Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

TKN Menilai Pidato Kebangsaan di Surabaya Memperlihatkan Prabowo tidak Siap dengan Solusi

Ace Hasan Syadzily menilai pidato kebangsaan Prabowo Subianto involutif, mengulang-ngulang apa yang sudah pernah disampaikan.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
zoom-in TKN Menilai Pidato Kebangsaan di Surabaya Memperlihatkan Prabowo tidak Siap dengan Solusi
HANDOUT
Kemeriahan kampanye akbar terbuka Prabowo Subianto yang dihadiri ribuan massa dari warga Solo, Jawa Tengah, dan sekitarnya di Stadion Sriwedari, Solo, Rabu (10/4/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menilai pidato kebangsaan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto involutif, mengulang-ngulang apa yang sudah pernah disampaikan dan miskin gagasan baru.

Kepada Tribunnews.com, Sabtu (13/4/2019), Ace Hasan Syadzily mengatakan, pidato kebangsaan Prabowo Subianto mulai soal kebocoran anggaran, ketimpangan, masalah iklim dan juga soal krisis pangan, air serta energi.

Hal ini menurut anggota DPR RI ini, sudah berulang kali disampaikan oleh Prabowo.

Tapi anehnya ketika bicara solusi, Prabowo menyerahkan kepada ahli yang akan dibentuknya.

"Ini memperlihatkan Prabowo tidak siap dengan solusi. Padahal, rakyat menunggu tawaran solusi dari Prabowo. Sehingga rakyat bisa membandingkan apa solusi Prabowo dengan apa yang telah dibuktikan oleh Pak Jokowi," tegas politikus Golkar ini kepada Tribunnews.com.

Karena tidak siap dengan solusi maka kata Ace Hasan Syadzily, Prabowo hanya bermain di jargon-jargon dan retorika misalnya janji pertumbuhan ekonomi dua digit, swasembada air, pangan dan energi.

Baca: Dipecat Sebagai Ketua Partai Gerindra Lutra, Bupati Indah Putri: Nah Permainan Baru Dimulai Sayang

BERITA TERKAIT

"Siapapun bisa bikin janji. Yang ditunggu oleh rakyat adalah bagaimana caranya. Prabowo sama sekali tidak menawarkan konsep apa yang akan dia gunakan untuk bikin ekonomi naik dua digit. Emangnya seperti main sulap," kritik wakil ketua komisi VIII DPR RI ini.

Prabowo juga kata Ace Hasan Syadzily, tidak paham detail. Karenanya, dia menyerahkan kepada orang-orang yang disebutkan sebagai calon menterinya.

Padahal di antara merekapun dia menilai, tidak berada dalam satu konsep.

"Misalnya kita tahu antara Rizal Ramli dengan Sudirman Said punya paham yang berbeda secara mendasar. Bahkan mereka pernah ribut secara terbuka di publik," ujarnya.

"Ini artinya, menyerahkan ke calon menteri justru memperlihatkan kempemimpinan yang lemah dan tidak paham mengelola pemerintahan. Jadi sekali lagi Prabowo menampilkan sisi lemahnya ke publik," tegasnya.

Sebelumnya Prabowo membeberkan sejumlah masalah yang jadi pekerjaan rumah untuk pemerintahan selanjutnya.

Pernyataan ini disampaikan dalam Pidato Kebangsaan di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019).

Di antaranya terkait mengalirnya kekayaan Indonesia ke luar negeri.

Menurutnya, kekayaan Indonesia tidak tinggal di dalam negeri, maka pemerintah yang akan datang harus bisa menghentikan ini.

Dia kembali menyinggung pernyataan KPK bahwa penerimaan negara seharusnya Rp 4.000 Triliun. Namun yang masuk hanya Rp 2.000 triliun.

"Dari Rp 2.000 triliun, bocor lagi 40 persen. Berarti yang sampai ke rakyat hanya 1/3 kurang. Ini masalah, 2/3 bocor. Ini tantangan utama kita dan harus bisa hentikan kebocoran ini," katanya.

Selain itu, terjadi ketimpangan kekayaan dan ketidakadilan. Prabowo menyebut, segelintir orang menguasai sebagian kekayaan Indonesia.

"Kalau kekayaan Indonesia dibagi 10 orang, maka 1 orang terkaya memiliki 75 persen kekayaan negara. Orang termiskin, dia hanya punya utang. kondisi tidak adil dan harus kita atasi," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas