Hari Terakhir Resto Banting Harga
Berbeda dengan situasi di pusat perbelanjaan dan mal yang sudah menutup unit usaha masing-masing,
Editor: Tjatur Wisanggeni
TRIBUNNEWS.COM -- Berbeda dengan situasi di pusat perbelanjaan dan mal yang sudah menutup unit usaha masing-masing, tidak dengan situasi di sekitar fanfest yang menggabungkan diri dengan kompleks restoran dan area publik.
Seperti yang ada di kawasan Montecasino dan area Jobulani Centre, di pusat kota Johannesburg, restoran, cafe dan bar masih membuka diri, tentu dengan fasilitas televisi yang sedang menyiarkan konser upacara penutupan piala dunia 2010.
Masing-masing resto, cafe dan bar tersebut saling berlomba menarik perhatian para pengunjung yang sebagian besar berasal dari luar negeri. Para suporter tersebut adalah orang yang memilih menonton di televisi sembari menikmati makanan dan minuman, karena tak mendapat tiket pertandingan di stadion maupun arena fanfest.
Tak heran para suporter jenis ini sangat potensial untuk mengeruk keuntungan di malam terakhir, karena belum tentu besok malam akan seperti malam ini. Guna menarik perhatian para suporter, masing-masing tempat berlomba memberikan diskon dan harga termurah yang pernah mereka berikan.
Rata-rata dari para pengusaha memberikan potongan harga sampai 50 persen. Seperti makanan favorit T-Bone misalnya, jika biasanya berharga 99 Rand, kini konsumen penonton final piala dunia cukup membayar 50 Rand saja. Menu favorit Steak 300 gram juga turun harga, dari yang biasanya di atas 150 Rand, kini hanya 80-100 Rand saja.
Ada juga udang tepung dengan isi 30 ekor, dari yang biasanya 200 Rand, kini hanya 99 Rand. "Ini malam terakhir, jadi pesta besar para suporter juga menjadi incaran kami, jadi semua harga malam ini sampai besok pagi sangat spesial," tukas Michael, seorang supervisor di resto Coco Bongo. (*)