TRIBUNNEWS.COM, PRETORIA - Diego Armando Maradona punya pengalaman tak terlupakan melawan Jerman. Saat menjadi pemain, pelatih Argentina itu pernah mengalahkan Jerman (Barat) di final Piala Dunia 1986. Namun, di final Piala Dunia 1990, Maradona harus mengakui kehebatan Jerman. Maradona gagal mengangkat trofi itu untuk kedua kalinya sekaligus mempersembahkan gelar juara dunia ketiga bagi Argentina.

Kenangan manis tahun 1986 itulah yang ingin diturunkan Maradona kepada Lionel Messi. Termasuk statusnya sebagai pengatur permainan. Dia ingin Messi bisa mengalahkan Jerman seperti yang pernah dilakukannya 24 tahun lalu. Menjadi pemain free role.

"Saya ingin memberikan dia kebebasan bermain sesuai keinginan dia. Dia tak punya posisi yang menetap," beber Maradona.

Menurut Maradona, pemain seperti Messi tak boleh dikekang. Sebab, itu akan mematikan kreativitas dalam bermain.

Saking pentingnya peran Messi, Maradona sampai memberikan dispensasi khusus untuk boleh tak mengikuti sesi latihan pada Jumat (2/7/2010) kemarin dengan alasan flu.

Nama lain yang dianggap penting bagi Maradona adalah Carlos Tevez. "Dia fenomenal. Tevez bermain selama Piala Dunia. Kami harus bangga kepadanya," puji dia.

Kendati Messi bakal menjadi tulang punggung, Maradona tetap mengutamakan kolektivitas. "Kami akan menunjukkan sebagai sebuah tim menyerang yang bagus di ketiga lini," tandasnya.

Maradona juga menolak jika timnya kini menjadi favorit kuat juara dunia setelah Brasil tersingkir. Terpenting bagi dia adalah timnya selalu fokus menghadapi setiap laga.(*)