Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Selebrasi Lokal 2022

Pelatih Korea Selatan Langsung Mundur Setelah Kalah 1-4 dari Brasil, Begini Kata Paulo Bento

Pelatih Korea Selatan, Paulo Bento mundur setelah tim asuhannya dipukul Brasil 4-1 pada babak 16 besar Piala Dunia 2022, kemarin.

Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
zoom-in Pelatih Korea Selatan Langsung Mundur Setelah Kalah 1-4 dari Brasil, Begini Kata Paulo Bento
AFP/PABLO PORCIUNCULA
Ekspresi pelatih Timnas Korea Selatan asal Portugal, Paulo Bento di pinggir lapangan dalam laga sepak bola babak 16 besar Piala Dunia 2022 Qatar antara Brasil melawan Korea Selatan di Stadion 974, di Doha, Qatar, Senin (5/12/2022) waktu setempat. AFP/NELSON ALMEIDA 

TRIBUNNEWS.COM- Pelatih Korea Selatan, Paulo Bento mundur setelah tim asuhannya dipukul Brasil 4-1 pada babak 16 besar Piala Dunia 2022, kemarin.

Paulo Bento, Pelatih asal Portugal berusia 53 tahun ini telah menangani timnas Korsel sejak 2018.

Paulo Bento telah memenangkan 35 laga dari 57 laga.

Catatan Paulo Bento cukup bagus sebenarnya, dengan prosentase kemenangan 61.40 persen.

Tapi di level turnamen, Korsel memang melempem.

Mereka kandas di perempat final Piala Asia 2019.

Di Piala Dunia 2022 ini, mereka kandas di tangan Brasil di babak 16 besar.

Berita Rekomendasi

Bento mengatakan, "Saya sudah memikirkannya matang-matang. Saya harus berterima kasih kepada semua orang atas semua yang telah mereka lakukan. Saya akan beristirahat, dan kita harus melihat apa yang akan terjadi setelah saya beristirahat. Kami harus memberi selamat kepada Brasil karena mereka lebih baik dari kami," kata Bento dikutip dari The Sun.

Baca juga: Hasil Piala Dunia 2022: Kalah Telak dari Brasil, Pelatih Korea Selatan Pilih Mundur

Seorang juru bicara dari federasi Korea Selatan menyangkal bahwa Bento telah berhenti.

Dia mengklaim, sang pelatih hanya beristirahat dan mempertimbangkan masa depannya.

Bento menjadi manajer ketiga yang mundur, atau dipecat usai Piala Dunia.

Sebelumnya ada Roberto Martinez mundur sebagai bos Belgia, dan Tata Martino yang ditendang setelah Meksiko gagal lolos ke 16 besar.

Jogo Bonito Brasil Telah Kembali, Begini Kata Tite

Jogo bonito telah kembali. Ya, demikianlah pekikan dari para fan Brasil setelah melihat timnya menggulung Korea Selatan.

Brasil menang 4-1 atas Korea Selatan lewat permainan indah nan menawan pada babak 16 besar Piala Dunia 2022 di Stadion 974, Doha, Qatar, Selasa (6/12) dini hari.

Jogo Bonito merupakan filosofi dari pemain sepakbola Brasil saat mengolah si kulit bundar. Layaknya tarian, Jogo Bonito memiliki arti permainan yang indah. Filosofi yang ditelurkan legenda Brasil, Pele itu pun diperlihatkan Neymar Cs saat bertanding melawan Timnas Korea Selatan dan membuahkan 4 gol. Berikut informasi seputar Jogo Bonito, statistik, hingga rekor para pemain Brasil. TRIBUNNEWS/BAYU PRIADI
Jogo Bonito merupakan filosofi dari pemain sepakbola Brasil saat mengolah si kulit bundar. Layaknya tarian, Jogo Bonito memiliki arti permainan yang indah. Filosofi yang ditelurkan legenda Brasil, Pele itu pun diperlihatkan Neymar Cs saat bertanding melawan Timnas Korea Selatan dan membuahkan 4 gol. Berikut informasi seputar Jogo Bonito, statistik, hingga rekor para pemain Brasil. TRIBUNNEWS/BAYU PRIADI (TRIBUNNEWS/BAYU PRIADI)

"Jogo bonito" kurang lebih artinya "permainan yang indah". Konon dipopulerkan sang legenda, Pele merujuk permainan menghibur Brasil menghabisi lawan-lawannya di Piala Dunia terdahulu.

Belakangan, filosofi permainan indah milik tim Selecao dinilai telah bergeser menjadi lebih mengutamakan hasil akhir atau pragmatis.

Anggapan tersebut muncul melihat penampilan dua timnas Brasil pemenang Piala Dunia setelah era Pele, yakni pada 1994, dan 2002.

Era 1994 dianggap berasal dari dominasi permainan lini tengah yang dikawal oleh kapten timnas Brasil saat itu, Dunga.
Sementara era 2002, disebut lebih mirip dengan skuat asal benua Eropa.

Terlebih, dengan mengandalkan tiga orang pemain bintang yang kiprahnya terbilang menonjol di kompetisi negara Eropa yaitu Ronaldo Nazario, Rivaldo, dan Ronaldinho.

"Brasil telah kehilangan esensinya, permainan yang indah (jogo bonito)," kata bek legendaris Roberto Carlos dikutip dari Football Espana beberapa waktu lalu.

Tapi kemarin, ketika gol demi gol indah dari tim Samba meluncur selama 45 menit babak pertama, orang-orang pun ramai memekik," Jogo bonito telah kembali!".

Dan pelatih Brasil, Tite mengaku sulit menahan godaan untuk ikut berpesta menari ala bebek bersama skuatnya setelah gol ketiga Brasil tercipta saat laga baru berlangsung 29 menit.

