TRIBUNNEWS.COM, LIMA - Bagi Timnas Peru, Paolo Guerrero adalah pemain penting. Penyerang berusia 32 tahun itu punya andil besar mengantarkan tim nasional Peru mendapatkan tempat di babak play-off Piala Dunia 2018.
Namun demikian, La Blanquirroja, julukan tim nasional Peru, mendapat kabar buruk pada 3 November 2017. Guerrero dinyatakan gagal lolos tes doping setelah pertandingan melawan tim nasional Argentina pada bulan Oktober.
Guerrero kemudian mendapat sanksi larangan bermain selama 30 hari sehingga tidak bisa memperkuat La Blanquirroja pada babak play-of melawan tim nasional Selandia Baru.
Hukuman yang Guerrero makin berat sejak 8 Desember 2017. Guerrero terbukti positif mengonsumsi benzoylecgonine yang terkandung di kokain. Hasilnya, FIFA melarang Guerrero bermain di semua kompetisi selama setahun.
Kabar baik datang 12 hari kemudian, FIFA meringankan hukuman Guerrero menjadi enam bulan sehingga bisa bermain di Piala Dunia 2018. Namun demikian, situasi berubah lagi pada 14 Mei 2018 setelah Sidang Arbitrase Olahraga memutuskan memperpanjang masa hukuman Guerrero menjadi 14 bulan.
Hanya dalam hitungan dua pekan sebelum bergulirnya Piala Dunia 2018, tim nasional Peru mendapat durian runtuh. Pengadilan Swiss memutuskan menangguhkan hukuman Guerrero sampai setelah Piala Dunia 2018. Ini membuat Guerrero bisa membela tim nasional Peru di Rusia.
Paolo Guerrero menandai penampilan kembalinya bersama La Blanquirroja secara apik. Dia mencetak dua gol ke gawang tim nasional Arab Saudi pada pertandingan uji coba di St. Gallen, Swiss, Senin (4/6) dini hari waktu Indonesia. La Blanquirroja meraih kemenangan 3-0 pada laga itu.
"Putra saya adalah seorang prajurit, saya mengucapkan selamat kepada dia dan semua yang telah menolong dia," ujar Petronila Gonzales, ibu Guerrero, seperti dikutip dari The Guardian.
Dalam bahasa Indonesia Guerrero berarti prajurit. Sikap yang ditunjukkan Guerrero selama ini benar-benar menunjukkan sikap seorang prajurit. Guerrero menunjukkan sikap itu tidak hanya sekali.
Pada pertandingan melawan tim nasional Kolombia di Lima, Peru, 10 Oktober 2017, peluang La Blanquirroja untuk lolos ke Rusia terancam. Saat itu La Blanquirroja tertinggal 0-1 di sisa 15 menit. Mereka kemudian mendapat tendangan bebas yang dieksekusi oleh Guerrero. Eksekusi Guerrero berbuah gol yang membuka peluang La Blanquirroja ke Piala Dunia pertama sekal 1982.
Paolo Guerrero memang krusial bagi Peru. Eks penggawa Bayern Muenchen itu adalah pencetak gol terbanyak sepanjang masa tim nasional Peru, melampaui torehan Teofilo Cubillas, sang legenda, pada 2016.
Kualitasnya di kotak penalti lawan adalah kunci bagi tim nasional Peru mencapai posisi peringkat ketiga di Copa America 2011 dan 2015. Pada turnamen itu Guerrero pulang membawa status pencetak gol terbanyak, mengungguli pemain-pemain seperti Lionel Messi dan Neymar.
Kini di usianya yang ke-34 Guerrero tidak lagi muda. Namun demikian, mungkin akan Piala Dunia 2018 adalah kesempatan terakhirnya menebus kesalahan. Guerrero bisa tampil impresif pada Piala Dunia 2018 karena mental prajuritnya.
"Saya seorang petarung. Saya selalu bertarung ketika kondisi sulit. Tidak mudah menjadi seorang pesepakbola profesional. Saya akan terus bertarung, menunjukkan saya tidak bersalah, melakukan segalanya untuk bermain di Piala Dunia," kata Guerrero.
Peru kembali bermain di Piala Dunia untuk pertama kali sejak 1982. Ini akan jadi partisipasi kelima Peru di Piala Dunia. Pencapaian terbaiknya terjadi pada 1970 saat mencapai babak perempat-final.
La Blanquirroja memastikan kelolosannya ke Rusia secara dramatis. Mereka harus melalui babak play-off setelah mengakhiri babak kualifikasi CONMEBOL di peringkat kelima.
Peru bisa kembali ke Piala Dunia berkat Ricardo Gareca, sang arsitek tim. Gareca membuat tim nasional Peru kembali memiliki identitas permainan. Gareca mengembalikan gaya bermain elegan yang hilang selama lebih dari 20 tahun. Gareca menambahkan sentuhan modern kebugaran fisik dan komitmen terhadap kedisiplinan. (Tribunnews/deo)