GMI Siap Lawan Hoaks dan Fitnah yang Menyerang Jokowi-Ma'ruf Amin
GMI siap mengalahkan capres yang didukung kelompok atau pihak yang kerap menyebarkan hoaks dan fitnah untuk menjatuhkan Capres Jokowi-Maruf Amin.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Islam yang tergabung dalam Gema Muslim Indonesia (GMI) menyerukan siap mengalahkan capres yang didukung kelompok atau pihak yang kerap menyebarkan hoaks dan fitnah untuk menjatuhkan Capres paslon no urut 01, Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
Hal itu disampaikan Ketua GMI, Abdullah Kelrey dalam diskusi bertema 'Semakin Sumuk, Pemilu 2019 Bukan Perang Badar !' di Gedung Joeang 45 Menteng Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2019).
"Sudah cukup Presiden Jokowi difitnah, mulai dari tidak ada adzan, legalkan zina. Banyak juga yang tebar hoax. Semoga mereka ini kualat. GMI akan all out kalahkan Capres yang didukung kelompok yang tukang fitnah tersebut," ungkap Abdullah Kelrey.
Abdullah Kelrey juga mengajak masyarakat untuk mendukung Pemilu damai tanpa hoaks, ujaran kebencian dan SARA serta ikut menjaga keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila dan UU 45.
"Kami juga mengecam pihak yang sudah melakukan ancaman kepada Jokowi. Seruan people power Amien Rais tidak patut dicontoh," katanya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Majelis Dzikir RI 1 Habib Salim Jindan Baharun menyayangkan sikap Amien Rais mengancam bakal menggerakkan rakyat (people power) apabila Prabowo-Sandi kalah di Pilpres 2019.
Bahkan, ia menilai hal tersebut bak tindakan premanisme. Ia juga menyebut, mantan Ketua Partai Amanat tersebut terkesan hendak melawan takdir dengan memakasakan kehendaknya.
"Ini kalau dipandang dengan kacamata kita, ini suatu gaya yang di mana gaya-gaya premanisme. Kenapa bisa dikatakan gaya premanisme karena seolah-olah apa yang tidak tercapai atau tidak mengikuti maunya maka melakukan hal itu," kata Habib Salim.
Baca: Kisah Tiga Mahasiswa Indonesia Lolos dari Maut Setelah Berlindung di Rumah Penduduk Sekitar Masjid
"Kita harus melawannya dengan dakwah yang baik," tambah Habib Salim.
Sementara, Pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI), Jerry Massie menyatakan ancam mengancam sejatinya bukan gaya berpolitik Bangsa Indonesia.
Pasalnya rakyat Indonesia sangat menjujung tinggi peradaban. Untuk itu, ia berharap tidak ada yang menghalalkan segala cara guna memuluskan kepentingan elektoral.
"Ancam mengancam itu sudah banyak terjadi. Hari ini kita harus berfikir yang etis, untuk bangsa Indonesia. Tokoh yang ada seperti Agus Salim itu justru mereka ingin membangun. Jangan semua agama kita pakai untuk kepentingan elektoral," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Forum Silaturahim Keraton Nusantara, Pangeran Kanjeng Norman mengatakan saat ini banyak fitnah dan berita hoaks yang menyudutkan capres petahana Jokowi.
Hal itu diduga karena banyaknya pihak yang sakit hati akibat kebijakan Jokowi yang lebih pro kepada rakyat bukan golongan tertentu.
Untuk itu, ia menyakini ajakan Amien Rais tak bakal diikuti oleh rakyat lantaran rakyat sudah cerdas.
"Mereka berkedok agama. Ini sudah jelas ada hoaks nya, katanya kalau Jokowi menang adzan tidak ada. Iya ini sangat mengkhawatirkan sekali. Hal ini bisa terjadi karena barisan sakit hati gabung kesana semua," tandasnya.