Eksponen Muda Muhammadiyah Optimis Milenial Muhammadiyah Pilih Jokowi
Pernyataan milenial Muhammadyah dukung Jokowi bukanlah mengada-ada dan bukan isapan jempol belaka.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan milenial Muhammadyah dukung Jokowi bukanlah mengada-ada dan bukan isapan jempol belaka.
Hal itu terbukti setelah ribuan Eksponen Muda Muhammadiyah organisasi Islam moderat terbesar di dunia ini mendeklarasikan bersama perwakilan 18 provinsi di Indonesia mendukung pemenangan bagi capres cawapres Joko Widodo - Ma'ruf Amin di Solo, Jawa Tengah (30/3/2019) lalu.
Ditambah lagi sebelumnya, ribuan relawan Rumah Indonesia Berkemajuan Jawa Tengah menggelar deklarasi bertema “Millenial Jawa Tengah Pilih Jokowi” berlangsung di Hotel Quest Semarang, Sabtu (16/3/2019).
Sementara dari Banyumas, ribuan anak muda Muhammadyah mengikuti Apel Siaga Relawan Banyumas Bersatu untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.
Baca: Skuat Terlalu Gemuk, Pelatih Persib Bandung Beberkan soal Pemain yang Dicoret
Tak hanya Jawa Tengah, Eksponen muda Muhammadiyah di sejumlah propinsi sebelumnya telah mendeklarasikan hal sama di Riau, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan daerah lainnya.
Ditambah lagi dengan deklarasi relawan aktivis Muhammadiyah lainnya seperti Jaringan Pengusaha Muda Muhammadiyah (JPMU), Jaringan Matahari, Merah Hati, dan Jaringan Intelektual Berkemajuan (JIB).
Hal itu diperkuat diperkuat dengan hasil Survei Indodata yang dilakukan sore ini di Gren Alia, Cikini, Jakarta Pusat (8/4/2019). Menurut Indodata pemilih milenial Muhammadiyah total mendukung pasangan calon Jokowi-Maruf Amin
Buktinya, dukungan mereka lebih besar dari dukungan pemilih milenial Nahdlatul Ulama (NU).
Hal itu tercermin dari hasil survei Indodata yang dilakukan 24 Maret 2019 hingga 7 April 2019. Jumlah responden 1200 orang dan margin error 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam survei tersebut, pemilih milenial Muhammadiyah dengan rentang usia 17-22 tahun sebanyak 62,50 persen mendukung pasangan Jokowi-Maruf, hanya 31,30 persen yang mendukung Prabowo-Sandi.
Baca: 5 Rekomendasi Menu Makanan di Kota Balikpapan yang Nikmat Disantap saat Cuaca Lagi Hujan
Bandingkan dengan pemilih milenial NU sebanyak 28,90 persen mendukung pasangan Jokowi-Maruf dan sebanyak 71,10 persen menjatuhkan pilihannya ke Prabowo-Sandi.
"Untuk massa NU yang mendukung pasangan Jokowi-Maruf Amin didominasi umur 23 tahun ke atas," ujar Direktif Eksekutif Indodata , Danis Wahidin dalam rilis survei di Gren Alia, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019).
Danis mengatakan, banyaknya kaum milenial yang memilih Jokowi karena mereka puas dengan kinerja pemerintah saat ini.
"Tingkat kepuasan kinerja pemerintahan Jokowi-JK mencapai 66,0 persen," ungkap Danis.
Tingkat kepuasan, kata Danis dirasakan hampir pada semua bidang pemerintahan. Kepuasan tertinggi dirasakan pada sektor ekonomi dengan 86.5%, Bidang pendidikan 85.0%, Bidang kesehatan 84,8%, Bidang keamanan dan hukum sebesar 83.7%.".
Danis melanjutkan, dukungan besar kaum milenial sejalan dengan elektabilitas Jokowi-Maruf Amin yang masih di atas Prabowo-Sandi.
Survei Indodata menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54.8%, Prabowo-Sandi 32.5% dan yang tidak menjawab sebanyak 12.7%.
"Jika dihitung tanpa pemilih undicide voter, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf diprediksi 62.8% dan Prabowo-Sandi 37.2%," ungkapnya.
Danis menuturkan, dalam hasil survei yang dilakukan oleh Indodata juga menunjukkan jumlah masyarakat yang mengaku sebagai NU, Muhammadiyah dan lainnya meningkat 5% sampai 20%.
Keadaan ini memperlihatkan bahwa politik identitas islam berdampak pada asosiasi organisasi keagaaman muslim Indonesia.
"Pemilih muslim memiliki karakter inklusif karena mayoritas aktif pada organisasi lainnya selain organisasi keagamaan. Pemilih muslim Indonesia juga bersifat terbuka dengan mendukung demokrasi di Indonesia," ungkap Danis.
Ketika diminta keterangan soal ini, menurut Dr. Abdullah Sumrahadi, Koordinator Jaringan Intelektual Berkemajuan (JIB), visi kebangsaan dan keagamaan yang dimiliki Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin, di mata kalangan millenial Muhammadiyah, lebih sesuai bagi Indonesia, karena komitmen teguh mereka pada Pancasila, nilai-nilai agama yang moderat, serta budaya masyarakat Indonesia sejak lama, tak terkecuali orang Muhammadiyah.
“Warga Milenial Muhammadiyah merasa terpanggil untuk memberikan suara mereka. Sebab Muhammadiyah sendiri merupakan organisasi keagamaan yang moderat, komitmen pada kemajuan ilmu dan pembangunan masyarakat” ungkapnya.
Mencegah Radikalisme
Apa yang menggembirakan dari fenomena dukungan kalangan muda muhammadyah pada pasangan capres cawapres 01 ini adalah munculnya generasi baru Muhammadiyah yang melek politik.
Kalau pada fase-fase di belakang, partisipasi Muhammadyah pada proses politik umumnya didominasi tokoh-tokoh tua melalui sikap pribadi, kali ini justru berbeda.
Menurut Abdullah Sumrahadi, generasi baru ini lebih percaya diri tampil sebagai wakil organisasi, walaupun untuk itu kadang mereka dikritik oleh sebagian kecil tokoh-tokoh tua yang memiliki posisi politik berseberangan dengan sikap dan pandangan mereka.
Namun katanya pula, orientasi generasi baru ini pada dasarnya memperkuat posisi ideologis Muhammadiyah, baik sebagai organisasi dengan pandangan moderat maupun sebagai warga negara yang partisipatif, berkemajuan, dan memperkuat nilai-nilai Muhammadyah dalam keterlibatan dengan proses sosial politik.
“Bukan berarti kalangan millenial ini ingin membawa Muhammadiyah terjun langsung ke politik praktis. Yang terjadi katanya adalah suatu penegasan, melalui generasi baru ini, Muhammadiyah ingin memperkuat peran kebangsaannya untuk ambil bagian langsung mencegah pemaksaan kehendak, politisasi akidah, radikalisme agama dan ambiguitas sosial yang terjadi sebagai dampak politik global ke dalam politik Indonesia,” pungkasnya.