Fadli Zon Minta Buya Syafii Belajar Lagi Apresiasi Sastra Puisi
"Mungkin Buya tidak melihat secara utuh puisinya Neno Warisman," kata Fadli di Kawasan Kuningan, Jakarta, Minggu (3/3/2019).
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Fadli Zon menilai bahwa mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Ma'arif tidak melihat secara utuh puisi Munajat 212 Neno Warisman.
Pernyataan Fadli tersebut merespon kritikan Buya Syafii bahwa puisi Neno tersebut Biadab karena mebawa-bawa Tuhan ke dalam Pemilu.
"Mungkin Buya tidak melihat secara utuh puisinya Neno Warisman," kata Fadli di Kawasan Kuningan, Jakarta, Minggu (3/3/2019).
Bila menengarkan secara utuh puisi tersebut menurut Fadli maka Buaya akan mengetahui bahwa yang disampaikan Neno itu merupakan hal yang sangat baik.
Puisi yang disampaikanNeno tersebut sangat beradab.
"Tidak adanya kebiadaban. justru sangat beradab. Mungkin Buya perlu belajar lagi apresiasi sastra puisi,"pungkasnya.
Baca: Buya Syafii Maarif Sebut Puisi Neno Warisman Sadis dan Biadab
Sebelumnya, Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif turut berkomentar soal puisi Neno Warisman pada acara Munajat 212 yang disebut-sebut berbau politis.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri konferensi pers persiapan acara “Doa dan Ikrar Anak Bangsa untuk Indonesia” di Aula Panti Trisula Perwari di Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (28/2/2019).
Buya menyebut pembacaan puisi itu merupakan tindakan sadis dan biadab dengan menyeret Tuhan dalam percaturan politik.
Pria kelahiran Sumatera Barat itu mengatakan puisi tersebut dapat memicu perpecahan di antara masyarakat Indonesia.
“Jangan sampai kita bermusuhan karena Pemilu yang biasa saja, yang terjadi setiap lima tahun sekali, apalagi menggunakan puisi, itu sadis dan biadab,” ungkap Buya.
Buya mengatakan bahwa dirinya prihatin atas sikap politikus di Indonesia yang berpikiran pendek tanpa memikirkan nasib bangsa ke depan hanya untuk memenangkan kontestasi politik bernama Pemilu.
“Secara serentak politikus sekarang lebih mementingkan diri sendiri daripada nasib bangsa ke depan, masa tuhan dibawa Pemilu kan tidak benar,” keluhnya.
Saat dikonfirmasi usai acara Buya mengaku kecewa sekali dengan adanya puisi tersebut.
“Memang saya selalu katakan seperti itu,” pungkasnya.
Dicecar Pertanyaan Soal Doa Neno, Sandiaga Uno Bikin Najwa Shihab Diam
Dilansir dari TribunnewsBogor.com, Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno juga memberikan tanggapan soal doa Neno Warisman di Munajat 212 yang viral beberapa waktu lalu.
Bahkan, jawaban Sandiaga Uno itu membuat Najwa Shihab, yang menanyakan soal kasus itu terdiam sesaat.
Hal itu terlihat pada segmen awal tayangan Mata Najwa, yang diposting di YouTube Najwa Shihab, Kamis (28/2/2019).
Awalnya, Najwa Shihab meminta Sandiaga Uno untuk menangapi isu politik yang dibungkus dengan keagamaan.
Mulai dari banyaknya pertanyaan Prabowo Subianto akan shalat Jumat di mana minggu ini.
Menurut Sandiaga Uno, di kalangan masyarakat, dirinya tak pernah ditanya soal shalat Jumat tersebut.
"Di masyarakat tidak pernah ditanyakan, jangankan Pak Prabowo, saya saya tidak ditanyakan akan shalat Jumat di mana," jawabnya.
Sandiaga Uno kemudian menjabarkan, isu-isu tersebut biasanya hanya muncul di kalangan elite, tapi tidak ramai di masyarakat.
