TRIBUNNEWS.COM - Laga timnas Portugal kontra Iran pada fase Grup B Piala Dunia 2018 menyisakan kontroversi.
Laga yang digelar di Mordovia Arena, Sarank, Senin (25/6/2018) berakhir dengan skor imbang 1-1.
Gol timnas Portugal dicetak oleh Quaresma di menit ke-45.
Timnas Iran dapat menyamakan kedudukan pada injury timemelalui titik putih.
Dengan hasil imbang itu mengantarkan Portugal lolos ke babak 16 besar.
Bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo dalam laga itu terlibat insiden dengan bintang timnas Iran Morteza Pouraliganji menjelang akhir pertandingan.
Cristiano Ronaldo tampak menyikut Morteza Pouraliganji.
Wasit yang memimpin jalannya laga Enrique Caceres pun melihat tayangan ulang pelanggaran Ronaldo melalui bantuan Video Assistant Referee (VAR), kemudian Caceres mengerluarkan kantu kuning untuk Ronaldo.
Beberapa beranggapan Ronaldo layak diberikan kartu merah. Pelatih Iran, Carlos Queiroz berpendapat bahwa Ronaldo layak dikenai kartu merah.
"Dalam aturan, melanggar lawan dengan menggunakan sikut mesti diganjar kartu merah, tidak peduli itu Lionel Messi atau Ronaldo," kata Carlos Queiroz seperti dikutip BolaSport.com dari BBC.
Namun Ronaldo pun mendapatkan pembelaan dari cendekiawan BBC Mark Lawrenson, yang yakin bahwa insiden sikutan itu datang secara bersama.
Mark Lawrenson membeberkan alasan terkait opininya soal Ronaldo yang memang tak layak diganjar kartu merah.
"Banyak kejadian setelah tidak ada bola. Dan itu hanya mengenai muka saja. Bukan sesuatu yang saya khawatirkan."
"Saya tidak berpikir dia (Ronaldo) mengincar wajahnya (pemain Iran)," ungkapnya.