Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Selebrasi Lokal 2022

Alasan Mesut Ozil Trending Lagi setelah Timnas Jerman Tersungkur di Piala Dunia 2022

Alasan Ozil kembali trending di Twitter tak jauh dari masalah rasisme yang dia terima ketika masih membela Der Panzer.

Penulis: Niken Thalia
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Alasan Mesut Ozil Trending Lagi setelah Timnas Jerman Tersungkur di Piala Dunia 2022
Twitter
Alasan Mesut Ozil Trending Lagi setelah Timnas Jerman Tersungkur di Piala Dunia 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Nama Mesut Ozil kembali trending di Twitter setelah Timnas Jerman gagal ke 16 besar Piala Dunia 2022, Jumat (2/12/2022) dini hari WIB. Sejauh ini, sudah 14 tim memastikan tempat di 16 besar.

Timnas Jerman tersingkir di babak penyisihan Piala Dunia Qatar meski menang 4-2 pada pertandingan terakhir melawan Kosta Rika karena kalah selisih gol dari Spanyol (Update: Brasil dan Portugal Tumbang).

Mesut Ozil Sampaikan Duka Untuk Korban Tsunami Banten dan Lampung Melalui Akun Twitter
Mesut Ozil Sampaikan Duka Untuk Korban Tsunami Banten dan Lampung Melalui Akun Twitter (Twitter.com/@MesutOzil1088)

Timnas Spanyol kalah 1-2 dari Jepang, mengoleksi poin 4, sama dengan Timnas Jepang, tapi Jerman kalah selisih gol (lihat, Rekap Piala Dunia Tadi Malam).

Babak 16 besar akan mulai Sabtu (3/12/2022) pukul 22.00 WIB malam.

Babak penyisihan Piala Dunia 2012 akan memainkan pertandingan grup G dan grup H. Berikut jadwal dan live streaming SCTV dan vidio:  

Jumat (2/12/2022) pukul 22.00 WIB malam: 

Ghana vs Uruguay (link live streaming, prediksi skor)

Berita Rekomendasi

Korsel vs Portugal (link live SCTV streaming, prediksi skor)

Sabtu (3/12/2022) pukul 02.00 WIB dini hari:

Serbia vs Swiss (link live streaming, prediksi skor)

Kamerun vs Brasil (link live streaming,prediksi skor)

Masalah Rasisme

Mesut Oezil (33) kini bermain untuk klub Liga Super Turki, Fenerbahce. 

Saat Jerman tersingkir, Ozil sebenarnya ada di Qatar. Namun tidak begitu jelas apakah Ozil ikut menyaksikan pertandingan Timnas Jerman vs Kosta Rika (lihat, Ozil Ada di Qatar).

Dari pantauan Tribunnews.com, Ozil --imigran dari Turki berkewarganegaraan Jerman-- masuk dalam deretan trending media sosial Twitter pada hari Jumat (2/12/2022).

Terpantau sebanyak 11 ribu cuitan menuliskan nama eks pemain Arsenal itu setelah Jerman tersungkur di Qatar.

Alasan Ozil --mantan pemain Real Madrid-- kembali trending di Twitter tak jauh dari masalah rasisme yang dia terima ketika masih membela Der Panzer.

Baca juga: Aksi Tutup Mulut Suporter Qatar & Bawa Sketsa Foto Ozil saat Spanyol vs Jerman di Piala Dunia 2022

Fans menilai kegagalan Jerman di Qatar lantaran tidak menghargai Mesut Ozil.

Sedikit menarik ke belakang, Ozil kala itu memutuskan untuk mundur dari Timnas Jerman tahun Piala Dunia 2018 Rusia.

Tepatnya ketika Timnas Jerman tak mampu lolos ke babak 16 besar ketika tampil di Rusia.

Mengutip dari foreignpolicy, Mesut Ozil jadi pemain yang paling disalahkan atas kegagalan Timnas Jerman.

Padahal Ozil dinilai sebagai pemain yang cukup gacor ketika Jerman dikalahkan oleh Korea Selatan 2-0 saat itu.

Akan tetapi gegara isu rasisme tersebut, mantan pemain Der Panzer ini justru jadi bulan-bulanan.

