TKN Jokowi-Maruf Minta KPU Permudah Syarat Bagi Masyarakat yang Hendak Pindah Tempat Memilih
Aria Bima minta agar KPU RI sebagai lembaga penyelenggara Pemilu terus menggenjot sosialisasi dalam upaya menekan angka golput.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Aria Bima minta agar KPU RI sebagai lembaga penyelenggara Pemilu terus menggenjot sosialisasi dalam upaya menekan angka golput.
Berkaca dari pesta demokrasi tahun 2014, angka golput mencapai 30,42 persen.
Satu cara untuk menekan angka golput dengan mempermudah kepengurusan syarat administrasi bagi pemilih yang hendak pindah TPS.
Baca: Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Tergeletak di Depan Ruko di Pagelaran Pringsewu
Menurut Aria Bima syarat kepengurusan saat ini masih terbilang rumit dan berbelit-belit.
"Rakyat tidak ngerti, sosialisasi mengenai pindah tempat pencoblosan ini masih terlalu rumit dan tidak memberi ruang. Keinginan kami bagaimana setiap hak itu bisa dipake oleh yang bersangkutan, dimudahkan," kata Aria Bima di KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2019).
Hal itu menjadi satu faktor tingginya angka golput, disamping masyarakat yang belum mendapat informasi soal tata cara pindah memilih.
Baca: Prabowo-Sandi Buka Kemungkinan Legalkan Cantrang Untuk Tangkap Ikan Bila Terpilih dalam Pilpres 2019
Untuk itu, Anggota DPR RI Fraksi PDI-P ini meminta kepada lembaga penyelenggara Pemilu, dalam hal ini KPU RI agar memudahkan segala proses pindah tempat memilih bagi pemilih.
Menurutnya, hak konstitusional warga negara harus terlindungi secara maksimal.
"Bisa berdampak golput karena pengurusannya yang terlalu berbelit-belit. Karena bagaimana pun setiap hak warga negara harus dilindungi secara maksimal," katanya.
Baca: BPN Akui Program Sandiaga Uno Sama dengan Kartu Pra Kerja Maruf Amin, Adian Napitupulu Terbahak
Diberitakan sebelumnya, dalam hasil survei LSI Denny JA, keunggulan Jokowi-Ma'ruf terhadap paslon Prabowo-Sandi masih tidak aman dikarenakan adanya angka golongan putih (golput) yang cukup besar.
Menurut survei, pihak yang paling rugi bila golput tinggi adalah paslon Jokowi-Ma'ruf.
Setidaknya paslon 01 akan dirugikan dalam tiga segmen pemilih yaitu minoritas, wong cilik dan milenial.