Berkomitmen Sediakan Rumah Bagi Rakyat, Jokowi Bakal Bangun 5 Juta Rumah
Satu juta perumahan alhamdulillah tercapai dengan berbagai skema. Namun, dalam lima tahun yang akan datang lima juta rumah.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Arif Budimanta, menyatakan selama ini pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mampu merealisasikan target program satu juta rumah, atau tepatnya sebanyak 1.076.856 rumah.
Menurut Arif, target program tersebut bakal ditingkatkan, di mana tidak hanya perumahan rakyat yang dibangun melainkan seluruh program hunian bagi seluruh masyarakat.
"Satu juta perumahan alhamdulillah tercapai dengan berbagai skema. Namun, dalam lima tahun yang akan datang lima juta rumah. Tidak hanya rumah baru, tapi seluruh yang terkait program perumahan rakyat," ujarnya di Jakarta, Selasa (5/03/2019).
Arif melanjutkan, komitmen untuk menyediakan rumah bagi masyarakat, telah ditunjukkan oleh Joko Widodo. Program satu juta rumah yang dicanangkan Jokowi pada masa jabatannya sebagai presiden adalah bentuk nyata perhatian tersebut.
"Lima tahun yang akan datang, Pemerintah, Pak presiden meneruskan jalan perubahan Indonesia maju. Program satu juta rumah sudah tercapai bahkan lebih," ulas Arif.
Selain targetnya yang bertambah, dipastikannya, hunian perumahan bagi masyarakat yang dibangun oleh Joko Widodo nantinya tidak lagi jauh-jauh dari tempat kerja masyarakat itu sendiri. Melainkan akan benar-benar dibangun berdekatan dengan akses tempat kerja maupun industri.
"Lima tahun yang akan datang 5 juta rumah. Bukan hanya rumah baru tapi semua program yang berkaitan dengan perumahan rakyat. Juga akan dikembangkan perumahan yang dekat dengan tempat kerja. Kalau kita sediakan jauh dari tempat kerja, maka cost akan lebih besar," tandasnya.
Diketahui, berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) per Desember 2018, tercatat 1.076.856 rumah yang telah dibangun. Dari angka tersebut, 729.876 rumah merupakan rumah MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) dan 346.980 rumah non-MBR.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata menyampaikan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang paling konsisten dalam program sektor perumahan. Bahkan sejak era kepemimpinan Presiden Soeharto sekalipun pemerintahan Jokowi-JK lah yang paling konsisiten dalam menyediakan hunian kepada masyarakat.
"Pemerintahan sekarang dalam program perumahan termasuk yang paling konsisten. Saya melihat draftnya terus walaupun banyak kelemahannya," bebernya.
Salah satu bukti konsistennya program perumahan Jokowi-JK adalah banyaknya pengembang kecil khususnya di daerah yang mengalami pertumbuhan signfikan selama empat tahun ini. Dari sisi keanggotan pun saat ini pengembang yang masuk dalam REI tumbuh cukup signifikan yang menandakan produktifnya para developer.
"Teman-teman daerah hampir bertumbuh. Sekarang pertumbuhan industri kita sudah cukup baik," ucapnya.
Konsep pembangunan perumahan di era Jokowi-JK sendiri tidak hanya sebatas jumlah saja melainkan juga bisa menciptakan sentra-sentra ekonomi baru bagi masyarakat. Menurutnya hal ini sangat penting untuk mencegah penumpukan penduduk di satu kota saja.
Salah satu bentuk pembangunan sentra ekonomi baru adalah banyaknya dibangun infrastruktur dari mulai jalan tol, bandara, pelabuhan hingga transportasi yang berbasis rel.
Hal ini membuat masyarakat menjadi semakin dekat dengan tempat kerjanya dan tidak perlu lagi mencari rumah di pusat-pusat ekonomi yang sudah ada.
"Dan tentu saja bukan hanya dari sisi membangun rumahnya tapi harus memberikan kepada masyarakat kita untuk menciptakan sentra ekonomi baru. Pembangunan infrastruktur ini sangat baik karena bisa membangun sentra-sentra ekonomi baru," tandasnya.