Setelah itu, Najwa Shihab juga menanyakan soal doa Neno Warisman di Munajat 212.
"Ketika Munajat 212 kemarin, bagaimana Anda melihat ketika ada satu kegiatan keagamaan yang kemudian dibungkus sedemikian rupa, sehingga menjadi politis?," tanya Najwa Shihab.
• Komentari Pidato Prabowo, Sandiaga Uno Tantang Buka-bukaan Soal Elit Politik Bagi-bagi Uang
• Prabowo Sebut Ada Elit Kehilangan Akal Sehat dan Niat Bagi-Bagi Uang, Sandiaga:Kita Buka-Bukaan Saja
Mendengar pertanyaan itu, Sandiaga Uno tampak enggan mengomentari.
"Ya menurut saya, saya tuh nggak layak berkomentar mengenai topik-topik keagamaan, karena pengetahuan keagamaan saya juga cukup minim," katanya berkilah.
Seolah tak puas dengan jawaban normatif Sandiaga Uno, Najwa Shihab pun mencecar dengan pertanyaan lain.
"Tapi ini topik politik sebetulnya, yang dibungkus ke agama," cecar Najwa Shihab.
"Apalagi politik, saya lebih minim lagi topik politik, kalau ekonomi, mengenai bisnis saya bisa jawab," katanya lagi.
Najwa Shihab pun tampak masih tidak menyerah dengan pertanyaannya.
"Tapi sekarang sudah terjun ke politik," katanya lagi.
Sandiaga Uno kemudian menjawab dengan normatif lagi soal tahun politik, yang kemudian langsung diserang pertanyaan lanjutan yang lebih spesifik oleh Najwa Shihab.
"Seperti ini misalnya Bang Sandi, seperti misalnya doa yang kemudian menjadi kontroversial, kita lihat doa yang ramai sekali dibicarakan," katanya sambil tersenyum dan memperlihatkan video Neno Warisman.
Melihat video itu, Sandiaga Uno pun tampak menghela napas sebelum dicecar lagi pertanyaan oleh Najwa Shihab.
"Bang Sandi, apakah Anda juga punya kekhawatiran yang sama dengan Neno Warisman, Wakil Ketua BPN yang mengkhawatirkan kalau Anda dan Pak Prabowo tidak menang, tidak ada yang menyembah Tuhan?," tanya Najwa Shihab.
Sandiaga Uno pun tampak terdiam sesaat sebelum menjawab pertanyaan tersebut.
"Mbak Neno tidak menyebut Prabowo-Sandi di situ?," jawabnya pada Najwa Shihab.
Najwa Shihab yang biasanya langsung mencecar dengan pertanyaan lain itu pun tampak terdiam, dan menunggu jawaban Sandiaga Uno yang lebih lengkap.
"Menurut saya, materi kami adalah materi ekonomi, Pak Prabowo sama tim selalu mengingatkan kita semua termasuk kepada para anggota dari BPN bahwa kita ingin diskursusnya ini tentang ekonomi," jabarnya.
"Jadi Anda menyayangkan doa itu," tanya Najwa Shihab lagi.
Namun, Sandiaga Uno tetap tak mau mengomentari soal video tersebut karena merasa dirinya tak layak.
Ia kemudian menjelaskan, menurutnya doa yang disampaikan Neno Warisman itu berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam.
"Kalau saya melihat tadi, secuplik yang disampaikan tadi, doa yang disampaikan oleh Neno Warisma dari lubuk hati yang paling dalam, adalah bagian daripada hubungannya dia dengan sang pencipta. Jadi sebuah doa itu adalah murni dari domain pengucap doa dan penerima doa yaitu Allah SWT," jelasnya.
Namun, ia membenarkan kalau doa itu berpotensi memicu konflik.
Kemudian, ia meminta semua pihak untuk bijak dalam menyampaikan doa.