Perhelatan Asian Games Sukses, Pengamat: Jokowi-Ma'ruf Memang Makin Populer tapi . . .
Pasangan petahana Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma'ruf Amin pasti mendapatkan keuntungan politik yang besar di balik suksesnya Asian Games 2018.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasangan petahana Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma'ruf Amin pasti mendapatkan keuntungan politik yang besar di balik suksesnya Asian Games 2018.
Paling tidak menurut Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, promosi dan nama baik pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin setelah suksesnya Asian Games.
Baca: Dikabarkan Putus, Hilda Vitria Kepergok Galau di Klub Malam, Lehernya Jadi Sorotan
"Jokowi dan Ma'ruf pasti akan mendapatkan keutungan, promosi dan nama baik gara-gara Asian Games. Semakin populer iya. Semakin baik, iya," ujar pendiri lembaga survei KedaiKOPI kepada Tribunnews.com, Senin (3/9/2018).
Pun ketika Jokowi memutuskan berada bersama pengungsi gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) saat penutupan Asian Games, Minggu (2/9/2018) malam juga kian mencitrakan nama baiknya di publik menuju Pilpres 2019.
Tapi, apakah bisa menambah elektabilitas untuk Pilpres 2019?
Hendri Satrio menilai belum tentu akan makin meningkatkan elektabilitas Jokowi menuju 2019.
Kenapa demikian?
Karena kata dia, jarak pemilu masih relatif lama.
Selain itu hingga saat ini dia menjelaskan, Jokowi masih belum berhasil untuk memperbaiki indikator utama masyarakat dalam memilih pemimpin, yaitu ekonomi.
Hingga kini, dia mencatat, ekonomi masih tidak terlalu baik. Bahkan sekarang pun nilai tukar rupiah atas dolar AS tidak begitu baik.
"Sehingga walaupun Asian Games memperoleh keberhasilan, walaupun banyak hal yang telah dilakukan Jokowi termasuk bonus bagi atlet, dan kebersamaan bersama para pengungsi itu tidak menjamin elektabilitas Jokowi akan semakin tinggi," jelasnya.
Dia menggaris bawahi, bahwa indikator utama eletabilitas adalah ekonomi untuk rakyat.
Sedangkan kesuksesan prestasi olahraga masih termasuk urutan berikutnya, menurut dia, bagi pemilih dalam menjatuhkan pilihan pemimpin yang dipilih.
Karena itu dia menyarankan agar Jokowi bisa memberikan solusi perbaikan masalah ekonomi dalam program-programnya dalam Pilpres 2019.
"Masyarakat akan menilai program Jokowi untuk memperbaiki kesulitan ekonomi saat ini," ujarnya.
"Jadi, perut rakyat masih menjadi indikator utama. Prestasi olahraga sangat disenangi tapi ini gimmick kosmetik politik," ucapnya lebih lanjut.
Sebelumnya banyak pihak menilai keuntungan politik terhadap Jokowi terjadi ketika peringkat Indonesia yang berada di posisi ke-4 dengan meraih 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu, memberikan sentimen positif. Indonesia hanya di bawah Korea (49 emas), Jepang (74 emas), dan Cina (132 emas).
Hal lain yang bakal berdampak pada peningkatan elektabilitas pasangan petahana adalah pemberian bonus kepada peraih medali pada Asian Games 2018, termasuk pelatih dan asisten pelatihnya.
Selain itu banyak pihak menilai kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 merupakan bagian dari kesuksesan pemerintahaan saat ini.
Euforia keberhasilan Asian Games turut membawa nama Jokowi ke mata dunia dan mampu meningkatkan elektabilitas masyarakat Indonesia.
Ditambah lagi saat penutupan Asian Games, Jokowi lebih memilih berada bersama para korban gempa lombok.
Analis politik Teguh Yuwono pun mengamini hal tersebut. Tatkala kata Teguh Yuwono di Semarang, Minggu (3/9/2018), Indonesia berada di posisi ke-4 dengan meraih 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu, atau di bawah Korea (49 emas), Jepang (74 emas), dan Cina (132 emas).
"Hal ini tentunya akan meningkatkan tingkat keterpilihan pasangan Jokowi dan Ma`ruf Amin pada Pemilu Presiden 2019," kata Teguh yang juga Ketua Program Magister Ilmu Politik FISIP Universitas Diponegoro Semarang.
Kendati penyelenggaraan pesta olahraga terbesar di Asia ini merupakan kewajiban negara, kata Teguh Yuwono, perolehan medali emas yang melebihi target sebanyak 16 keping ini merupakan prestasi bangsa Indonesia.
Berita sebelumnya, menjelang sehari penutupan Asian Games XVIII, Sabtu (1/9), sebanyak 14 emas di antara 31 emas yang diraih kontingen Indonesia berasal dari cabang olahraga pencak silat.
Bahkan, para pesilat Indonesia menyapu bersih enam emas nomor seni (tunggal, ganda, dan regu) putra/putri yang dipertandingkan di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
Sementara itu, orang nomor 1 di Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) adalah Prabowo Subianto yang notabene Bakal Calon Presiden RI.
Prabowo bersama pasangannya Bakal Calon Wapres RI Sandiaga Salahuddin Uno akan bersaing dengan pasangan Jokowi dan Ma`ruf Amin memperebutkan kursi presiden/wakil presiden pada tanggal 17 April 2019.
Hal lain yang bakal berdampak pada peningkatan elektabilitas pasangan calon petahana, lanjut Teguh Yuwuno yang juga alumnus Flinders University Australia, adalah pemberian bonus kepada peraih medali pada Asian Games 2018, termasuk pelatih dan asisten pelatihnya.
Seperti yang diberitakan, Pemerintah memberikan bonus bagi peraih peraih emas untuk atlet individu sebesar Rp1,5 miliar. Sedangkan untuk ganda masing-masing Rp1 miliar dan tim masing-masing Rp750 juta.(*)