Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Pemindahan Markas Pemenangan Prabowo-Sandi ke Jateng Sekadar Shock Therapy

Sejumlah masalah yang dimaksud Karyono di antaranya yakni koordinasi dan mobilisasi tim dan persoalan teknis lainnya.

Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pengamat: Pemindahan Markas Pemenangan Prabowo-Sandi ke Jateng Sekadar Shock Therapy
Tribunnews.com/Reza Deni Saputra
Peneliti Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai, wacana pemindahan markas Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga ke Jawa Tengah (Jateng), hanya shock therapy belaka.

"Dari konteks strategi, ide tersebut positif tapi belum tentu efektif. Pasalnya, dari aspek manajemen organisasi, tentu bisa menimbulkan sejumlah masalah," kata Karyono saat dihubungi, Jumat (13/12/2018).

Sejumlah masalah yang dimaksud Karyono di antaranya yakni koordinasi dan mobilisasi tim dan persoalan teknis lainnya.

Di sisi lain, kata dia, rencana pemindahan markas ke Jateng justru dengan mudah terbaca oleh lawan.

"Dampaknya yakni membuat kubu lawan malah bersiap diri dan merapatkan barisan untuk membentengi serangan. Makanya, saya memaknai wacana tersebut sekadar shock therapy yakni memberikan efek kejut dan mengganggu psikologi lawan politik," ujarnya.

Menurut Karyono, secara umum dapat dilihat bahwa wacana pemindahan markas BPN adalah bagian dari strategi besar (grand strategy) kubu Prabowo-Sandiaga untuk menggempur basis pertahanan Jokowi-Ma'ruf Amin di Jateng yang notabene merupakan 'kandang banteng' dan masyarakat nahdliyin.

"Mungkin strategi pemindahan markas BPN tersebut bertujuan untuk menambah dukungan suara Prabowo-Sandi karena mereka menyadari elektabilitas pasangan capres nomor urut 02 tersebut masih sangat rendah di Jawa Tengah," kata dia.

Baca: Komisi I DPR: TNI Miliki Jiwa Korsa yang Tinggi

Berita Rekomendasi

Dia menilai, BPN Prabowo-Sandi ingin mempertipis persentase di Jawa Tengah dan juga di Jawa Timur.

"Padahal belum tentu juga. Karena berdasarkan sejumlah hasil survei terbaru, elektabilitas dua pasangan capres posisinya imbang," kata dia.

Sementara itu, dari konteks efektivitas, menurut Karyono jika terlalu konsentrasi di Jawa Tengah, justru akan menguras energi kubu Prabowo-Sandi.

"Jawa Tengah adalah basis pemilih ideologis nahdliyin dan nasionalis yang sangat loyal pada PDI Perjuangan, PKB dan juga Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Belum lagi ditambah dengan suara partai Golkar, Nasdem dan Hanura," katanya.

Menurutnya, tidak mudah memengaruhi pemilih loyal untuk migrasi ke kandidat lain, kelompok pemilih loyal yang berbasis ideologis tidak mudah pindah ke yang lain.

"Strategi yang efektif adalah mengamankan lebih dulu daerah yang menjadi basis pemilih (Prabowo-Sandi) terbesar, baru kemudian membidik pemilih mengambang (swing voters), dan terakhir baru menggempur basis lawan," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Sudirman Said mengungkapkan soal pemindahan markas perjuangan Prabowo-Sandiaga ketika meresmikan Posko Relawan Prabowo-Sandi di Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jateng, Sabtu (8/12/2018).

Sudirman menyampaikan, Jateng merupakan provinsi penting yang harus dimenangkan pasangan Prabowo-Sandi.

"Kemenangan di Jateng besar pengaruhnya secara nasional," kata Sudirman, yang juga Koordinator Relawan PADI Jateng.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas