Putri Ayuningtyas Bocorkan Rahasia Sukses Memimpin Debat Cawapres 2019, Ini Rahasianya
Putri Ayuningtyas dan Alfito Deannova dan sukses menjadi moderator debat Cawapres pada Pilpres 2019 yang berlangsung Minggu (17/3/2019)
Penulis: Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putri Ayuningtyas dan Alfito Deannova dan sukses menjadi moderator debat Cawapres pada Pilpres 2019 yang berlangsung Minggu (17/3/2019) lalu.
Pada debat tersebut menghadirkan Cawapres dari 01 yakni KH Maruf Amin dan Cawapres dari 02 yakni Sandiaga Uno
Siapa sosok Putri Ayuningtyas? Putri Ayuningtyas adalah pembawa acara berita Indonesia. Ia menjadi anchor dalam program berita Headline News.
Putri mengawali kariernya di MetroTV pada tahun 2008.
Selama setahun ia hanya menjadi Reporter. Pada tahun 2009, Putri baru menjadi News Anchor di MetroTV.
Pada 2015, ia pindah ke CNN Indonesia bersama rekannya Desi Anwar, Eva Julianti Yunizar, Frida Lidwina, Prabu Revolusi (sebelumnya dari RTV) dan Indra Maulana.
Baca: Peneliti LSI: Maruf Amin Banyak Beri Kejutan Saat Debat
Saat ini ia membawakan program CNN Indonesia Live dan CNN Indonesia News Report.
Kepada Tribunnews.com, Putri menuturkan kisahnya saat menjadi moderator debat Cawapres yang ditonton secara langsung oleh jutaan pasang mata warga Indonesia.
Saya mengetahui nama saya diusulkan menjadi moderator debat cawapres yang diadakan Transmedia, sekitar akhir Februari.
Saat itu saya diinfokan bahwa nama saya masih dipertimbangkan oleh kedua kubu.
Tidak ada hal khusus yang saya lakukan, saya masih memandu acara seperti biasa, masih mengkritisi kedua kubu, masih mencecar kedua kubu secara onair, seperti yang biasa saya lakukan.
Begitupun setelah pengumuman oleh KPU.
Persiapan yang paling awal saya lakukan adalah afirmasi diri.
Baca: Yenny Wahid Apresiasi Maruf Amin di Debat Cawapres 2019: Banyak yang Remehkan, Tapi Justru Memukau
Bagaimanapun, moderator adalah wasit. Kami terikat aturan khusus baik dari tv penyelenggara dan juga dari KPU.
Ruang untuk intervensi tidak ada. Kami terikat waktu yang juga disiarkan secara on air.
Saya terus menerus berbicara kepada diri sendiri bahwa ini amanah dari negara & harus berlaku adil.
Berikutnya, tentu menyamakan visi dengan partner moderator saya Alfito. Bang Fito adalah senior saya di CNN Indonesia, sehingga saya merasa nyaman dipasangkan dengan Bang Fito.
Kebetulan kami juga memiliki pandangan yang sama, bahwa dalam acara debat, moderator hanya pelengkap, sehingga kami juga menempatkan diri sesuai porsi bahwa bukan kami bintangnya, melainkan adalah kedua kandidat.
30 menit sebelum on air, saya dan Alfito masih berlatih pernyataan pembuka kami.
Baca: Soroti Debat Cawapres, CSIS: Masih Banyak Akar Masalah yang Belum Terungkap
Tim kami mempersiapkan panduan, tapi kami sedikit mengubahnya, disesuaikan dengan gaya kami, tanpa mengubah makna.
Kegugupan tentu saja ada, karena saya manusia biasa, bukan robot. Apalagi melihat exposure masyarakat terhadap teman-teman moderator debat yang lalu.
Kuncinya ada di kalimat pembuka kami “Selamat Malam”, yang harus diucapkan bersamaan.
Kami berlatih beberapa kali untuk ini.
Kadang saya kecepetan, kadang Bang Fito kelambatan, kadang suara saya terlalu tinggi, atau sebaliknya.
Setelah kami sukses mengucapkan itu bersamaan, selanjutnya sangat mengalir.
Di atas panggung, saya dan Alfito Deannova menjadi diri kami sendiri.
Baca: Sandiaga Diduga Bawa Gadget ke Atas Panggung Debat, Ini Kata KPU
Kami sepakat energi yang tenang, tidak kaku, tidak tegang, agar kedua kandidat juga nyaman, begitu pula dengan para pendukung.
Alhamduliah semua berjalan baik.
Yang terpenting bagi saya, debat kemarin bisa mengeksplorasi gagasan kedua cawapres.
Karena debat ini sejatinya untuk para penonton di rumah yang mungkin sampai sekarang belum menentukan pilihan, bukan hanya untuk mereka yang hadir di Hotel Sultan.