Terkait Pernyataan Budek dan Buta, Wasekjen PDIP Bela Ma'ruf Amin
Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah membela cawapres KH Ma'ruf Amin terkait pengunaan kata budek dan tuli.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah membela cawapres KH Ma'ruf Amin terkait pengunaan kata budek dan tuli.
Basarah mengatakan diksi tersebut merupakan konsep untuk menggambarkan realitas politik yang terjadi di masyarakat.
"Itu sebenarnya konseptualisasi yang dipakai oleh Kiai Ma'ruf Amin ketika dia melihat realitas politik di lapangan di mana ada fakta-fakta di sebagian masyarakat kita yang di dalam menyampaikan pernyataan dan pendapatnya itu tidak memperhatikan fakta-fakta yang sebenernya terjadi," ujar Basarah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Wakil Ketua MPR RI itu pun memberikan contoh realitas politik yang tidak berdasarkan fakta.
"Misalkan propaganda masyarakat dalam keadaan hidup susah. Kita sudah menjelaskan dari data statistik yang kita punya berdasarkan sumber resmi, masyarakat Indonesia ekonominya masih berjalan fine-fine saja, masih normal-normal saja," jelasnya.
"Lalu ada yang mengatakan Indonesia akan bubar di 2030. Faktanya kita belum ada menemukan indikasi ini, ini udah kita jelaskan tapi lagi-lagi propaganda itu, black campaign itu terus dikampanyekan begitu," lanjut Basarah.
Baca: Fadli Zon: Diksi Budek, Sontoloyo, dan Genderuwo Satu Aliran
Dengan demikian, menurut Basarah hal itulah yang menjadi dasar Ma'ruf Amin menggunakan diksi budek dan tuli.
Lebih lanjut, kata Basarah, tidak ada motivasi dari Ma'ruf untuk tidak menghormati kaum difabel.
"Nah, Kiai Ma'ruf menganggap orang-orang semacam ini yang pikirannya yang telingatnya itu sudah ditulikan, matanya itu sudah dibutakan karena tidak melihat realita. Jadi saya secara pribadi tidak melihat ada motivasi dari Kiai Ma'ruf Amin bahwa tidak menghormati kaum difabel itu," tandasnya.
Sebelummya diberitakan, dalam peresmian rumah relawan Barisan Nusantara (Barnus), di Jalan Cempaka Putih Timur, Nomor 8, Jakarta Pusat, Sabtu (10/10), Ma'ruf menyebut Jokowi telah berhasil membuat daerah makin maju, sehingga hanya orang yang 'budek dan buta' yang tak menyadari prestasi itu.
"Orang yang sehat bisa lihat kelas prestasi yang ditorehkan, kecuali orang budek dan buta yang tak bisa melihat dan mendengar realitas kenyataan," kata Ma'ruf.