Jokowi-Ma'ruf Amin Unggul Telak di Pemilih Minoritas, Prabowo Unggul di Pemilih Muhammadiyah-FPI
Peneliti LSI, Ardian Sopa menuturkan untuk kategori pemilih Islam, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat 55-61,4 persen.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari segmen agama, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul di pemilih muslim dan unggul telak di pemilih minoritas.
Hal ini yang tercermin dalam hasil Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dirilis Selasa (2/4/2019) di Kantor LSI, Jl Pemuda, Jakarta Timur.
Peneliti LSI, Ardian Sopa menuturkan untuk kategori pemilih Islam, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat 55-61,4 persen. Pasangan Prabowo-Sandiaga mendapat suara 38,6 persen.
Kategori kaum minoritas, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin menang telak dengan 74,5-80,9 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga mendapat 19,1-25,5 persen.
Baca: Pembangunan Interchange Tol Gedebage Berdampak pada Pembangunan Kota Bandung
"Jokowi-Ma'ruf Amin unggul di segmen pemilih muslim dan unggul telak di pemilih minoritas," singkat Ardian Sopa.
Diketahui survei ini dilakukan pada 18-26 Maret 2019 dengan menggunakan 1200 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling.
Baca: Umuh Muchtar Beri Kode soal Pemain Asing Asia Persib Bandung, Bukan Seperti Kabar yang Berkembang
Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of orror survei ini adalah 2,8persen.
Selain survei, LSI juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media dan indepth interview untuk memperkaya analisa survei.
Suara Muhammadiyah
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengungkap jika pemilih Muslim dipilah lagi ke dalam asosiasi atau kedekatan mereka terhadap organisasi keagamaan.
Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul di pemilih yang merasa dekat dengan NU dan pemilih yang merasa tidak menjadi bagian dari organisasi manapun.
Di pemilih yang merasa bagian dari NU, Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat persentase 62,4-68,8 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga mendapat 31,2-37,6 persen.
Sementara pemilih muslim yang merasa bagian dari Muhammadiyah, PA 212, FPI, dan ormas islam lainnya cenderung diungguli oleh pasangan Prabowo-Sandiaga.
Baca: Balques Manisang dan Tomy Ristanto Terpilih Jadi Moderator Debat Pamungkas
"Kategori muhammadiyah, Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat 42,3-48,7 persen. Pasangan Prabowo-Sandiaga lebih unggul dengan 51,3-57,7 persen," ujar Penelisi LSI, Ardian Sopa saat merilis hasil survei di Kantor LSI, Jl Pemuda, Jakarta Timur, Selasa (2/4/2019).
Kategori FPI, pasangan Prabowo-Sandiaga unggul dengan 52,4-58,8 persen, sedangkan Jokowi-Ma'ruf Amin 41,2-47,6 persen.
Baca: Umuh Muchtar Beri Kode soal Pemain Asing Asia Persib Bandung, Bukan Seperti Kabar yang Berkembang
PA 212, Prabowo-Sandiaga mendapat suara 80,1-86,5 persen, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin hanya 13,5-19,9 persen.
Ormas islam lainnya, Prabowo-Sandiaga kembali unggul dengan 60,4-66,8 persen, Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat 33,2-39,6 persen.
Sedangkan kategori yang tidak merasa bagian dari Ormas Islam manapun, Jokowi-Ma'ruf Amin mendapat 54,3-60,7 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga 39,3-45,7 persen.
"Mayoritas pemilih Muhammadiyah, FPI dan PA 212 ke Prabowo-Sandi, kita tahu imam besar FPI sudah terang-terangan dukung Prabowo," tambah Ardian Sopa.
Diketahui survei ini dilakukan pada 18-26 Maret 2019 dengan menggunakan 1200 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling.
Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of orror survei ini adalah 2,8persen.
Selain survei, LSI juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media dan indepth interview untuk memperkaya analisa survei.
Jokowi Unggul
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terbaru di Maret 2019 terkait elektabilitas pasangan capres dan cawapres.
Hasilnya dari survei pada 1200 responden dengan metode multistage random sampling, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin tetap menggungguli pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Elektabilitas Maret 2019, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 56,8 persen-63,2 persen. Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 36,8 persen-43,2 persen. Pilpres 2019 mendekati garis finis, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul telak dibandingkan dengan pasangan Prabowo - Sandiaga Uno," ucap Penelisi LSI, Ardian Sopa saat merilis hasil survei di Kantor LSI, Jl Pemuda, Jakarta Timur, Selasa (2/4/2019).
Ardian Sopa menuturkan tampilan angka elektabilitas masing-masing capres dibuat dalam bentuk range elektabilitas, karena LSI telah memperhitungkan angka elektabilitas masing-masing capres dengan margin of error survei dan asumsi golput yang terjadi secara proporsional.
"Kalkulasi ini dilakukan karena pilpres tinggal 16 hari lagi. Diperlukan proyeksi elektabilitas dengan mempertimbangkan angka margin of error survei dan asumsi golput," ungkap Ardian Sopa.
Baca: Bravo 5 Minta Penegak Hukum Usut Penghadangan Maruf Amin di Pamekasan
Diketahui survei ini dibiayai sendiri oleh LSI Denny JA. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling.
Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error survei adalah 2,8 persen.
Selain survei, LSI juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media dan indepth interview untuk memperkaya analisa survei.
Dirugikan
Lembaga penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, menunjukkan, pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno paling dirugikan, jika kalangan terpelajar banyak yang tak menggunakan hak suara (golput) dalam pemilihan presiden 2019.
"Jika golput banyak terjadi di pemilih kalangan terpelajar, Prabowo-Sandi paling dirugikan," kata Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman dalan rilis 'Siapa Dirugikan Golput: Jokowi atau Prabowo?' di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (19/3/2019).
Ikram menyebut, di kalangan terpelajar, Prabowo-Sandi memiliki keunggulan suara dengan selisih 9,3 persen di atas pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Baca: Bak Kembaran, Deretan Potret Ini Jadi Bukti Kemiripan Patricia Gouw dan Ayu Dewi
Sementara, dari hasil survei yang dilakukan 18-25 Februari 2019 terhadap 1.200 responden menunjukkan ada dua alasan yang bisa menyebabkan kalangan terpelajar menjadi golput.
Pertama, disebabkan karena terjadi apatisme politik di masyarakat.
Kedua, karena kalangan terpelajar menunjukkan sikap protes terhadap politik.
"Ini sifatnya ideologis. Kalangan terpelajar merasa pemilu tidak mampu merubah kondisi," kata Ikram.
Diketahui, data didapat dari survei yang digelar 18-25 Februari 2019.
Sebanyak 1.200 responden yang dipilih dengan multistage random sampling.
Metode pengumpulan data dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei ini 2,9 persen