Pengamat LIPI: Kalau Memang Ada Buktinya, Masak Andi Arief Takut Pada Intimidasi
Andi Arief tidak usah takut ada upaya intimidasi apalagi mengarah kepada ancaman fisik terhadap dirinya
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego mendorong Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief segera mengungkap bukti kepada Bawaslu terkait kasus dugaan mahar politik sebesar Rp 500 Miliar dari cawapres Sandiaga Uno untuk PKS dan PAN.
Karenanya menurut Indria Samego, Andi Arief tidak usah takut ada upaya intimidasi apalagi mengarah kepada ancaman fisik terhadap dirinya.
"Kalau memang ada buktinya katakan. Masak takut pada intimidasi," ujar Indria Samego kepada Tribunnews.com, Jumat (24/8/2018).
Menurut Indria Samego, Bawaslu juga harus bergerak lebih aktif untuk menegakkan aturan terkait kasus dugaan mahar politi yang pertama kalinya diungkapkan Andi Arief dalam cuitannya di Twitter.
"Bawaslu juga sama. Tegakkan aturan," katanya.
Lebih lanjut ia meminta semua pihak termasuk Andi Arief menghormati proses hukum yang sedang berlangsung di Bawaslu untuk mengungkap kasus dugaan mahar politik Sandi untuk PAN dan PKS.
Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief mengaku mendengar isu adanya elit partai politik yang mencoba mengintimidasinya.
Hal ini mengingat Andi Arief akan membongkar dugaan mahar politik sebesar Rp 500 Miliar dari cawapres Sandiaga Uno untuk PKS dan PAN.
"Terhadap isu yang saya terima tadi malam bahwa salah satu ketua DPD partai politik di Jakarta yang mengorder etnis tertentu untuk mengintimidasi saya, tentu saya khawatir," kata Andi Arief dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/8/2018).
Kekhawatiran Andi lantaran ancaman tersebut mengarah kepada ancaman fisik.
"Sejak dulu saya paling takut menghadapi ancaman fisik ini karena itu lebih baik saya menghindar," ungkap Andi.
Guna meredam isu ancaman itu, Andi berencana mengirim utusan ke elite parpol tersebut untuk mengklarifikasi kebenaran isu intimidasi tersebut.
Bahkan, Andi berencana mempertimbangkan untuk meminta bantuan polisi.
"Akan saya kirim utusan untuk klarifikasi langsung ke Ketua DPD partai politik itu. Kalau sangat diperlukan saya akan meminta perlindungan pada kepolisian," kata Andi.
Andi juga mengaku tidak punya niatan buruk untuk menjegal pencawapresan Sandiaga Uno.
Untuk itu, dia berharap masalah dugaan mahar politik ini cepat selesai di Bawaslu.
"Saya tidak pernah berniat menggagalkan pencawapresan Sandi Uno, saya hanya berkeinginan untuk mencegah Pak Prabowo berbuat salah pada 8 Aguatus 2018 lalu atas informasi yang saya dengar langsung dari 3 pimpinan partai Demokrat," papar Andi Arief.(*)