Hasil Survei Puskaptis: Prabowo-Sandi Berpeluang Besar Ungguli Jokowi - Maruf pada 17 April 2019
Survei Puskaptis: Prabowo-Sandi berpeluang menang. Elektabilitas Prabowo Sandi 47,59 Persen Ungguli Jokowi - Maruf 45,37 Persen
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Puskaptis merilis hasil survei yang menyatakan elektabilitas Capres - Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno unggul tipis dari pasangan Jokowi - Maruf Amin.
Prabowo Sandi meraih 47,59 persen sementara dari Jokowi - Maruf Amin 45,37 persen.
Survei Puskaptis (Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis) itu dilakukan pada 26 Maret - 2 April 2019.
Puskaptis menyatakan survei dilakukan secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia.
Adapun jumlah responden sebanyak 2.100 yang berusia 17 tahun atau di atasnya dan telah menikah.
Responden survei tersebar baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Survei dilakukan dengan Metode Multistage Random Sampling dan margin error kurang lebih 2,4 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Penyebab Keunggulan Prabowo
Ia mengatakan berbagai alasan publik terkait unggulnya elektabilitas Prabowo - Sandiaga Uno dari Jokowi - Maruf Amin publik di antaranya menginginkan perubahan dan presiden baru.
"Sosok keduanya dipandang mampu memperbaiki kondisi ekonomi saat ini serta memiliki karakter tegas dan berwibawa," katanya.
Meski demikian, dari hasil survei yang sama menunjukan bahwa 50 persen masyarakat puas terhadap citra kepemimpinan Jokowi.
"Perbedaan tingkat elektabilitas yang ketat ini dapat disimpulkan kedua pasangan punya peluang yang sama dalam memenangkan pertarungan. Namun dengan dengan keunggulan 2,14 persen, Prabowo-Sandiaga, berpeluang besar menangkan pertarungan di 17 April 2019," ucap Husin.
Prabowo Unggul di Jakarta
Puskaptis menyatakan, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga menguasai perolehan suara di lima provinsi di Pulau Jawa.
Direktur Eksekutif Puskaptis, Husin Yasid, menerangkan, lima provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, DIY, serta Jawa Timur.
DKI Jakarta, keunggulan pasangan nomor urut 02 berada di angka 57,55 persen, sedangkan Jokowi - Maaruf 41,27 persen.
Lalu Jawa Barat, Prabowo-Sandi memperoleh suara sebesar 56,58 persen dan pasangan pertahana 38,33 persen.
Wilayah Banten, Prabowo-Sandi 56,43 persen dan Jokowi-Maaruf 38,12 persen.
Diperkuat pula di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pasangan berjargon Adil dan Makmur ini dengan perolehan 53,55 persen, sedangkan Jokowi-Maaruf 43,84 persen.
Kemudian, menang di basis NU yakni Jawa Timur, Prabowo-Sandi unggul tipis 51,23 persen dari Jokowi - Maaruf yang mendapat suara sebesar 47,19 persen.
"Sosok Prabowo-Sandiaga ini dipandang mampu memperbaiki kondisi ekonomi saat ini serta memiliki karakter tegas dan berwibawa," kata Husin.
Pulau Jawa merupakan pulau dengan pemilih terbesar sekitar 58,14 persen atau 107.982.593 pemilih.
Baca: Respons Maruf Amin Sikapi Hasil Survei Puskaptis yang Menyatakan Prabowo-Sandiaga Unggul
Berubah Dibanding Januari 2019
Sebelumnya, pada Januari 2019, Puskaptis juga merilis hasil survei elektabilitas para kandidat Pilpres 2019.
Dalam survei tersebut pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul dengan perolehan 45,90 persen suara.
Sementara Prabowo-Sandi memperoleh 41,80 persen suara, dan yang belum menentukan pilihan sebanyak 12,30 persen suara.
Atau dengan kata lain selisih elektabilitas keduanya tinggal 4,1 persen.
Direktur Eksekutif Puskaptis, Husin Yazid mengatakan, banyak latar belakang yang membuat responden kemudian memilih Prabowo-Sandi.
"Di antaranya menginginkan perubahan dan presiden baru, sosok Prabowo-Sandi dipandang mampu memperbaiki kondisi ekonomi saat ini serta memiliki karakter tegas dan berwibawa," katanya dalam siaran persnya, Selasa, (29/1/2019).
Sementara itu, mereka yang memilih Jokowi karena menganggap calon petahana tersebut mampu melanjutkan pembangunan, merakyat, dan berpengalaman.
"Selisih antara keduanya yang sangat tipis, sebagai petahana karena tingkat kepuasan publik terhadap kinerja kebijakan ekonomi rendah," katanya.
Dalam survei tersebut diketahui, terdapat 46,61 persen yang menginginkan Jokowi jadi presiden lagi.
Angkat tersebut menurutnya bukan angka yang aman bagi calon, apalagi untuk petahana.
"Perbedaan tingkat elektabilitas di bawah 10 persen dapat disimpulkan belum unggul secara signifikan dari calon pasangan nomor 2, mengingat waktu masih tersisa tiga bulan kedepan."
"Artinya masih terbuka peluang dalam meraih simpati publik dalam mengejar ketertinggalan bagi pasangan Prabowo-Sandi," kata dia.
Survei Puskaptis dilakukan pada 8 sampai 14 Januari 2019.
Survei dilakukan secara proporsional di 34 provinsi yang punya hak pilih dalam Pilpres 17 April 2019.
Yaitu mereka yang telah berusia 17 tahun atau sudah menikah dan terdaftar di KPU sebagai pemilih ketika survei dilakukan.
Survei menggunakan metode random di tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa, kampung/RW/RT, dengan penyebaran wilayah di 50 persen perkotaan dan 50 persen pedesaan.
Jumlah sample responden yang di ambil sebanyak 2.100.
Penentuan responden dilakukan secara random sistematis, dengan margin error + 2,4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Penarikan sampel dilakukan dengan Metode multistage Random Sampling
Sekadar diketahui, Puskaptis merupakan satu dari tiga lembaga survei yang memenangkan Prabowo-Hatta Rajasa lewat perhitungan cepat Pemilu 2014, lima tahun lalu.
Selain Puskaptis, tiga lembaga survei lain yang mendapatkan hasil kemenangan bagi Prabowo-Hatta adalah Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan Suara Indonesia.
Dalam hitung cepat versi Puskaptis, Prabowo-Hatta unggul dengan 52,05 persen, sedangkan Jokowi-Jusuf Kalla 47,95. (Tribunnews.com/Rina Ayu/Muhammad Zulfikar)