Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Fadli Zon angkat bicara terkait kritikan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf mengenai pertemuan antara BPN dengan duta besar.

TKN menilai pertemuan tersebut tidak konsisten karena Prabowo identik dengan anti asing.

Menanggapi hal tersebut Fadli minta kubu Jokowi-Ma'ruf untuk sedikit cerdas. Dubes yang menggelar pertemuan dengan BPN Prabowo-Sandi merupakan dubes negara sahabat.

"Ya agak cerdas sedikit-lah ya. Kan ini perwakilan negara-negara sahabat yang datang meminta pertemuan. kok engga boleh? itukan lucu," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (21/1/2019).

Baca: Terkait Baasyir, Menkopolhukam: Presiden Tak Boleh Terburu-buru Buat Keputusan

Menurut Fadli pertemuan dengan dubes merupakan hal biasa. Ia juga sering menerima dubes hampir seminggu sekali. Sangat lucu dan aneh bila BPN bertemu dengan dubes lalu dipermasalahkan.

"ini biasa kok menerima duta besar, saya biasa menerima duta besar hampir seminggu sekali, ada. Masa kalau menerima duta besar jadi (dikaitkan) anti asing?" katanya.

Fadli mengatakan selain meluruskan sejumlah pernyataan Prabowo, pertemuan antara Dubes negara uni eropa dengan pihaknya juga membicarakan potensi kecurangan Pemilu 2019.

"Kita menyampaikan juga concern kita bahwa ada potensi kecurangan pemilu, belajar dari di masa lalu. itu misalnya persoalan DPT (daftar pemilih tetap), DPT ganda, DPT invalid, DPT yang manipulatif, kemudian IT kpu," ujarnya.

Adapun pertemuan antara Dubes dengan BPN Prabowo-Sandi digelar di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat pekan lalu, (18/1/2019). Para dubes diterima oleh Ketua BPN Djoko Santoso dan Direktur Media BPN, Prabowo-Sandi Hashim Djojohadikusumo