Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akademisi: Agak Sulit Mengatakan Hanya Jokowi yang Dirugikan Bila Angka Golput Tinggi

Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Leo Agustino menilai tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai tingginya angka golput.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Akademisi: Agak Sulit Mengatakan Hanya Jokowi yang Dirugikan Bila Angka Golput Tinggi
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Pasangan Capres-Cawapres 01 Joko Widodo dan Maaruf Amien, serta Capres-Cawapres 02 Praowo Subianto dan Sandiaga Uno, berfoto bersama Ketua KPU Arief Budiman saat akan dimulainya Debat Perdana Capres dan Cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Leo Agustino menilai tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai tingginya angka golput dalam Pilpres 2019.

Apalagi dikatakan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin paling dirugikan jika angka golput tinggi.

Menurutnya, baik pasangan Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandiaga memiliki pemilih loyal.

"Saya pikir, para pemilih kedua pasangan sama-sama memiliki strong voters sehingga agak sulit mengatakan hanya Jokowi yang dirugikan," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Selasa (19/3/2019).

Baca: Hajrianto Jadi Dubes Lebanon, Rizal Mallarangeng Ditunjuk Jadi Korbid Galsus DPP Golkar

Karena itu, kata dia, tugas partai politik, penyelenggara Pemilu, dan akademisi serta tokoh masyarakat wajib mengajak para pemilih, terutama pemilih pemula untuk berpartisipasi dalam Pemilu tahun ini.

"Agar suara Golput tidak tinggi maka tugas partai politik, penyelenggara pemilihan, dan juga akademisi serta tokoh masyarakat mengajak para pemilih berpartisipasi dalam Pemilu tahun ini," katanya.

Berita Rekomendasi

LSI Denny JA, merilis Survei yang dilakukan 18-25 Februari 2019 terhadap 1.200 responden menunjukkan golput bisa membawa kerugian bagi kedua kubu yang sedanbg berkompetisi.

Baca: Erwin Aksa Dukung Prabowo-Sandi, BPN Sebut Perkuat Paslon hingga Diberhentikan DPP Golkar

Elektabilitas pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin meskipun unggul 27,8 persen atas pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga, nyatanya masih belum aman.

Sebab, jika berkaca dari angka golput di 2014 mencapai 30,42 persen.

Pasangan nomor urut 01 juga terbilang paling banyak dirugikan jika angka golput tinggi.

Salah satunya pada segmen pemilih minoritas.

Baca: Jusuf Kalla Sebut Penghapusan Ujian Nasional Berbahaya Bagi Kualitas Pendidikan Nasional

Jokowi-Ma'ruf sudah unggul 68,7 persen, yakni 80,3 persen berbanding 11,6 persen milik Prabowo-Sandi.

Namun, jika banyak terjadi golput maka pemilih Jokowi akan berkurang.

"Alasan golput di pemilih minoritas yaitu karena libur panjang. Tanggal 19 April itu hari libur nasional, peringatan wafatnya Isa Almasih," ujar Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman dalan rilis 'Siapa Dirugikan Golput: Jokowi atau Prabowo?' di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (19/3/2019).

Alasan lain, terjadinya golput di segemen minoritas yaitu pemilih merasa tidak aman. Sehingga banyak berpindah lokasi mencoblos ke luar negeri.

Di segmen wong cilik, Jokowi juga akan dirugikan jika terjadi golput.

Alasannya Jokowi mendapat dukungan 63,7 persen berbanding 27,4 persen milik Prabowo.

Indikasi terjadinya golput di segmen ini karena pemilih tidak terinformasi dengan baik terkait pelaksanaan pemilu. Selain itu, pemilih yang memilih bekerja di hari pencoblosan.

Adapula masalah administrasi yang membuat pemilih gagal menyalurkan suara.

"Jokowi-Ma'ruf juga dirugikan oleh golput di pemilih milenial. Margin kemenangan mereka di segmen ini besar 22,0 presiden," jelas Ikrama.

Di segmen pemilih emak-emak, Jokowi-Ma'ruf juga akan rugi jika terjadi golput.

Sebab, sejauh ini Jokowi-Ma'ruf memperoleh dukungan 61,0 persen, sedangkan Prabowo-Sandi hanya 30,0 persen.

Sementara, Prabowo-Sandi akan dirugikan jika terjadi golput di segmen pemilih terpelajar.

Hal itu dilihat dari ceruk keunggulan sebesar 45,4 persen, berbanding 36,1 persen milik Jokowi.

Diketahui, data didapat dari survei yang digelar 18-25 Februari 2019. Sebanyak 1.200 responden yang dipilih dengan multistage random sampling.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas