawan dengan sempurna.

Hingga akhirnya skor 21-16 untuk Indonesia yang merupakan emas pertama bagi cabor Sepaktakraw Indonesia di Jakabaring Palembang.

Medali perak diraih Jepang sementara perunggu diraih oleh Singapura dan Thailand.

Pelatih Sepak Takraw tim Indonesia Abdul Gani mengatakan, memang saat di set pertama pihaknya agak kesulitan karena Jepang memiliki formasi yang berbeda dari babak penyisihan.

"Mereka memakai dua sayap dua belakang kiri kanan. Setelah melihat perkembngan ada perubahan formasi menjadi 3. Shingga saya harus mengatur ulang strategi," ujarnya.

Menurutnya, faktor psikologis sangat berpengruh kepada para pemain. Jepang sangat lihai membaca peluang, bagimana mental lawan harus di bawah sehingga mereka bisa masuk dalam permainan.

"Di set pertama mereka pakai cara itu, menjatuhkan mental. Namun saya ingatkan kepada mereka agar tetal fokus dan jaga ritme permainan," ungkapnya.

Selain itu untuk formasi pemain juga cukup berbeda. Awalnya pemain punya blok triple, sehingga susah raih point.

"Pada set kedua kita ubah strategi, memasang blok double dan akhirnya bisa dieksekusi," ungkapnya.

Terkait skill pemain, diakuinya baik Indonesia dan Jepang sama. Tapi ini tentang psikologis, akan berbeda saat pertndingan. Jika kualitas sudah memadai maka sekarang ini adalah jam terbang termsuk di kejuaraan besar.

"Quadrant ini nomor baru. Jadi setiap negara mencari pola masing-masing. Penonton juga luar biasa, dan kita meraih kemenangn ini juga dari mereka," terangnya. (cr9/Sriwijaya Post)

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas