Survei Y-Publica: Gerakan #2019GantiPresiden Makin Populer
Namun, dia mengungkap, masyarakat cenderung bersikap apatis menyikapi gerakan #2019GantiPresiden.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan tanda pagar (tagar) #2019GantiPresiden semakin populer di masyarakat. Sejak diperkenalkan pada April lalu, masyarakat mulai mengetahui gerakan itu.
Hal tersebut terungkap dari hasil survei Y-Publica yang dilakukan terhadap 1200 responden di 34 Provinsi di Indonesia pada 13-23 Agustus 2018.
"Survei terbaru gerakan sudah diketahui hampir 70 persen responden. Gerakan ini makin populer. Sejak muncul Maret-April, sampai hari ini gerakan terus terjadi," ujar Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono, Senin (3/9/2018).
Berdasarkan hasil survei, dia menjelaskan, masyarakat mengetahui gerakan ini cenderung naik, dari 50,3 persen di bulan Mei 2018 menjadi hampir 70 persen sekarang.
Dia melihat, masyarakat setuju gerakan ini hanya 23,8 persen. Jumlah responden yang tidak setuju gerakan meningkat dari 67,3 persen pada Mei 2018 menjadi 68,6 persen sekarang ini.
Menurut dia, gerakan ini masih berlanjut pasca deklarasi Capres-Cawapres, ada 75,6 persen responden yang menganggap bukan lagi ekspresi kebebasan berpendapat.
Namun, dia mengungkap, masyarakat cenderung bersikap apatis menyikapi gerakan #2019GantiPresiden.
"Sebanyak 28,3 persen responden yang tahu gerakan itu menganggap gerakan bermuatan politik. Ada 25 persen yang menganggap kampanye politik sebelum pemilu," kata dia.
Bahkan, ada 13,6 persen responden menganggap gerakan #2019GantiPresiden mengarah pada makar. Sebaliknya, hanya 8,4 persen yang menganggapnya gerakan protes.
Dia menambahkan, masyarakat bersikap kritis terhadap gerakan ini karena kerap membawa isu-isu sektarian dan terang-terangan ditunggangi elit politik tertentu.