Gol Richarlison itu memang terlahir dengan proses istimewa, dan skuat Samba bergegas ke dekat bench untuk dansa ala goyang bebek. Tite pun ikut bergabung.

Belakangan, pelatih berusia 61 tahun ini menyebut, tarian bersama itu ekspresi kegembiraan murni atas penampilan menyerang yang berani dari timnya, dan akan membantunya menjalin ikatan dengan tim mudanya.

“Kami berusaha menyesuaikan dengan karakteristik para pemain,” kata Tite ketika ditanya soal tarian tersebut dalam konferensi pers.

“Mereka masih sangat muda dan saya mencoba sedikit beradaptasi dengan bahasa mereka, dan bagian dari bahasa mereka adalah menari.”

Dia mengatakan, para pemainnya mengatakan kepadanya sebelum pertandingan bahwa mereka akan membuatnya berdansa dengan mereka jika mereka mencetak gol.

Kendati demikian, tidak semua orang terkesan. Ada saja orang yang menilai selebrasi tarian itu dalam perspektif berbeda.
Mantan kapten Manchester United Roy Keane mengecamnya karena menilai tarian itu tak menghormati lawan.

“Orang-orang mengatakan itu adalah budaya mereka. Tapi saya pikir itu benar-benar tidak menghormati lawan,” katanya sengit.

Tite bersusah payah menekankan bahwa bukan itu masalahnya.
“Tidak ada interpretasi selain kebahagiaan pada gol, kebahagiaan untuk tim, kebahagiaan untuk penampilan. Tidak ada rasa tidak hormat terhadap lawan atau terhadap (pelatih Korea Selatan) Paulo Bento yang sangat saya hormati."

Terlepas dari kontroversi tersebut, Samba memang pantas berpesta.

Laga baru masuk tujuh menit, mereka sudah unggul.

Bermula Raphinha yang merangsek di kanan dan mengirim umpan tarik yang disambut Vinicius Junior dengan sepakan ke pojok kanan atas gawang.

Tiga menit kemudian, Brasil mendapatkan penalti setelah Richarlison dilanggar. Neymar menjadi eksekutor, dan dengan flamboyan mengecoh kiper Korsel, Kim Seng-Gyu.

Menit ke-29, gol terindah pun tercipta.

Di luar kotak penalti, Richarlison memantulkan bola tiga kali di atas kepalanya, berputar kemudian mengumpan kepada Marquinhos.

Bola lantas digulirkan pendek kepada Thiago Silva di tepi kotak penalti, yang merespons dengan umpan terobosan ke arah Richarlison yang berlari kencang.

Dan sang striker menuntaskan dengan sempurna. Gol yang indah, diawali pergerakan indah, melibatkan dua bek tengah, dan ditutup dengan gaya yang indah. Jogo Bonito!

Lima menit berselang, gol yang indah kembali tercipta. Diawali umpan dari Richarlison kepada Neymar yang diteruskan ke Vinicius.

Vini lantas mengirim umpan tarik yang disambar oleh Lucas Paqueta.

Korsel yang kendati kalah, tapi tetap tampil gagah berani, kemudian mencetak gol hiburan dengan tendangan spektakuler Baek Seung-ho dari luar kotak penalti yang menutup laga dengan skor 4-1.

Pada perempatfinal Jumat (9/12) mendatang, Brasil akan menghadapi Kroasia yang mengalahkan Jepang lewat adu penalti setelah waktu normal laga berakhir 1-1. (Tribunnews/den)

Direct Points
- Jogo Bonito ala Brasil telah kembali
- Tite ikut selebrasi menari bersama skuat Samba
- Brasil makin favorit jadi juara

Brasil 4-1 Korea Selatan

Jogo Bonito --------------

1958, 1962, 1970
- Jogo Bonito yang berarti "permainan yang indah" dipopulerkan legenda Brasil Pele setelah mengantarkan Brasil juara Piala Dunia 1958, 1962, dan 1970.
- Frase "Jogo Bonito' disebut dalam autobiografi Pele, "My Life and the Beautiful Game" pada 1977

- 1994 & 2002
Brasil juara Piala Dunia kembali. Tapi dengan gaya permainan yang dinilai pragmatis, dan abaikan permainan indah

- 2022
Jogo Bonito bergaung kembali setelah Brasil menggulung Korsel 4-1 di babak 16 besar. Tapi perjalanan tim Samba masih jauh.

Statistik Pertandingan
Brasil Korea Selatan
4 Gol 1
53 persen Penguasaan bola 47%
18(9) Tendangan (akurat) 8 (6)
8 Pelanggaran 13
0 Kartu Kuning 1
0 Kartu Merah 0
0 Offside 5
5 Tendangan Sudut 4
5 Penyelamatan 5

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klasemen
Group A
Tim
P
1
Belanda
7
2
Senegal
6
3
Ecuador
4
4
Qatar
0
Group B
Tim
P
1
Inggris
7
2
Amerika serikat
5
3
Iran
3
4
Wales
1
Group C
Tim
P
1
Argentina
6
2
Poland
4
3
Mexico
4
4
Saudi Arabia
3
Group D
Tim
P
1
Prancis
6
2
Australia
6
3
Tunisia
4
4
Denmark
1
Group E
Tim
P
1
Jepang
6
2
Spanyol
4
3
Jerman
4
4
Costa Rica
3
Group F
Tim
P
1
Morocco
7
2
Croatia
5
3
Belgia
4
4
Canada
0
Group G
Tim
P
1
Brazil
6
2
Swiss
6
3
Cameroon
4
4
Serbia
1
Group H
Tim
P
1
Portugal
6
2
Korea Selatan
4
3
Uruguay
4
4
Ghana
3
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas