Alwi Shihab: Presiden Irak Cerita, Negaranya Hancur karena Masuknya Kelompok Garis Keras
Alwi menyampaikan hal itu pada acara Silaturahmi Iriana Joko Widodo dengan Srikandi Nusantara Bersatu di Hotel Discovery Ancol
Penulis: Gita Irawan
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Indonesia yang pernah menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat antara 21 Oktober 2004 hingga 7 Desember 2005 dan Menteri Luar Negeri Indonesia pada tahun 1999 sampai 2001, Alwi Shihab, mengungkapkan ceritanya ketika bertemu dengan Presiden Irak Barham Saleh di Baghdad, Irak pada 24 sampai 27 Maret 2019.
Alwi mengungkapkan, Barham memintanya menyampaikan pesan kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo agar tetap menjaga kerukunan di Indonesia.
Alwi menyampaikan hal itu pada acara Silaturahmi Iriana Joko Widodo dengan Srikandi Nusantara Bersatu di Hotel Discovery Ancol, Jakarta Utara, Minggu (7/4/2019).
"Beliau (Presiden Irak) berpesan, tolong sampaikan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia. Jaga kerukunan di Indonesia, jaga agar Indonesia tetap menjadi model hubungan harmonis semua kelomopok," kata Alwi.
Ia melanjutkan, menurut Barham, negeri Irak mengalami kehancuran karena lengah dengan adanya kelompok garis keras yakni ISIS dan Hizbut Tahrir yang menyusup ke negaranya.
"Kita di Irak, kata beliau, mengalami kehancuran karena kita lengah dengan adanya garis keras yang menyusup ke negeri kita," kata Alwi.
Alwi juga mengatakan, Barham mengungkapkan padanya, kelompok garis keras tersebut kemudian melakukan pembunuhan, dan pengusiran kepada rakyat di negaranya.
"Delapan tahun kita mengalami hal yang tidak dapat dibayangkan oleh semua orang. Mereka masuk, mereka membunuh, mereka mengusir, dan kita baru bisa mengusir mereka setelah delapan tahun dengan bantuan teman-teman negara lain," kata Alwi.
Baca: Prabowo Subianto: Ini Adalah Rapat Akbar Politik Terbesar dalam Sejarah Republik Indonesia
Alwi mengungkapkan alasannya mengapa dirinya menceritakan hal tersebut.
"Kenapa saya bawa cerita ini. Kita sekarang ada di persimpangan jalan. Kita mau Indonesia kuat? Kita mau Indonesia tetap rukun? Jaga dari hal-hal yang bisa membawa kerusakan. Yaitu kelompok-kelompok garis keras untuk menguasai Indonesia. Siap?" kata Alwi yang dijawab sorak sorai dan tepuk tangan hadirin.
Ia juga mengungkapkan, sebenarnya kelompok garis keras yang ia maksud selalu memulai usaha untuk menguasai negara dengan menurunkan kepala negaranya.
"Sebenarnya kelompok garis keras ini selalu memulai dengan berusaha menurunkan kepala negara. Itu yang terjadi di Mesir, Irak, dan Syria. Kita tidak mau mengalami kehancuran seperti yang dialami di Mesir, Syria, Afghanistan. Kita mau tetap Indonesia berideologi Pancasila," kata Alwi.
Untuk itu, ia berharap Jokowi dapat menang dalam Pilpres 2019 untuk menjaga dan memantapkan kerukunan umat beragama dan semua golongan yang ada di Indonesia.
"Semoga apa yang sudah dilakukan Bapak Jokowi bisa diteruskan dengan dua periode dengan memantapkan kerukunan antar umat beragama dan semua golongan yang ada di negara ini," kata Alwi.