Kini ketika mentas di Piala Dunia 2022, Jerman kembali menjadi sorotan.

Skuad asuhan Hansi Flick ini bahkan sempat menyandang gelar tim terburuk saat matchday 1 di Piala Dunia 2022.

Alasan Jerman mendapat gelar tim terburuk.

1. Aksi Tutup Mulut

Para pemain Timnas Jerman menutup mulut saat berpose untuk berfoto dalam laga sepak bola Grup E Piala Dunia 2022 Qatar antara Jerman melawan Jepang di Stadion Internasional Khalifa, di Doha, Qatar, Rabu (23/11/2022) waktu setempat. AFP/ANNE-CHRISTINE POUJOULAT
Para pemain Timnas Jerman menutup mulut saat berpose untuk berfoto dalam laga sepak bola Grup E Piala Dunia 2022 Qatar antara Jerman melawan Jepang di Stadion Internasional Khalifa, di Doha, Qatar, Rabu (23/11/2022) waktu setempat. AFP/ANNE-CHRISTINE POUJOULAT (AFP/ANNE-CHRISTINE POUJOULAT)

Suporter cukup menyoroti gestur tutup mulut yang diperagakan para pemain Timnas Jerman sebelum bertanding melawan Jepang.

Bisa dibilang, banyak yang kurang setuju dengan apa yang dilakukan anak asuh Hansi Flick tersebut.

Tudingan standar ganda langsung dialamatkan kepada mereka.

Pasalnya, Jerman bungkam kala Mesut Ozil bersuara soal kemanusiaan, khususnya yang menyangkut nasib muslim Uighur.

Atas aksi tutup mulut ini, Jerman juga dianggap kurang fokus dalam menghadapi Jepang.

Meski demikian, Jerman tetap teguh dengan gestur tutup mulut tersebut.

"Kami ingin menggunakan ban kapten kami untuk mempertahankan nilai yang selama ini kami pegang di Timnas Nasional Jerman," dikutip Tribunnews dari akun instagram @dfb_team.

"Yakni perihal keberagaman dan saling menghormati, kami ingin suara kami didengar, ini bukan pernyataan politik tapi hak asasi manusia yang dinegosiasikan,"

"Melarang kami memakai ban kapten itu (One Love) seperti membungkam kami," tulisnya.

Ban kapten 'One Love' secara tidak langsung mendukung perilaku hubungan sesama jenis antar manusia. Ini merupakan sikap umum sejumlah negara Eropa yang ingin mendikte nilai-nilai mereka ke Qatar selaku tuan rumah Piala Dunia.

Perilaku itu biasanya dikenal dengan LGBTQ+ (Lesby, Gay, Biseksual, Transgender, Queer).

Qatar yang mayoritas penduduknya beragama Muslim tentu tidak mendukung aksi 'One Love' yang sedang dikampanyekan sejumlah negara Barat.

Alhasil, sejumlah suporter Qatar menyuarakan itu dihadapan para pemain Jerman dengan aksi serupa tutup mulut.

Menariknya, suporter Qatar juga membawa sketsa foto Mesut Ozil pemain Muslim yang pernah memperkuat Jerman.

2. Kasus Ozil

Orang-orang Qatar membentangkan wajah Mesut Ozil selama pertandingan sepak bola Grup E Piala Dunia Qatar 2022 antara Spanyol dan Jerman di Stadion Al-Bayt di Al Khor, utara Doha pada 27 November 2022.
Orang-orang Qatar membentangkan wajah Mesut Ozil selama pertandingan sepak bola Grup E Piala Dunia Qatar 2022 antara Spanyol dan Jerman di Stadion Al-Bayt di Al Khor, utara Doha pada 27 November 2022. (Ina Fassbender / AFP)

Gelar tim terburuk juga mengacu pada perlakuan Jerman kepada Mesut Ozil pada medio 2018 silam

Der Panzer dianggap mengucilkan Ozil kala sang pemain menyuarakan beberapa isu kemanusiaan.

Ozil juga dianggap seperti orang asing oleh suporter saat Timnas Jerman tak lolos Piala Dunia 2018.

Hal yang membuat kecewa Ozil pada saat itu adalah para pemain yang ikut bungkam atas tindakan rasisme yang dia alami.

