Dahnil Anzar Ungkap Kekurangan Prabowo: Disuruh Pencitraan Susahnya Minta Ampun
"Salah satu orang pernah minta Pak Prabowo mengganti bajunya, tapi beliau tidak mau karena suka dengan baju (safari) yang biasa dikenakan,”
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Juru Bicara Koalisi Adil Makmur Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan satu kelemahan calon presiden yang didukungnya, Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam forum diskusi Merawat Demokrasi, Mengawal Konstitusi, Menyambut Transisi yang digelar Fraksi MPR RI Partai Gerindra di Hotel Santika, Depok, Jawa Barat, Jumat (5/10/2018).
Baca: Sutopo Bertemu Jokowi, #JokowiMeetSutopo dan #SemangatPakTopo jadi Trending Topic
"Saya mau sampaikan satu kekurangan Pak Prabowo di depan orang-orang Gerindra, saya sebagai koordinator juru bicara susah minta ampun minta Pak Prabowo untuk melakukan pencitraan, tetapi beliau tidak mau,” kata Dahnil diikuti tepuk tangan para peserta.
Dahnil mengungkapkan sejumlah upaya orang-orang di sekitar Prabowo untuk mempengaruhinya melakukan pencitraan.
Baca: Polisi Masih Buru Otak Peredaran Uang Palsu Senilai Rp 18 Miliar di Bogor
"Salah satu orang pernah minta Pak Prabowo mengganti bajunya, tapi beliau tidak mau karena suka dengan baju (safari) yang biasa dikenakan,” terang Dahnil.
"Coba ada yang minta Pak Prabowo naik motor atau naik sepeda, beliau pasti tidak mau, kecuali naik kuda karena beliau suka,” imbuhnya.
Baca: Hingga September 2018, PA Blitar Terima 120 Pengajuan Dispensasi Pernikahan Pasangan di Bawah Umur
Dahnil kemudian mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara demokrasi membutuhkan pemimpin yang otentik tanpa melakukan kamuflase.
"Demokrasi butuh yang otentik, bukan yang kamuflase untuk tutupi ketidakmampuan, aslinya tidak bisa pidato tapi bilang pidato tidak penting yang penting kerja,” pungkas Dahnil.