BPN Kecam Oknum Polisi yang Diduga Rusak Buku Tamu Relawan Prabowo-Sandi di NTB
dalam video yang disertakan Lieus, tampak sejumlah polisi terlibat bersitegang dengan para relawan Prabowo-Sandi di NTB.
Penulis: Reza Deni
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Rumah Aspirasi Prabowo–Sandiaga, Lieus Sungkharisma, mengecam keras tindakan aparat Kepolisian Nusa Tenggaran Barat (NTB) yang mendatangi Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi NTB dan merobek buku tamu yang ada di meja resepsionis.
Seperti diketahui, dalam video yang disertakan Lieus, tampak sejumlah polisi terlibat bersitegang dengan para relawan Prabowo-Sandi di NTB.
“Saya juga meminta Kapolri menindak bawahannya tersebut. Sebab, bila dibiarkan dan tidak ditindak, tindakan aparat kepolisian NTB itu seolah-olah atas restu dari atasan,” kata Lieus saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (2/1/2019).
Lebih dari itu, dikatakan Lieus, apa yang terjadi di NTB itu memberi kesan kuat bahwa aparat kepolisian tidak bersikap netral dalam Pilpres 2019.
“Apakah hal yang sama juga mereka lakukan terhadap posko pemenangan atau kantor relawan Jokowi- Ma'ruf?” katanya.
Menurut Lieus, kedatangan sejumlah aparat Kepolisian ke Rumah Aspirasi Prabowo – Sandi yang terletak di depan Islamic Centre NTB pada Senin (31/12/2018) itu, telah menimbulkan ketakutan di kalangan relawan.
Baca: Liburan Bareng Keluarga Maia Estianty di Bali, Aalliyah Massaid Dijodohkan dengan Dul Jaelani
“Mereka datang katanya ingin bertamu. Tapi tanpa tujuan yang jelas dan tidak dibekali surat tugas. Anehnya kedatangan mereka tanpa lebih dulu mengkonfirmasi pada tuan rumah,” ujar Lieus.
Akibatnya, tambah Lieus, para relawan yang ingin berkunjung ke Rumah Aspirasi mengurungkan niatnya karena mengira sedang ada masalah.
“Teman-teman di sana jadi tidak nyaman,” kata Lieus lagi.
Lieus menyebut, apa yang dialami relawan Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi di NTB itu, semakin menguatkan dugaan banyak orang bahwa Polisi memang tidak netral dalam Pemilu dan Pilpres 2019.
“Setelah kasus kriminalisasi sejumlah ulama dan aksi damai 212 coba dihalang-halangi, peristiwa berbau intimidasi terhadap relawan Prabowo-Sandi NTB itu, menjadi indikasi kuat ketidaknetralan tersebut,” katanya.
Jadi, dikatakan Lieus, sangat beralasan kalau masyarakat khawatir Pilpres 2019 tidak akan berjalan Jurdil.
“Sebab, Polisi yang seharusnya bersikap netral dan melindungi semua rakyat, justru ikut bermain dan nyata-nyata menjadi pendukung salah satu pasangan Capres saja,” katanya.
Lieus pun meminta agar Polisi kembali pada fungsinya sebagai pengayom dan penjaga keamanan, bukan malah menjadi alat kekuasaan.
“Apa yang dialami kawan-kawan di NTB itu, jelas menunjukkan adanya upaya intimidasi. Tidak sepatutnya aparat kepolisian melakukan hal itu. Rumah Aspirasi NTB itu bukan sarang para penyamun,” pungkasnya.