Saat Ozil mendapatkan perlakuan tersebut, tak ada yang ikut membela Ozil.

Ia mengaku tak pernah menyesal keluar dari Timnas Jerman.

3. Main Bak Anak SD

Gelar tim terburuk juga merujuk pada permainan Jerman kala menghadapi Jepang di matchday 1.

Der Panzer tak bisa memeragakan permainan atraktif dan efektif yang menjadi andalan mereka selama ini.

Justru, Thomas Muller dkk seperti kebingungan untuk menebar ancaman ke gawang Samurai Biru.

Saking jeleknya permainan tim, Ilkay Gundogan ikut menyoroti performa Jerman.

Menurutnya, Jerman bermain selayaknya bocah yang masih berada di sekolah dasar.

"Kami membuatnya terlalu mudah bagi Jepang," ungkap Gundogan dikutip dari laman DFB.

"Cara kami kebobolan seperti anak-anak sekolah dasar, terutama gol kedua."

"Saya tidak berpikir juara dunia akan kebobolan gol sesederhana itu," sambungnya.

Kini setelah tersingkir dari Piala Dunia 2022, kenangan di Rusia kembali terulang.

Di mana kala itu Jerman yang turun sebagai juara bertahan tak mampu lolos ke babak 16 besar.

Kenangan buruk kembali dialami oleh Der Panzer saat di bawah asuhan Hansi Flick.

Ozil dan Indonesia

Ozil punya hubungan dengan Indonesia, setidaknya pada sepak bola.

Ketika terjadi Tragedi Kanjuruhan, Oktober 2022, Ozil menyampaikan ucapan duka melalui akun Twitter @M10 dalam bahasa Indonesia.

"Saya berdoa untuk para korban semoga ditempatkan di tempat yang paling mulia di sisi TUHAN #StadionKanjuruhan," tulis Ozil melalui akun @M10.

Pada Mei 2022, sebelum Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter bola di Malang, Jawa Timur, Ozil berkunjung ke Indonesia untuk sejumlah kegiatan sosial.

Ketika berada di Indonesia, Ozil mengatakan menyukai Masjid Istiqlal di Jakarta dan Bali. Ia ingin berlibur bersama keluarganya di Bali.

Paksakan Nilai

Jelang dimulainya Piala Dunia 2012 Qatar, sejumlah negara dan media Barat menyerang Qatar atas tuduhan melanggar HAM pekerja migran, larangan LQBT, dan minum bir.

Qatar adalah negara Muslim pertama, negara Timur Tengah pertama, yang menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Barat ingin Qatar seperti Barat, menerapkan nilai-nilai Barat --hal yang ditolak dengan keras dan konsisten oleh Qatar.

Tak kurang dari Presiden FIFA Gianni Infantino --pemegang paspor Swiss tapi berdarah Italia-- yang berbicara terbuka membela Qatar seraya menyerang Barat melakukan tindakan munafik.

Ketika berbicara dalam jumpa pers di Qatar jelang pembukaan Piala Dunia, Infatino nyaris tak bicara soal sepak bola.

Tribunnews.com melaporkan, di hadapan ratusan jurnalis, termasuk jurnalis Barat, Infantino tampak murung menjawab kritik mengenai penyelenggaraan ajang akbar sepak bola sejak pandemi covid-19 melanda dunia.

Infantino memusatkan perhatiannya pada apa yang disebutnya "kemunafikan" kritik Barat.

Terutama mengenai pelanggaran hak asasi manusia. Pekerja migran yang terlibat dalam pembangunan fasilitas infrastrukur Piala Dunia Qatar disebut mengalami ketidakadilan.

“Kami diajari banyak pelajaran dari orang Eropa, dari dunia Barat,” katanya, mengacu pada kritik terhadap catatan hak asasi manusia Qatar.

“Apa yang kami orang Eropa telah lakukan selama 3.000 tahun terakhir, kami harus meminta maaf selama 3.000 tahun ke depan sebelum mulai memberikan pelajaran moral,” katanya seperti diberitakan CNN.

Infantino telah menghabiskan banyak waktu membela keputusan FIFA pada tahun 2010 untuk memberikan Piala Dunia ke Qatar.

Turnamen ini akan menjadi sejarah, sebab untuk kali pertama digelar di Timur Tengah. Namun, di sisi lain terperosok dalam kontroversi.

Sebut saja dugaan pelanggaran HAM, mulai dari kematian pekerja migran, kondisi yang dialami mereka, LGBTQ, hingga hak-hak perempuan.

Infantino mengakui ada hal-hal yang tidak sempurna. Namun, ia mengatakan beberapa kritik "sangat tidak adil" dan menuduh Barat melakukan standar ganda.

Secara pribadi, ia tahu betul bagaimana rasanya didiskriminasi.

Ingatannya mundur jauh ke belakang saat masih kanak-kanak. Ia diintimidasi karena memiliki rambut merah dan bintik-bintik.

“Hari ini saya merasa seperti orang Qatar. Hari ini saya merasa Arab. Hari ini saya merasa Afrika. Hari ini aku merasa gay. Hari ini saya merasa cacat. Hari ini saya merasa sebagai pekerja migran,” katanya.

Hadirin yang menyaksikannya bicara tertegun.

“Apa yang saya lihat membawa saya kembali ke kisah pribadi saya. Saya adalah anak pekerja migran. Orang tua saya bekerja sangat keras dalam situasi sulit.”

Infantino mengatakan kemajuan telah dibuat di Qatar dalam mengatasi berbagai masalah dan perubahan nyata membutuhkan waktu.

Ia menambahkan bahwa FIFA tidak akan meninggalkan negara itu setelah turnamen selesai dan beberapa jurnalis Barat akan melupakan masalah tersebut.

“Kita perlu berinvestasi dalam pendidikan, memberi mereka masa depan yang lebih baik, memberi mereka harapan. Kita semua harus mendidik diri kita sendiri.”

“Reformasi dan perubahan membutuhkan waktu. Butuh ratusan tahun di negara kita di Eropa. Butuh waktu di mana-mana, satu-satunya cara untuk mendapatkan hasil adalah dengan melibatkan, bukan dengan berteriak.”

Soal alkohol, Infantino mengatakan, "Akan ada lebih dari 200 tempat di mana Anda dapat membeli alkohol di Qatar dan lebih dari 10 zona penggemar, di mana lebih dari 100.000 orang dapat minum alkohol secara bersamaan."

“Menurut saya pribadi, jika selama tiga jam sehari Anda tidak minum bir, Anda akan tetap hidup."

Sejumlah stadion di Eropa juga melarang minuman alkohol di dalam stadion.

“Tampaknya menjadi hal besar karena ini adalah negara Muslim, saya tidak tahu mengapa,” pungkasnya.

Suatu waktu, Infantino ingin Korea Utara --negara yang dikucilkan oleh Amerika Serikat dan sekutu-- menjadi tuan rumah Piala Dunia.

BACA:

Berita Piala Dunia 2022 Qatar

Jadwal Lengkap Piala Dunia 2022

Daftar Wasit Piala Dunia 2022

Profil 8 Stadion Piala Dunia Qatar

Daftar Peserta dan Pembagian Grup Piala Dunia 2022

Sejarah Piala Dunia atau FIFA World Cup

(Tribunnews.com/Niken,Guruh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klasemen
Group A
Tim
P
1
Belanda
7
2
Senegal
6
3
Ecuador
4
4
Qatar
0
Group B
Tim
P
1
Inggris
7
2
Amerika serikat
5
3
Iran
3
4
Wales
1
Group C
Tim
P
1
Argentina
6
2
Poland
4
3
Mexico
4
4
Saudi Arabia
3
Group D
Tim
P
1
Prancis
6
2
Australia
6
3
Tunisia
4
4
Denmark
1
Group E
Tim
P
1
Jepang
6
2
Spanyol
4
3
Jerman
4
4
Costa Rica
3
Group F
Tim
P
1
Morocco
7
2
Croatia
5
3
Belgia
4
4
Canada
0
Group G
Tim
P
1
Brazil
6
2
Swiss
6
3
Cameroon
4
4
Serbia
1
Group H
Tim
P
1
Portugal
6
2
Korea Selatan
4
3
Uruguay
4
4
Ghana
3
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas