Banyak Pelibatan Anak-Anak Dalam Kampanye Terbuka, Tapi Tak Ada Unsur Eksploitasi
"Hasil pengawasan di lapangan memang yang paling dominan ditemukan kampanye rapat umum itu pelibatan anak-anak," kata Anggota Bawaslu RI Ratna Dewi
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI menyebut dalam pelaksanaan kampanye terbuka, masalah terbanyak ditemui di lapangan adalah keterlibatan anak-anak.
"Hasil pengawasan di lapangan memang yang paling dominan ditemukan kampanye rapat umum itu pelibatan anak-anak," kata Anggota Bawaslu RI Ratna Dewi Pettalolo kepada wartawan, Senin (8/4/2019).
Sebab sesuai pasal 280 huruf k, UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, ada frasa "tidak boleh melibatkan warga negara Indonesia yang tak memiliki hak pilih". Bawaslu menafsirkan frasa tersebut termasuk di dalamnya pelarangan keterlibatan anak-anak.
Soal pemantauan pelibatan anak dalam kampanye terbuka, Bawaslu telah menjalin kerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Namun, terhadap temuan di lapangan, Bawaslu dan KPAI tidak mendapati adanya unsur eksploitasi.
Baca: Ketua PWNU Jatim Ajak Nahdliyin Dukung Jokowi, Gus Irfan: Itu Menyedihkan. . .
Baca: Mendaki Gunung Arjuno Lalu Hilang Jejaknya Selama 6 Bulan, Faiqus Ditemukan Tinggal Tulang-Belulang
Katanya, alasan para peserta kampanye membawa anak karena tidak ada yang menjaga buah hati mereka bila ditinggalkan di rumah sendirian.
Bawaslu juga tak temukan indikasi pelibatan anak-anak punya pengaruh langsung pada keuntungan bagi salah satu peserta Pemilu.
Baca: Prabowo Ucapkan Ndasmu tentang Klaim Ekonomi Tumbuh 5 Persen, Luhut: Kok Kasar Begitu
"Kalaupun mereka membawa anak, itu tidak melakukan yang mengarah bahwa mereka menjadi salah satu mengeksploitasi untuk memberi keuntungan kepada peserta Pemilu, tidak kami temukan unsur itu," ujar Ratna.
Temuan itu hanya dijadikan catatan pengamatan oleh Bawaslu RI. Mereka mengimbau kepada para peserta kampanye supaya tetap menjaga buah hatinya jauh dari tindak kekerasan.
"Misalnya ada eksploitasi untuk kepentingan peserta Pemilu, itu yang tidak ditemukan. Jadi lebih kepada anak jangan sampai mendapatkan kekerasan," pungkasnya.