Laporan wartawan Tribunnews, Deodatus Pradipto
"Nanti di Saint Petersburg hati-hati. Banyak sekali copet."
Begitulah pesan Minister Counsellor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow Adiguna Wijaya kepada saya akhir Juni lalu.
Hal yang sama saya dapatkan dari Baltasar Lukem, SVD, seorang misionaris asal Flores di Saint Petersburg.
Menurut Baltsar pencopetan adalah hal biasa di Saint Petersburg, terutama di kawasan padat turis seperti di Jalan Nevsky.
Para pencopet di Jalan Nevsky biasa menyasar para turis. Seperti dikutip dari The Independent, kejahatan ini adalah kejahatan yang terorganisasi secara baik.
Modus mereka dalam mencopet bermacam-macam. Satu di antaranya adalah memepet korban saat antre masuk bus.
"Saya pernah alami langsung di sini. Sulit menangkap pelaku karena barang yang dicuri berpindah tangan begitu cepat ke komplotan mereka," tutur Romo Baltasar.
Setiap berjalan di Jalan Nevsky saya selalu berusaha untuk waspada. Saya membalikkan tas punggung jadi menghadap depan dan memasukkan telepon genggam dan dompet ke tas.
Sepintas saya terlihat mencolok. Banyak orang yang melihat aneh cara saya membawa tas. Di sini orang cenderung cuek membawa tas punggung seperti biasa atau menggunakan telepon genggam sambil berjalan.
Polisi sebenarnya selalu ada di setiap sudut Jalan Nevsky, terutama selama Piala Dunia 2018. Kawasan ini adalah surganya para turis dari seluruh dunia.
"Mereka itu incar turis karena mereka tahu turis-turis sulit berbicara dengan polisi kalau mengalami pencopetan," kata Dinda, mahasiswa asal Balikpapan di Saint Petersburg. (Tribunnews/Deodatus Pradipto)