TRIBUNNEWS.COM - Keberhasilan Tim Matador melangkah ke final Piala Dunia untuk pertama kalinya seharusnya disyukuri seluruh rakyat Spanyol. Tapi tidak demikian adanya.

Sebagian masyarakat Spanyol justru berharap La Furia Roja gagal menjadi yang terbaik. Mereka malah mendukung Belanda yang akan menjadi lawan di final. Orang-orang itu adalah masyarakat Basque.

Kendati menjadi bagian dari Spanyol, Basque - juga Catalan - punya budaya dan bahasa yang berbeda. Malah, mereka berharap lepas dari Kerajaan Spanyol karenanya benci warga Madrid. Tak heran, ketika warga Kota Madrid merayakan keberhasilan Spanyol, masyarakat Basque begitu dingin.

"Saya malah berharap Belanda menang 30-0. Politikus Madrid sudah pasti akan menggunakan kesuksesan timnas untuk menjual konsep negara kesatuan Spanyol. Padahal, timnas didominasi orang Catalan dan Basque," sindir Inaki Atxutegi, ekonom asal Basque.

Hal yang sama juga dilakukan di Catalan. Wakil Ketua Pemerintahan Catalan, Josep Lluis Carod-Rovira, malah menjami bendera Spanyol tak bakal berkibar lebih banyak dibandingkan bendera Catalan saat laga final Piala Dunia.

Demikian juga dengan warganya. "Saya merasa bukan orang Spanyol," ujar Marc Morell, warga Tarragona.

Kendati demikian, mereka tetap bangga jika ada warga Catalan menjadi bintang di Piala Dunia. Termasuk saat memuji Carles Puyol berkat golnya ke gawang Jerman.

"Mereka membela Spanyol karena tak punya pilihan. Jika diperbolehkan, Puyol dkk tentu akan lebih memilih membela timnas Catalan," lanjut Morell.

Timnas Catalan memang ada. Namun, tak diakui FIFA dan UEFA meski selalu punya agenda resmi pertandingan persahabatan melawan negara lain. (duniasoccer)