Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Ma'ruf Amin Tak Menambah Suara Jokowi, Hanya Memperkuat

Karyono Wibowo menyebut, cawapres Ma'ruf Amin masih sulit memberikan tambahan elektabilitas kepada Jokowi.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Sanusi
zoom-in Pengamat: Ma'ruf Amin Tak Menambah Suara Jokowi, Hanya Memperkuat
Fransiskus Adhiyuda
Pengamat politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyebut, cawapres Ma'ruf Amin masih sulit memberikan tambahan elektabilitas kepada Jokowi.

Karyono bahkan mengatakan, Ma'ruf tak mampu mendongkrak suara di kalangan milenial. Sebabnya, publik masih melihat paslon dari aspek performa, terutama golongan dari milenial.

"Dari pemilih milenial itu kan sebagian besar kan melihat dari aspek 'performance', meski tidak semuanya dari mereka melihat dari aspek performa tetapi hampir semua melihat dari aspek 'performance'," kata Karyono Wibowo di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2018).

"Untung saja Pak Jokowi banyak disukai kaum milenial, kalau tidak bisa menurun cukup drastis," tambahnya.

Karyono juga mengatakan, Ma'ruf Amin juga tak bisa menaikkan kontribusi elektabilitas kepada Jokowi secara signifikan.

Hal itu, kata Karyono, pemilih Jokowi pada basis massa Islam yakni Nahdlatul Ulama ( NU) sudah kuat.

Sehingga, figur Ma'ruf tak menambah suara dan hanya cenderung memperkuat suara.

Berita Rekomendasi

"Jadi kalau berpasangan dengan Ma'ruf hanya meminimalisir isu-isu Islam yang diarahkan kepada Jokowi seperti kriminalisasi ulama, tidak pro Islam itu makin meredam meski saat ini masih ada. Fungsinya untuk menepis isu-isu SARA, kedua adalah menguatkanlah, mayoritas umat Islam pilih Jokowi," kata Karyono.

Meski begitu, dipilihnya Ma'ruf sebagai cawapres berhasil menjaga suara NU yang berada di basis partai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Jika saja Pak Jokowi tidak mengakomodir dari NU Ma'ruf Amin itu berisiko sangat besar karena apa? PKB dan PPP bisa keluar dari koalisi sehingga koalisi Jokowi tidak ada simbol partai Islam, sementara situasi dan kondisi jelas sekali gerakan politik identitas itu menguat," jelas Karyono.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas