Ketua PWNU Jatim Ajak Nahdliyin Dukung Jokowi, Gus Irfan: Itu Menyedihkan. . .
"Biyen ora usum salawatan, saiki usum salawatan. Lha ngene kok enek wong NU ora dukung, berarti wong NU goblok," kata Marzuki Mustamar.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandi, KH Irfan Yusuf Hasyim (Gis Irfan) angkat bicara mengenai pernyataan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar yang mengajak warga NU memilih Jokowi-Ma'ruf, dan menyebut warga NU Goblok bila tidak pilih Jokowi.
Menurut cucu pendiri NU, KH Hasyim Asyari itu, sangat menyedihkan apabila ada kiai berbicara seperti itu.
"Pertama saya kurang yakin beliau ngomong gitu, karena kalau kiai engga mungkin berbicara seperti itu, tapi kalau bicara seperti itu menyedihkan buat saya," ujar Gus Irfan saat dihubungi, Senin, (8/4/2019).
Menurut pengasuh ponok pesantren Al Faroos Tebuireng, Jombang, Jawa Timur ini, tidak bisa kita menyebut seseorang goblok karena perbedaan pilihan politik.
Gus irfan menyebutkan, cukup banyak dosen dan profesor yang menjadi murid Ketua PWNU Jatim yang sebenarnya juga tidak mendukung Jokowi-Ma'ruf. Lantas menurutnya apakah dosen serta profesor tersebut juga goblok.
"Saya mendapat info, banyak dosen-dosen pak Mustamar, yang profesor-profesor yang tidak ke 01, masa dosen dibilang goblok juga," katanya.
Baca: Maruf Amin Tanya ke Prabowo: Yang Dikuasai Asing Apa?
Menurut Gus Irfan, sebagai seorang ulama dan pengurus Nahdatlul Ulama, seharusnya Marzuki Mustamar tidak berbicara seperti itu.
Sayangkan Muncul Ucapan 'Goblok'
Pernyataan tersebut menurut Gus Irfan menunjukkan posisi Marzuki Mustamar tidak lebih dari seorang juru kampanye. Selain itu, lanjut Gus Irfan, juga tidak elok seorang pengurus Nahdlatul Ulama mengajak warga yang menjadi konstituennya memilih salah satu pasangan calon di Pilpres.
"Seharusnya tidak bicara seperti itu (bicara goblok), itu tidak benar. Kalau mau jadi jurkam, jangan bawa-bawa NU, keluar dari pengurus NU dan jadi jurkam," tegasnya.
Baca: Gus Irfan Tentang Bendera NU yang Dibawa Sandiaga, Disuruh Pegang Saja, Ributnya Setengah Mati
Sebelumnya, seperti dilansir Tribun Madura, nahdliyin se-Kota Blitar menggelar doa bersama dan deklarasi dukungan pemenangan untuk pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Minggu (7/4/2019).
Acara itu digelar di halaman parkir Pusat Pariwisata dan Perdagangan (PIPP), Kota Blitar. Acara deklarasi itu juga dihadiri Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki Mustamar.
Baca: Prabowo Sindir Klaim Pemerintahan Jokowi, Kemiskinan Sudah Turun, Turun dari Kakek ke Cucu. . .
KH Marzuki Mustamar, dalam orasinya mengajak para nahdliyin untuk memenangkan pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
Marzuki mengatakan, Jokowi merupakan kader asli PDIP. Marzuki juga mengatakan, Jokowi merupakan seorang nasionalis yang tidak mungkin akan mengkhianati Pancasila dan UUD 1945.
Marzuki juga menyebutkan, selama menjadi Presiden, Jokowi juga yang menghadirkan acara rutin khataman Alquran.
Jokowi juga yang membiasakan acara salawatan di Isra Miraj.
Baca: Prabowo Ucapkan Ndasmu tentang Klaim Ekonomi Tumbuh 5 Persen, Luhut: Kok Kasar Begitu
"Biyen ora usum salawatan, saiki usum salawatan. Lha ngene kok enek wong NU ora dukung, berarti wong NU goblok," kata Marzuki Mustamar.
Gus Irfan menambahkan, di masa Jokowi menjadi presiden, NU mendapat jatah tujuh menteri.
Kalau periode ini Jokowi jadi Presiden lagi, NU tetap mendapat jatah tujuh menteri ditambah satu menteri lagi.
Itu, menurutnya, juga masih ditambah wakil presidennya juga dari NU. "Jokowi-Amin menang, negara aman, Pancasila aman, UUD aman," kata dia.