TKN Sebut Jokowi-Ma'ruf Amin Pegang Kendali Pasca-debat
Juru Bicara TKN Garda Maharsi menjelaskan survei turun atau naiknya elektoral adalah dinamikanya politik.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin berpendapat survei Litbang Kompas adalah survei yang dilakukan pada periode tertentu.
Dengan kata lain, menipisnya perolehan elektoral Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandi yang hanya berjarak 11,8% tidak mewakili perolehan suara menjelang detik-detik pencoblosan atau saat Pilpres dan Pileg pada 17 April 2019 nanti.
Juru Bicara TKN Garda Maharsi menjelaskan survei turun atau naiknya elektoral adalah dinamikanya politik.
“Tentu saja kami dari tim kampanye Nasional sangat menghargai. Tapi masih ada masa berkampanye dari pertemuan terbatas dan pertemuan terbuka pada 24 Maret nanti yang bisa jadi menentukan dan kondisi pasca debat ketiga,” kata Garda Maharsi dalam diskusi publik di Gado-Gado Boplo, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2019).
Baca: PDIP Sebut Hasil Survey Litbang Kompas Sebagai Hal Menggembirakan Sekaligus Tantangan Bagi Kader
Garda menjelaskan tentang waktu survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas yang memiliki margin of error +-2,2 persen memang layak dipercaya.
Namun yang harus digarisbawahi survei tersebut dilakukan pada 22 Februari-5 Maret 2019 atau sebelum debat ketiga dimulai.
“Saya rasa rentang waktu juga menentukan. Litbang Kompas periode tertentu. Di luar akademis wilayah politik elektoral dilakukan belum ada debat ketiga,” ujar Garda.
Menurut caleg di Dapil Lampung tersebut performa KH. Ma’ruf Amin cukup memikat pada debat ketiga.
Mulai dari gaya diplomasi maupun program yang dirancang ala Jokowi-Ma’ruf Amin dianggap cukup mempengaruhi para undecided voter. Termasuk para generasi millenial tahap awal atau pemilih pemula.
“Kan ada ten year challenge, Dudi (Dunia Usaha dan Dunia Industri), membangun badan riset teknologi. Jadi justru Ma’ruf Amin yang pegang kendali,” ujarnya.