Respons Surat SBY, Ma'ruf Amin Anggap Kubu Prabowo-Sandiaga Tidak Solid
Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin menilai kubu Prabowo-Sandiaga tidak solid dengan adanya surat dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin menilai kubu Prabowo-Sandiaga tidak solid.
Ketidaksolidan dilihat Maruf Amin dengan adanya surat yang ditulis Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelum kampanye akbar Prabowo Subianto di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (8/4/2019).
"Ya berarti ada koreksi. Itu internal mereka. Artinya mereka tidak solid dalam mengemas acara yang mestinya acara nasional seperti apa," ujar Maruf Amin di Istora Senayan, Jakarta, Senin (8/4/2019).
Baca: KPK Tegaskan Tidak Ada Toleransi Bagi Korupsi Meskipun Hanya 1 Dolar
Maruf Amin mengatakan seharusnya ada kesepakatan dari tim internal kubu Prabowo-Sandiaga, sebelum melaksanakan kampanye akbar, sehingga SBY tidak perlu mengeluarkan surat tersebut.
"Kan harusnya berdasarkan kesepakatan. Kalau sampai ada protes kan berarti ada ketidaksepahaman," tutur Maruf Amin.
Baca: BPN Klaim Berdasarkan Hasil Survei Internal Elektabilitas Prabowo-Sandiaga 62 Persen
Sebelumnya, SBY sempat mengungkapkan kekhawatiran kampanye tersebut akan berlangsung eksklusif.
SBY berkirim surat kepada sejumlah elite Demokrat untuk mengingatkan Prabowo agar kampanye berlangsung terbuka.
Baca: 15 April 2019 Tanggal Keramat Iwan Fals Tentukan Pilihan Jokowi atau Prabowo, Begini Faktanya
Tak dijadikan bahan adu domba
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Panjaitan meminta semua pihak agar tidak menggunakan surat dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai bahan adu domba partai berlambang mercy itu dengan Koalisi Adil Makmur pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sebelumnya sejumlah pihak menyatakan surat SBY yang menduga ada unsur tidak lazim dan tidak inklusif dalam kampanye akbar Prabowo-Sandi sebagai bentuk ketidakpuasan presiden Indonesia keenam itu terhadap acara tersebut.
Baca: BPN Yakin Prabowo-Sandiaga Akan Menang Telak di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat
“Saya katakan kepada semua pihak agar tidak menggunakan isu ini untuk adu domba dan untuk kepentingan sesaat, apalagi yang disampaikan Pak SBY adalah mengenai pengalamannya menjadi presiden Indonesia selama 10 tahun agar Indonesia tak terpecah dan siklus lima tahunan Pilpres tetap berjalan baik,” ungkap Hinca ditemui di DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019).
Hinca menjelaskan bahwa melalui surat itu SBY ingin mengatakan bahwa jika nanti terpilih sebagai Presiden Indonesia 2019-2024 maka Prabowo harus menjadi presiden bagi semua masyarakat Indonesia.
Baca: Politisi Demokrat Jelaskan AHY Tak Datang di Kampanye Akbar Prabowo
Dan menurut Hinca surat itu sudah disampaikan langsung kepada Prabowo sebelum acara berlangsung.
“Pak SBY mengingatkan bahwa jika nanti terpilih sebagai presiden maka Pak Prabowo perlu inklusif dan menjadi presiden bagi semuanya, Pak SBY ingin Pak Prabowo memanfaatkan momentum kampanye akbar agar menjadi presiden bagi semuanya,” ucap Hinca.
Hinca menegaskan bahwa pesan tersebut adalah bentuk dukungan SBY agar Prabowo sukses menjalankan kampanye sebagai capres dan sukses melenggang sebagai Presiden Indonesia 2019-2024.
“Pesan itu disampaikan Pak SBY dengan niat agar Pemilu berjalan baik tanpa interprestasi lain,” pungkas Hinca.