Relawan Pendukung Jokowi di Solo Kritisi Pidato "Tampang Boyolali" Prabowo
Relawan Nusantara Joko Widodo Dua Periode (RNJ2P), mengkritisi pidato Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto soal "Tampang Boyolali".
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNNEWS.COM - Diah Warih Anjari, Sekjen Relawan Nusantara Joko Widodo Dua Periode (RNJ2P), mengkritisi pidato Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto soal "Tampang Boyolali".
Pidato yang mengundang perkara hukum dan aksi protes warga itu dinilai sebagai bentuk kongkret dari politik rasis yang tidak perlu dilakukan seorang capres.
"Sebagai capres tidak seharusnya Pak Prabowo mengadopsi politik rasis, apalagi Indonesia berbeda dengan negara lain, kita punya keberagaman dan perbedaan yang harusnya dihormati," jelasnya kepada wartawan Selasa (6/11/2018) siang.
Meskipun begitu, ia tak menampik jika politik rasis di sejumlah negara terbukti sukses membuat capres menjadi presiden.
Misalnya, Donald Trump berhasil menjadi Presiden Amerika Serikat dengan kampanye rasis saat Pilpres 2016.
Ada juga Jair Bolsonaro yang baru saja memenangkan pemilihan umum Presiden Brasil pada 28 Oktober lalu.
Saat itu Jair selama kampanye sering mengeluarkan pernyataan rasis.
Ditegaskannya, ironis apabila politik rasis diterapkan di Indonesia yang berbeda dengan Amerika maupun Brasil.
Pasalnya, kata dia, Indonesia merupakan sebuah bangsa yang dibangun dengan darah dan keringat para pahlawan serta ulama.